Solo (ANTARA) - Pawai obor yang dimulai sejak Sabtu (28/9) dari Mrapen dan berakhir di Solo pada Minggu menandai kesiapan pelaksanaan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII 2024 pada 6-13 Oktober.
Pada hari kedua yang dilaksanakan di Solo, Jawa Tengah, Minggu, pawai obor api dilakukan mulai dari Stadion Sriwedari dan berakhir di Balai Kota Surakarta. Sesampainya di Balai Kota Surakarta, obor yang dibawa oleh peraih perak pada Paralimpiade Paris 2024 Suryo Nugroho diserahkan kepada Ketua National Paralympic Committee (NPC) Indonesia Senny Marbun.
Selanjutnya, oleh Senny obor diserahkan kepada Ketua Pelaksana Peparnas XVII 2024 DB Susanto. Oleh Susanto, obor digunakan untuk menyulutkan kaldron yang ada di halaman Balai Kota Surakarta.
"Ini kebanggaan luar biasa, bahkan Olimpiade ada simbol api untuk membakar semangat. Menandakan perhelatan siap terlaksana," kata Senny.
Ia memastikan persiapan penyelenggaraan Peparnas 2024 sudah mencapai 100 persen.
"Menpora memerintahkan 100 persen, bahkan 200 persen," katanya.
Ia mengatakan pada Peparnas ini diharapkan muncul bibit-bibit muda untuk kemudian bisa mengembangkan kemampuannya dan berprestasi hingga tingkat internasional.
"Dulu pelaksanaan APG di Solo juga kita juara umum di situ. Di Peparnas ini kami cari bibit muda untuk kami masukkan, kami punya training camp seluas 10 hektar di Delingan, Karanganyar. Gunanya Peparnas ya itu," katanya.
Sementara itu, Susanto mengatakan pawai obor sudah melewati tiga kabupaten yang juga menjadi tempat penyelenggaraan beberapa cabang olahraga yang dipertandingkan di Peparnas 2024, yakni Boyolali, Karanganyar, dan Sukoharjo.
"Masing-masing kabupaten menyambut antusias dan pawai ini berakhir di Surakarta, menandakan kami siap pada pelaksanaan Peparnas," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini masing-masing provinsi memiliki antusiasme tinggi untuk mengirimkan atlet dan ofisial mengikuti Peparnas.
"Masing-masing provinsi dengan beragam persoalan tapi sepakat untuk menyukseskan Peparnas," katanya.
Ia mengatakan Peparnas bertujuan mencari bibit berkualitas untuk berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.
"Terakhir atlet Paralimpiade kita menorehkan prestasi yang luar biasa. Mereka membawa pulang medali di luar target pemerintah, yakni satu emas, delapan perak, dan enam perunggu. Di mana targetnya hanya satu emas, dua perak, tiga perunggu," katanya.
Pada hari kedua yang dilaksanakan di Solo, Jawa Tengah, Minggu, pawai obor api dilakukan mulai dari Stadion Sriwedari dan berakhir di Balai Kota Surakarta. Sesampainya di Balai Kota Surakarta, obor yang dibawa oleh peraih perak pada Paralimpiade Paris 2024 Suryo Nugroho diserahkan kepada Ketua National Paralympic Committee (NPC) Indonesia Senny Marbun.
Selanjutnya, oleh Senny obor diserahkan kepada Ketua Pelaksana Peparnas XVII 2024 DB Susanto. Oleh Susanto, obor digunakan untuk menyulutkan kaldron yang ada di halaman Balai Kota Surakarta.
"Ini kebanggaan luar biasa, bahkan Olimpiade ada simbol api untuk membakar semangat. Menandakan perhelatan siap terlaksana," kata Senny.
Ia memastikan persiapan penyelenggaraan Peparnas 2024 sudah mencapai 100 persen.
"Menpora memerintahkan 100 persen, bahkan 200 persen," katanya.
Ia mengatakan pada Peparnas ini diharapkan muncul bibit-bibit muda untuk kemudian bisa mengembangkan kemampuannya dan berprestasi hingga tingkat internasional.
"Dulu pelaksanaan APG di Solo juga kita juara umum di situ. Di Peparnas ini kami cari bibit muda untuk kami masukkan, kami punya training camp seluas 10 hektar di Delingan, Karanganyar. Gunanya Peparnas ya itu," katanya.
Sementara itu, Susanto mengatakan pawai obor sudah melewati tiga kabupaten yang juga menjadi tempat penyelenggaraan beberapa cabang olahraga yang dipertandingkan di Peparnas 2024, yakni Boyolali, Karanganyar, dan Sukoharjo.
"Masing-masing kabupaten menyambut antusias dan pawai ini berakhir di Surakarta, menandakan kami siap pada pelaksanaan Peparnas," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini masing-masing provinsi memiliki antusiasme tinggi untuk mengirimkan atlet dan ofisial mengikuti Peparnas.
"Masing-masing provinsi dengan beragam persoalan tapi sepakat untuk menyukseskan Peparnas," katanya.
Ia mengatakan Peparnas bertujuan mencari bibit berkualitas untuk berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.
"Terakhir atlet Paralimpiade kita menorehkan prestasi yang luar biasa. Mereka membawa pulang medali di luar target pemerintah, yakni satu emas, delapan perak, dan enam perunggu. Di mana targetnya hanya satu emas, dua perak, tiga perunggu," katanya.