Cilacap (ANTARA) - Tim Search And Rescue (SAR) gabungan yang dikoordinasi Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Cilacap melakukan pencarian terhadap tiga remaja yang dilaporkan hilang akibat tenggelam di Pantai Wagir Indah, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada Selasa (1/10).
"Operasi SAR hari ini dilakukan dengan membagi tim SAR gabungan menjadi tiga SRU (Search and Rescue Unit)," kata Kepala Basarnas Cilacap M Abdullah di Cilacap, Rabu.
Dalam hal ini, kata dia, SRU 1 melakukan penyisiran di permukaan air sekitar lokasi kejadian seluas 4 Nautical Mile (NM) persegi dengan menggunakan perahu karet kaku (Rigit Inflatable Boat/RIB).
Selanjutnya SRU 2 melakukan penyisiran di permukaan air sekitar lokasi kejadian seluas 1 NM persegi dengan menggunakan perahu karet jenis LCR (Landing Craft Rubber).
Sementara SRU 3 melakukan penyisiran di darat sejauh 1 kilometer ke arah barat dan 1 kilometer ke arah timur dengan berjalan kaki maupun menggunakan sepeda motor penyelamat.
Lebih lanjut, Abdullah mengatakan hingga pukul 11.00 WIB, tim SAR gabungan belum menemukan tanda-tanda keberadaan ketiga korban. "Kami akan terus berupaya mencari keberadaan ketiga korban," katanya.
Terkait dengan kronologi kejadian, dia mengatakan berdasarkan laporan yang diterima Basarnas Cilacap, sebelum peristiwa itu terjadi diketahui ada lima remaja yang sedang bermain di Pantai Wagir Indah, Desa Welahan Wetan, Kecamatan Adipala, Cilacap, pada Selasa (1/10) sekitar pukul 15.00 WIB.
Menurut dia, kelima remaja yang diketahui berasal dari Desa Karangturi Wetan, Kecamatan Kroya, Cilacap, itu bernama Rofi (14), Amin (14), Arjuna (14), Reza (14), dan Wawan (14). Saat itu, kata dia, Rofi hanya bermain di darat, sedangkan keempat rekannya mandi di pantai hingga akhirnya terseret ombak.
"Beruntung Amin berhasil menyelamatkan diri, namun Arjuna, Reza, dan Wawan tidak bisa diselamatkan. Hingga saat ini, ketiga korban masih dalam pencarian," kata Abdullah.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan pihaknya pada Rabu (2/10) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku hingga Kamis (3/10) khususnya di wilayah Samudra Hindia selatan Jawa Barat, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah, dan Samudra Hindia selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Menurut dia, peringatan dini tersebut dikeluarkan karena tinggi gelombang di Samudra Hindia selatan Jabar hingga DIY berpotensi mencapai kisaran 2,5-4 meter, sehingga masuk kategori tinggi.
"Gelombang tinggi tersebut dipicu oleh pola angin di wilayah selatan Indonesia yang umumnya bergerak dari arah timur hingga tenggara dengan kecepatan berkisar 8-25 knot," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau pengguna jasa kelautan untuk memerhatikan risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran.
"Sementara bagi wisatawan yang berkunjung ke pantai selatan Jabar hingga DIY diimbau untuk tidak mandi atau bermain air di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan Samudra Hindia," kata Teguh.
"Operasi SAR hari ini dilakukan dengan membagi tim SAR gabungan menjadi tiga SRU (Search and Rescue Unit)," kata Kepala Basarnas Cilacap M Abdullah di Cilacap, Rabu.
Dalam hal ini, kata dia, SRU 1 melakukan penyisiran di permukaan air sekitar lokasi kejadian seluas 4 Nautical Mile (NM) persegi dengan menggunakan perahu karet kaku (Rigit Inflatable Boat/RIB).
Selanjutnya SRU 2 melakukan penyisiran di permukaan air sekitar lokasi kejadian seluas 1 NM persegi dengan menggunakan perahu karet jenis LCR (Landing Craft Rubber).
Sementara SRU 3 melakukan penyisiran di darat sejauh 1 kilometer ke arah barat dan 1 kilometer ke arah timur dengan berjalan kaki maupun menggunakan sepeda motor penyelamat.
Lebih lanjut, Abdullah mengatakan hingga pukul 11.00 WIB, tim SAR gabungan belum menemukan tanda-tanda keberadaan ketiga korban. "Kami akan terus berupaya mencari keberadaan ketiga korban," katanya.
Terkait dengan kronologi kejadian, dia mengatakan berdasarkan laporan yang diterima Basarnas Cilacap, sebelum peristiwa itu terjadi diketahui ada lima remaja yang sedang bermain di Pantai Wagir Indah, Desa Welahan Wetan, Kecamatan Adipala, Cilacap, pada Selasa (1/10) sekitar pukul 15.00 WIB.
Menurut dia, kelima remaja yang diketahui berasal dari Desa Karangturi Wetan, Kecamatan Kroya, Cilacap, itu bernama Rofi (14), Amin (14), Arjuna (14), Reza (14), dan Wawan (14). Saat itu, kata dia, Rofi hanya bermain di darat, sedangkan keempat rekannya mandi di pantai hingga akhirnya terseret ombak.
"Beruntung Amin berhasil menyelamatkan diri, namun Arjuna, Reza, dan Wawan tidak bisa diselamatkan. Hingga saat ini, ketiga korban masih dalam pencarian," kata Abdullah.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan pihaknya pada Rabu (2/10) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku hingga Kamis (3/10) khususnya di wilayah Samudra Hindia selatan Jawa Barat, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah, dan Samudra Hindia selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Menurut dia, peringatan dini tersebut dikeluarkan karena tinggi gelombang di Samudra Hindia selatan Jabar hingga DIY berpotensi mencapai kisaran 2,5-4 meter, sehingga masuk kategori tinggi.
"Gelombang tinggi tersebut dipicu oleh pola angin di wilayah selatan Indonesia yang umumnya bergerak dari arah timur hingga tenggara dengan kecepatan berkisar 8-25 knot," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau pengguna jasa kelautan untuk memerhatikan risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran.
"Sementara bagi wisatawan yang berkunjung ke pantai selatan Jabar hingga DIY diimbau untuk tidak mandi atau bermain air di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan Samudra Hindia," kata Teguh.