Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu prihatin dengan maraknya aksi kenakalan remaja, tawuran, hingga tindak kriminalitas yang dilakukan sekelompok "gangster" remaja beberapa waktu terakhir ini.
"Generasi muda adalah masa depan kota ini. Mereka seharusnya menjadi pelopor pembangunan, bukan pelaku tindakan yang justru merugikan diri sendiri dan lingkungan," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di Semarang, Senin.
Apalagi, sampai ada insiden penyerangan sekelompok remaja yang merenggut nyawa seorang mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang.
Menurut dia, peristiwa tersebut menjadi alarm bagi semua pihak untuk memberikan bimbingan dan pendampingan secara lebih intensif kepada generasi muda.
Bukan hanya menjadi tanggung jawab orang tua saja, kata dia, namun seluruh unsur masyarakat juga harus terlibat dalam mengarahkan anak-anak agar tidak terjerumus dalam perilaku-perilaku negatif.
Ia menyoroti pemanfaatan teknologi yang diharapkan bisa menjadi deteksi dini terhadap kenakalan remaja, seperti aplikasi Polisi Hebat Semarang (Libas) dan jaringan CCTV yang tersebar di beberapa titik bisa membantu pihak berwajib dalam melakukan pengawasan dan pencegahan lebih efektif.
"Teknologi bisa menjadi alat yang sangat bermanfaat dalam mencegah kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Kami berharap penggunaan aplikasi ini bisa dioptimalkan oleh masyarakat," katanya.
Libas sendiri merupakan aplikasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melaporkan tindak kejahatan, pengaduan, dan meminta bantuan.
Aplikasi tersebut dapat menghubungkan interaksi antara masyarakat dan penegak hukum, serta memiliki fitur SOS yang dapat langsung terhubung pada panggilan darurat.
Selain itu, Ita mengingatkan tentang pengaruh media sosial yang sangat cepat dalam memicu konflik di kalangan remaja.
Karena itu, ia menekankan pentingnya edukasi tentang penggunaan media sosial yang bijak agar anak-anak tidak terjebak dalam kegiatan negatif yang berujung pada perkelahian atau tawuran.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga ketertiban di wilayahnya masing-masing, terutama dengan peran koordinator di tingkat kelurahan yang dapat membantu mengantisipasi potensi masalah.
Kolaborasi lintas sektor dalam menjaga keamanan, ketertiban dan kondusifitas lingkungan, kata dia, sangat penting, termasuk peran aktif kepolisian, TNI, dinas terkait, dan masyarakat.
Baca juga: Polrestabes Semarang tangkap 22 "gangster" siswa SMP-SMA
"Generasi muda adalah masa depan kota ini. Mereka seharusnya menjadi pelopor pembangunan, bukan pelaku tindakan yang justru merugikan diri sendiri dan lingkungan," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di Semarang, Senin.
Apalagi, sampai ada insiden penyerangan sekelompok remaja yang merenggut nyawa seorang mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang.
Menurut dia, peristiwa tersebut menjadi alarm bagi semua pihak untuk memberikan bimbingan dan pendampingan secara lebih intensif kepada generasi muda.
Bukan hanya menjadi tanggung jawab orang tua saja, kata dia, namun seluruh unsur masyarakat juga harus terlibat dalam mengarahkan anak-anak agar tidak terjerumus dalam perilaku-perilaku negatif.
Ia menyoroti pemanfaatan teknologi yang diharapkan bisa menjadi deteksi dini terhadap kenakalan remaja, seperti aplikasi Polisi Hebat Semarang (Libas) dan jaringan CCTV yang tersebar di beberapa titik bisa membantu pihak berwajib dalam melakukan pengawasan dan pencegahan lebih efektif.
"Teknologi bisa menjadi alat yang sangat bermanfaat dalam mencegah kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Kami berharap penggunaan aplikasi ini bisa dioptimalkan oleh masyarakat," katanya.
Libas sendiri merupakan aplikasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melaporkan tindak kejahatan, pengaduan, dan meminta bantuan.
Aplikasi tersebut dapat menghubungkan interaksi antara masyarakat dan penegak hukum, serta memiliki fitur SOS yang dapat langsung terhubung pada panggilan darurat.
Selain itu, Ita mengingatkan tentang pengaruh media sosial yang sangat cepat dalam memicu konflik di kalangan remaja.
Karena itu, ia menekankan pentingnya edukasi tentang penggunaan media sosial yang bijak agar anak-anak tidak terjebak dalam kegiatan negatif yang berujung pada perkelahian atau tawuran.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga ketertiban di wilayahnya masing-masing, terutama dengan peran koordinator di tingkat kelurahan yang dapat membantu mengantisipasi potensi masalah.
Kolaborasi lintas sektor dalam menjaga keamanan, ketertiban dan kondusifitas lingkungan, kata dia, sangat penting, termasuk peran aktif kepolisian, TNI, dinas terkait, dan masyarakat.
Baca juga: Polrestabes Semarang tangkap 22 "gangster" siswa SMP-SMA