Cilacap (ANTARA) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Bayu Prahara mengatakan penyaluran bantuan air bersih untuk warga terdampak kekeringan di wilayah itu telah mencapai 485 tangki yang setara dengan 2.425.000 liter.
"Berdasarkan rekapitulasi pengiriman air bersih hingga hari Kamis (10/10), bantuan yang bersumber dari APBD Kabupaten Cilacap itu telah diterima oleh 34.481 keluarga yang terdiri atas 105.082 jiwa yang tersebar di 83 dusun, 38 desa, 14 kecamatan," katanya didampingi Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Budi Setyawan di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu.
Ia mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG, sebagian besar wilayah Kabupaten Cilacap saat sekarang diprakirakan telah memasuki awal musim hujan.
Akan tetapi, kata dia, hujan yang masih bersifat sporadis dan terjadi dalam waktu singkat itu belum berdampak signifikan terhadap ketersediaan air di sumur-sumur warga.
"Oleh karena itu, kami tetap menyalurkan bantuan air bersih bagi warga yang membutuhkan terutama di wilayah-wilayah yang masih terdampak kekeringan," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap Budi Setyawan mengakui jumlah desa yang mengajukan bantuan air bersih dalam beberapa waktu terakhir cenderung berkurang.
Menurut dia, hal itu diketahui dari frekuensi pendistribusian bantuan air bersih yang menunjukkan penurunan.
"Jika biasanya dalam sehari bisa 12 kali pengiriman bantuan air bersih, saat sekarang maksimal hanya 7 kali pengiriman dalam sehari. Bahkan, kadang kami menyiagakan 4 tangki, tapi ternyata tidak ada permintaan," katanya.
Ia menduga hal itu disebabkan sebagian warga yang wilayahnya masih terdampak kekeringan telah menyiapkan tandon untuk menampung air hujan, sehingga memiliki persediaan air meskipun sumurnya belum terisi air.
Selain itu, kata dia, wilayah pesisir selatan Cilacap saat sekarang sudah sering turun hujan sehingga dapat menambah ketersediaan air.
"Kalau wilayah utara Cilacap masih jarang terjadi hujan," kata Budi.
Sebelumnya, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan prakiraan awal musim hujan untuk wilayah Cilacap terjadi pada dasarian ketiga September hingga dasarian ketiga Oktober.
Menurut dia, wilayah yang paling cepat memasuki awal musim hujan adalah wilayah pesisir selatan Cilacap yaitu pada dasarian ketiga September.
Selanjutnya awal musim hujan di wilayah Cilacap bagian tengah diprakirakan pada dasarian pertama Oktober, wilayah Cilacap bagian barat pada dasarian kedua Oktober, dan wilayah Cilacap bagian utara pada dasarian ketiga Oktober 2024.
"Puncak musim hujan untuk wilayah selatan dan tengah Cilacap terjadi pada November 2024, sedangkan wilayah barat dan utara Cilacap pada Januari-Februari 2025. Jadi, waspadailah cuaca ekstrem pada saat masa peralihan dan saat puncak musim hujan," kata Teguh di Cilacap, Sabtu (28/9).
Baca juga: Sebagian wilayah Banyumas masih alami krisis air bersih
"Berdasarkan rekapitulasi pengiriman air bersih hingga hari Kamis (10/10), bantuan yang bersumber dari APBD Kabupaten Cilacap itu telah diterima oleh 34.481 keluarga yang terdiri atas 105.082 jiwa yang tersebar di 83 dusun, 38 desa, 14 kecamatan," katanya didampingi Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Budi Setyawan di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu.
Ia mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG, sebagian besar wilayah Kabupaten Cilacap saat sekarang diprakirakan telah memasuki awal musim hujan.
Akan tetapi, kata dia, hujan yang masih bersifat sporadis dan terjadi dalam waktu singkat itu belum berdampak signifikan terhadap ketersediaan air di sumur-sumur warga.
"Oleh karena itu, kami tetap menyalurkan bantuan air bersih bagi warga yang membutuhkan terutama di wilayah-wilayah yang masih terdampak kekeringan," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap Budi Setyawan mengakui jumlah desa yang mengajukan bantuan air bersih dalam beberapa waktu terakhir cenderung berkurang.
Menurut dia, hal itu diketahui dari frekuensi pendistribusian bantuan air bersih yang menunjukkan penurunan.
"Jika biasanya dalam sehari bisa 12 kali pengiriman bantuan air bersih, saat sekarang maksimal hanya 7 kali pengiriman dalam sehari. Bahkan, kadang kami menyiagakan 4 tangki, tapi ternyata tidak ada permintaan," katanya.
Ia menduga hal itu disebabkan sebagian warga yang wilayahnya masih terdampak kekeringan telah menyiapkan tandon untuk menampung air hujan, sehingga memiliki persediaan air meskipun sumurnya belum terisi air.
Selain itu, kata dia, wilayah pesisir selatan Cilacap saat sekarang sudah sering turun hujan sehingga dapat menambah ketersediaan air.
"Kalau wilayah utara Cilacap masih jarang terjadi hujan," kata Budi.
Sebelumnya, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan prakiraan awal musim hujan untuk wilayah Cilacap terjadi pada dasarian ketiga September hingga dasarian ketiga Oktober.
Menurut dia, wilayah yang paling cepat memasuki awal musim hujan adalah wilayah pesisir selatan Cilacap yaitu pada dasarian ketiga September.
Selanjutnya awal musim hujan di wilayah Cilacap bagian tengah diprakirakan pada dasarian pertama Oktober, wilayah Cilacap bagian barat pada dasarian kedua Oktober, dan wilayah Cilacap bagian utara pada dasarian ketiga Oktober 2024.
"Puncak musim hujan untuk wilayah selatan dan tengah Cilacap terjadi pada November 2024, sedangkan wilayah barat dan utara Cilacap pada Januari-Februari 2025. Jadi, waspadailah cuaca ekstrem pada saat masa peralihan dan saat puncak musim hujan," kata Teguh di Cilacap, Sabtu (28/9).
Baca juga: Sebagian wilayah Banyumas masih alami krisis air bersih