Boyolali (ANTARA) - Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, telah memperluas areal tanam tanaman padi di daerah lahan tadah hujan untuk meningkatkan produksi pangan atau beras di wilayahnya.
Kepala Dinas Pertanian Boyolali Joko Suhartono di Boyolali, Jumat, mengatakan, salah satu antisipasi pada musim kemarau di Boyolali saat ini, dengan menyiapkan program pompanisasi untuk irigasi lahan dengan perluasan areal tanam (PAT) tanaman padi lokasinya di daerah lahan tadah hujan.
Boyolali mempunyai luas wilayah lahan tadah hujan kurang lebih 11.000 hektare (ha) dan program pompanisasi penambahan areal tanam dari Kementerian Pertanian sangat membantu dalam bentuk pertama bantuan pompa, irigasi perpompaan, dan irigasi perpipaan.
"Alhamdulillah, hingga hari ini, untuk program pompanisasi sejumlah 156 unit sudah distribusikan ke petani. Irigasi perpompaan dalam proses administrasi sudah sekitar 22 kelompok tani yang sudah mengumpulkan calon petani calon lokasi (CPCL), sekitar 40 kelompok tani," katanya.
Menurut dia, semoga hal tersebut sangat bermanfaat, karena irigasi perpompaan itu, ada sumur dalam. Ketika sumur dalam ada airnya dan kemudian dialirkan ke sawah dan sudah dicek bersama Kementerian Pertanian dan wilayah Boyolali masalah air tidak ada masalah.
"Kami berharap program kegiatan ini, sampai administrasi bersama kelompok tani berjalan dengan baik. Jangan bahwa memindahkan permasalahan administrasi dari dinas ke kelompok tani. Dan, hal itu sangat saya wanti-wanti sekali tidak ada yang bermain di sini. Karena, hal itu, program untuk petani dalam kondisi sulit dan itu memang pemerintah hadir untuk petani," katanya.
Dia mengatakan, untuk program PAT di Boyolali dengan pompanisasi baru 2024 ini, karena berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian, kondisi pangan di Indonesia tidak baik-baik saja.
Ia mengatakan, salah satu percepatan untuk mencukupi stok pangan adalah dengan program perluasan areal tanam dengan pompanisasi. Program pompanisasi di Kabupaten Boyolali sudah 156 unit yang tersalurkan. Sampai hari ini, belum ada laporan dampak kekeringan di daerah.
Proses sudah berjalan yang daerah tadah hujan dengan mengandalkan pompanisasi memasuki musim tanam ketiga. Sebelumnya tanam palawija kemudian menanam tanaman padi lagi.
Produksi tanaman jagung di Boyolali mencapai sekitar 40.000 ton hingga Agustus 2024. Program pompanisasi tahun ini, benar-benar membantu petani di daerah tadah hujan yang kesulitan air irigasi sawah.
Program PAT dilakukan di lahan tadah hujan di 17 kecamatan di Kabupaten Boyolali dengan seluas 5.470 ha. Antara lain, di Kecamatan Nogosari target tanam seluas 550 ha, Mojosongo 225 ha, Sambi 370 ha, Ngemplak 480 ha, Teras 170 ha, Banyudono 50 ha, Boyolali 70 ha, Simo 973 ha, Ampel 110 ha, Karanggede 400 ha, Sawit 60 ha, Wonosamudro 240 ha, Andong 200 ha, Klego 907 ha, Kemusu 250 ha, Juwangi 130 ha dan Wonosegoro 285 ha, sehingga totalnya seluas 5.470 ha.
Baca juga: Pemkot Pekalongan-Bulog bagikan beras pada 28.117 KPM
Kepala Dinas Pertanian Boyolali Joko Suhartono di Boyolali, Jumat, mengatakan, salah satu antisipasi pada musim kemarau di Boyolali saat ini, dengan menyiapkan program pompanisasi untuk irigasi lahan dengan perluasan areal tanam (PAT) tanaman padi lokasinya di daerah lahan tadah hujan.
Boyolali mempunyai luas wilayah lahan tadah hujan kurang lebih 11.000 hektare (ha) dan program pompanisasi penambahan areal tanam dari Kementerian Pertanian sangat membantu dalam bentuk pertama bantuan pompa, irigasi perpompaan, dan irigasi perpipaan.
"Alhamdulillah, hingga hari ini, untuk program pompanisasi sejumlah 156 unit sudah distribusikan ke petani. Irigasi perpompaan dalam proses administrasi sudah sekitar 22 kelompok tani yang sudah mengumpulkan calon petani calon lokasi (CPCL), sekitar 40 kelompok tani," katanya.
Menurut dia, semoga hal tersebut sangat bermanfaat, karena irigasi perpompaan itu, ada sumur dalam. Ketika sumur dalam ada airnya dan kemudian dialirkan ke sawah dan sudah dicek bersama Kementerian Pertanian dan wilayah Boyolali masalah air tidak ada masalah.
"Kami berharap program kegiatan ini, sampai administrasi bersama kelompok tani berjalan dengan baik. Jangan bahwa memindahkan permasalahan administrasi dari dinas ke kelompok tani. Dan, hal itu sangat saya wanti-wanti sekali tidak ada yang bermain di sini. Karena, hal itu, program untuk petani dalam kondisi sulit dan itu memang pemerintah hadir untuk petani," katanya.
Dia mengatakan, untuk program PAT di Boyolali dengan pompanisasi baru 2024 ini, karena berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian, kondisi pangan di Indonesia tidak baik-baik saja.
Ia mengatakan, salah satu percepatan untuk mencukupi stok pangan adalah dengan program perluasan areal tanam dengan pompanisasi. Program pompanisasi di Kabupaten Boyolali sudah 156 unit yang tersalurkan. Sampai hari ini, belum ada laporan dampak kekeringan di daerah.
Proses sudah berjalan yang daerah tadah hujan dengan mengandalkan pompanisasi memasuki musim tanam ketiga. Sebelumnya tanam palawija kemudian menanam tanaman padi lagi.
Produksi tanaman jagung di Boyolali mencapai sekitar 40.000 ton hingga Agustus 2024. Program pompanisasi tahun ini, benar-benar membantu petani di daerah tadah hujan yang kesulitan air irigasi sawah.
Program PAT dilakukan di lahan tadah hujan di 17 kecamatan di Kabupaten Boyolali dengan seluas 5.470 ha. Antara lain, di Kecamatan Nogosari target tanam seluas 550 ha, Mojosongo 225 ha, Sambi 370 ha, Ngemplak 480 ha, Teras 170 ha, Banyudono 50 ha, Boyolali 70 ha, Simo 973 ha, Ampel 110 ha, Karanggede 400 ha, Sawit 60 ha, Wonosamudro 240 ha, Andong 200 ha, Klego 907 ha, Kemusu 250 ha, Juwangi 130 ha dan Wonosegoro 285 ha, sehingga totalnya seluas 5.470 ha.
Baca juga: Pemkot Pekalongan-Bulog bagikan beras pada 28.117 KPM