Solo (ANTARA) - Cabang olahraga para-bulu tangkis hanya mempertandingkan kelas standing beregu putra di hari pertama pelaksanaan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024.
"Di hari pertama ini memang dari kebiasaan Peparnas sebelumnya, hanya mempertandingkan kelas beregu putra, kelas standing, tidak ada kelas lain," kata Ketua Dewan Referee Para Badminton Peparnas Muhammad Nur Rahman di Solo, Jawa Tengah, Senin.
Menurut dia, hari pertama fokus mempertandingkan kelas beregu putra sebagai upaya untuk menghindari pemain terlalu lelah.
"Karena kalau dicampur dengan kelas perorangan, sudah main di beregu, kalau menang nanti bisa main tiga kali. Kalau tambah perorangan lagi pasti capeknya luar biasa," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, untuk pertandingan beregu ini meliputi kelas SL3, SL4, dan SU5.
"Kalau untuk SH6 tidak ada kelas beregu, termasuk wheelchair juga tidak ada kelas beregu," katanya.
Untuk beregu single pertama SL3 dan SL4 meliputi tingkat hambatan kaki yang lemah. Sedangkan di SU5 ada hambatan lemah di tangan atau kelas amputasi.
Secara total, pada para bulu tangkis ada sebanyak 36 nomor yang dipertandingkan. Perebutan emas akan dilakukan pada hari keempat dan kelima.
"Perebutan emas Jumat-Sabtu, karena kan mainnya banyak, 36 nomor. Kalau final jadi satu terlalu banyak, sehari sampai malam," katanya.
Sedangkan total jumlah pemain yang mengikuti cabang olahraga tersebut ada lebih dari 200 orang dari 30 provinsi.
"Termasuk juga ada Papua Barat dan Papua Barat Daya. Ini menarik, karena biasanya di sana minim pemain bulu tangkis. Saya juga kaget. Ini merupakan satu gambaran bahwa ada peningkatan, dulu enggak ada, namun sekarang ada," katanya.
Baca juga: Rafi Syafar pecahkan rekornas para-renang 400 meter gaya bebas putra
"Di hari pertama ini memang dari kebiasaan Peparnas sebelumnya, hanya mempertandingkan kelas beregu putra, kelas standing, tidak ada kelas lain," kata Ketua Dewan Referee Para Badminton Peparnas Muhammad Nur Rahman di Solo, Jawa Tengah, Senin.
Menurut dia, hari pertama fokus mempertandingkan kelas beregu putra sebagai upaya untuk menghindari pemain terlalu lelah.
"Karena kalau dicampur dengan kelas perorangan, sudah main di beregu, kalau menang nanti bisa main tiga kali. Kalau tambah perorangan lagi pasti capeknya luar biasa," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, untuk pertandingan beregu ini meliputi kelas SL3, SL4, dan SU5.
"Kalau untuk SH6 tidak ada kelas beregu, termasuk wheelchair juga tidak ada kelas beregu," katanya.
Untuk beregu single pertama SL3 dan SL4 meliputi tingkat hambatan kaki yang lemah. Sedangkan di SU5 ada hambatan lemah di tangan atau kelas amputasi.
Secara total, pada para bulu tangkis ada sebanyak 36 nomor yang dipertandingkan. Perebutan emas akan dilakukan pada hari keempat dan kelima.
"Perebutan emas Jumat-Sabtu, karena kan mainnya banyak, 36 nomor. Kalau final jadi satu terlalu banyak, sehari sampai malam," katanya.
Sedangkan total jumlah pemain yang mengikuti cabang olahraga tersebut ada lebih dari 200 orang dari 30 provinsi.
"Termasuk juga ada Papua Barat dan Papua Barat Daya. Ini menarik, karena biasanya di sana minim pemain bulu tangkis. Saya juga kaget. Ini merupakan satu gambaran bahwa ada peningkatan, dulu enggak ada, namun sekarang ada," katanya.
Baca juga: Rafi Syafar pecahkan rekornas para-renang 400 meter gaya bebas putra