Demak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mulai menyasar pelajar tingkat SMP untuk memberikan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS untuk mencegah penularan penyakit tersebut di kalangan pelajar.
"Dengan sosialisasi dan edukasi di kalangan pelajar secara masif, harapannya kasus remaja maupun pelajar terjangkit HIV/AIDS bisa dicegah," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Demak Akhmad Sugiharto ditemui usai sosialisasi bahaya HIV/AIDS terhadap 309 siswa di aula SMP Negeri 2 Demak, Jumat.
Menurut dia, sosialisasi terhadap pelajar di sekolah dinilai lebih efektif, karena selain menyasar kalangan usia pelajar juga diikuti siswa dalam jumlah banyak.
Terlebih lagi, kata dia, temuan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Demak cenderung meningkat, sehingga perlu upaya bersama agar kasusnya bisa ditekan. Salah satunya dengan menyasar pelajar tingkat SMP sebagai upaya pencegahan sejak dini.
Sosialisasi ini, lanjut dia, juga terkait dengan kasus asusila yang melibatkan siswi SMP dan siswa SMA di Demak beberapa waktu lalu, sebagai upaya memberikan pemahaman bahwa pergaulan bebas harus dihindari agar tidak berpotensi tertular HIV/AIDS.
"Penyakit mematikan tersebut, hingga kini belum ada obatnya. Ketika terserang, kekebalan tubuh akan turun dan bisa menghancurkan masa depan generasi muda," ujarnya.
Untuk penularannya, kata dia, melalui berbagai cara, mulai dari kontak darah, cairan tubuh, serta perilaku narkoba dengan memakai jarum suntik. Sedangkan pencegahannya antara lain menjauhi pergaulan bebas dan memupuk moral dan akhlak generasi muda.
Sosialisasi ini, kata dia, penting dilakukan karena pelajar SMP berada di masa penting dalam kehidupan. Sedangkan untuk memerangi HV/AIDS tidak hanya menjadi tanggung jawab Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) dan Pemkab Demak, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama.
"Kasus HIV/AIDS yang terdeteksi mencapai ratusan kasus. Dimungkinkan masih banyak yang belum terdeteksi karena malu melapor atau takut karena belum mendapatkan informasi yang lengkap," ujarnya.
Ia juga mengingatkan para pelajar untuk menghindari narkoba, bergaul dengan teman yang baik, serta memahami nilai-nilai agama dan moral.
Kepala SMP Negeri 2 Demak Gunawan Subiyantoro menambahkan bahwa dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan dan moral, setiap pagi selama 15 menit dilaksanakan tadarus Al Quran.
"Kami juga menggandeng kepolisian untuk mencegah kenakalan remaja, termasuk mengingatkan para pelajar agar tidak mudah terlibat narkoba maupun pergaulan bebas karena bisa merusak masa depan generasi muda," ujarnya.
Baca juga: Pemkab Demak latih modin cara pemulasaraan jenazah penderita HIV/AIDS
"Dengan sosialisasi dan edukasi di kalangan pelajar secara masif, harapannya kasus remaja maupun pelajar terjangkit HIV/AIDS bisa dicegah," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Demak Akhmad Sugiharto ditemui usai sosialisasi bahaya HIV/AIDS terhadap 309 siswa di aula SMP Negeri 2 Demak, Jumat.
Menurut dia, sosialisasi terhadap pelajar di sekolah dinilai lebih efektif, karena selain menyasar kalangan usia pelajar juga diikuti siswa dalam jumlah banyak.
Terlebih lagi, kata dia, temuan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Demak cenderung meningkat, sehingga perlu upaya bersama agar kasusnya bisa ditekan. Salah satunya dengan menyasar pelajar tingkat SMP sebagai upaya pencegahan sejak dini.
Sosialisasi ini, lanjut dia, juga terkait dengan kasus asusila yang melibatkan siswi SMP dan siswa SMA di Demak beberapa waktu lalu, sebagai upaya memberikan pemahaman bahwa pergaulan bebas harus dihindari agar tidak berpotensi tertular HIV/AIDS.
"Penyakit mematikan tersebut, hingga kini belum ada obatnya. Ketika terserang, kekebalan tubuh akan turun dan bisa menghancurkan masa depan generasi muda," ujarnya.
Untuk penularannya, kata dia, melalui berbagai cara, mulai dari kontak darah, cairan tubuh, serta perilaku narkoba dengan memakai jarum suntik. Sedangkan pencegahannya antara lain menjauhi pergaulan bebas dan memupuk moral dan akhlak generasi muda.
Sosialisasi ini, kata dia, penting dilakukan karena pelajar SMP berada di masa penting dalam kehidupan. Sedangkan untuk memerangi HV/AIDS tidak hanya menjadi tanggung jawab Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) dan Pemkab Demak, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama.
"Kasus HIV/AIDS yang terdeteksi mencapai ratusan kasus. Dimungkinkan masih banyak yang belum terdeteksi karena malu melapor atau takut karena belum mendapatkan informasi yang lengkap," ujarnya.
Ia juga mengingatkan para pelajar untuk menghindari narkoba, bergaul dengan teman yang baik, serta memahami nilai-nilai agama dan moral.
Kepala SMP Negeri 2 Demak Gunawan Subiyantoro menambahkan bahwa dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan dan moral, setiap pagi selama 15 menit dilaksanakan tadarus Al Quran.
"Kami juga menggandeng kepolisian untuk mencegah kenakalan remaja, termasuk mengingatkan para pelajar agar tidak mudah terlibat narkoba maupun pergaulan bebas karena bisa merusak masa depan generasi muda," ujarnya.
Baca juga: Pemkab Demak latih modin cara pemulasaraan jenazah penderita HIV/AIDS