Boyolali (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mengimbau masyarakat memasuki musim hujan untuk mewaspadai bencana alam tanah longsor di wilayah itu.
"Dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada November 2024 sudah memasuki musim hujan. Curah hujan yang tinggi ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk selalu mengedepankan kehati-hatian terkait bencana alam," kata Kepala Pelaksana BPBD Boyolali Suratno di Boyolali, Senin.
Pihaknya mengimbau masyarakat dan seluruh elemen yang peduli terhadap bencana alam saling mengingatkan atau memantau perkembangan situasi di lapangan.
"Masyarakat di daerah rawan bencana tanah longsor. Jika ada peringatan dini segera mengevakuasi untuk tidak di lokasi rawan tanah longsor," kata Suratno.
Dia mengatakan di daerah Boyolali yang masuk rawan tanah longsor antara lain di Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, Gladagsari, Tamansari, Ampel, Kemusu, dan Juwangi. Masyarakat di daerah rawan bencana tanah longsor diharapkan dapat meningkatkan penanaman pohon-pohon untuk keperluan konservasi tanah gunamengurangi bencana.
Selain itu daerah rawan bencana banjir antara lain di Kecamatan Ngemplak, Banyudono dan Teras. Pihaknya meminta masyarakat bergotong-royong membersihkan saluran air agar tidak berpotensi terjadi banjir pada musim hujan.
Pihaknya juga akan melaksanakan rapat koordinasi di tingkat Kabupaten Boyolali pada Rabu (13/11) dengan unsur yang diundang adalah seluruh pemangku kepentingan baik dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali maupun dari stakeholder terkait untuk penanggulangan bencana alam pada musim hujan.
Pihaknya menekankan bahwa musim hujan yang dipengaruhi adanya badai La Nina ini akan menambah kecenderungan curah hujan yang tinggi. Untuk itu masyarakat, terutama yang kekurangan air pada musim kering, agar menampung air untuk persediaan saat musim kemarau.
Ia mengatakan pada musim hujan di titik tertentu ada potensi banjir, walaupun dalam bentuk bencana banjir genangan, seperti di Dukuh Ledok, Desa Sawahan Kecamatan Ngemplek. Hal ini perlu diantisipasi dari semua pihak agar kejadian serupa sedapat mungkin tidak terulang lagi.
Dengan datangnya musim hujan, pihaknya juga mengimbau masyarakat di Boyolali memangkas pohon guna mengantisipasi tumbang saat hujan deras dan angin kencang.
Baca juga: BPBD Temanggung ingatkan masyarakat untuk bersihkan aliran sungai
"Dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada November 2024 sudah memasuki musim hujan. Curah hujan yang tinggi ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk selalu mengedepankan kehati-hatian terkait bencana alam," kata Kepala Pelaksana BPBD Boyolali Suratno di Boyolali, Senin.
Pihaknya mengimbau masyarakat dan seluruh elemen yang peduli terhadap bencana alam saling mengingatkan atau memantau perkembangan situasi di lapangan.
"Masyarakat di daerah rawan bencana tanah longsor. Jika ada peringatan dini segera mengevakuasi untuk tidak di lokasi rawan tanah longsor," kata Suratno.
Dia mengatakan di daerah Boyolali yang masuk rawan tanah longsor antara lain di Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, Gladagsari, Tamansari, Ampel, Kemusu, dan Juwangi. Masyarakat di daerah rawan bencana tanah longsor diharapkan dapat meningkatkan penanaman pohon-pohon untuk keperluan konservasi tanah gunamengurangi bencana.
Selain itu daerah rawan bencana banjir antara lain di Kecamatan Ngemplak, Banyudono dan Teras. Pihaknya meminta masyarakat bergotong-royong membersihkan saluran air agar tidak berpotensi terjadi banjir pada musim hujan.
Pihaknya juga akan melaksanakan rapat koordinasi di tingkat Kabupaten Boyolali pada Rabu (13/11) dengan unsur yang diundang adalah seluruh pemangku kepentingan baik dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali maupun dari stakeholder terkait untuk penanggulangan bencana alam pada musim hujan.
Pihaknya menekankan bahwa musim hujan yang dipengaruhi adanya badai La Nina ini akan menambah kecenderungan curah hujan yang tinggi. Untuk itu masyarakat, terutama yang kekurangan air pada musim kering, agar menampung air untuk persediaan saat musim kemarau.
Ia mengatakan pada musim hujan di titik tertentu ada potensi banjir, walaupun dalam bentuk bencana banjir genangan, seperti di Dukuh Ledok, Desa Sawahan Kecamatan Ngemplek. Hal ini perlu diantisipasi dari semua pihak agar kejadian serupa sedapat mungkin tidak terulang lagi.
Dengan datangnya musim hujan, pihaknya juga mengimbau masyarakat di Boyolali memangkas pohon guna mengantisipasi tumbang saat hujan deras dan angin kencang.
Baca juga: BPBD Temanggung ingatkan masyarakat untuk bersihkan aliran sungai