Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mengusulkan bantuan stimulus untuk 5.082 petani yang mengalami gagal panen tanaman padi atau puso akibat banjir pada tahun 2023 kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Hasil koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kudus, diperoleh data sebanyak 5.082 petani yang lahan tanaman padi seluas 2.839,76 hektare mengalami puso akibat banjir tahun lalu," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus Mundir di Kudus, Minggu.
Setelah tahapan administrasi selesai, kata dia, selanjutnya dilakukan penetapan surat keputusan atas nama-nama petani yang diusulkan mendapatkan bantuan stimulus gagal panen akibat banjir di Kudus pada tahun 2023.
Tahapan berikutnya, yakni memintakan rekomendasi Gubernur Jateng yang difasilitasi BPBD Provinsi Jateng.
Nantinya, kata dia, setiap hektare lahan padi yang puso akan mendapatkan bantuan sekitar Rp8 juta.
Usulan bantuan stimulus gagal panen tersebut merupakan tahap kedua, karena tahap pertama sudah diserahkan kepada petani di pendopo kabupaten pada Agustus 2024.
Sejumlah petani yang menerima bantuan juga disesuaikan luas areal lahannya.
Misal, Abdul Jamil, salah satu petani asal Desa Banget mengakui menerima bantuan stimulus sebesar Rp3,36 juta karena tanaman padi miliknya yang puso hanya di lahan seluas 0,5 hektare.
Ketika tanaman padinya terdampak banjir pada bulan Januari 2023, maka hasil panennya bisa mencapai 3,5 ton dengan estimasi penjualan berkisar Rp15 juta.
"Hasil koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kudus, diperoleh data sebanyak 5.082 petani yang lahan tanaman padi seluas 2.839,76 hektare mengalami puso akibat banjir tahun lalu," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus Mundir di Kudus, Minggu.
Setelah tahapan administrasi selesai, kata dia, selanjutnya dilakukan penetapan surat keputusan atas nama-nama petani yang diusulkan mendapatkan bantuan stimulus gagal panen akibat banjir di Kudus pada tahun 2023.
Tahapan berikutnya, yakni memintakan rekomendasi Gubernur Jateng yang difasilitasi BPBD Provinsi Jateng.
Nantinya, kata dia, setiap hektare lahan padi yang puso akan mendapatkan bantuan sekitar Rp8 juta.
Usulan bantuan stimulus gagal panen tersebut merupakan tahap kedua, karena tahap pertama sudah diserahkan kepada petani di pendopo kabupaten pada Agustus 2024.
Sejumlah petani yang menerima bantuan juga disesuaikan luas areal lahannya.
Misal, Abdul Jamil, salah satu petani asal Desa Banget mengakui menerima bantuan stimulus sebesar Rp3,36 juta karena tanaman padi miliknya yang puso hanya di lahan seluas 0,5 hektare.
Ketika tanaman padinya terdampak banjir pada bulan Januari 2023, maka hasil panennya bisa mencapai 3,5 ton dengan estimasi penjualan berkisar Rp15 juta.