Kudus (ANTARA) - Peminat audisi umum beasiswa bulu tangkis yang diselenggarakan Persatuan Bulutangkis (PB) Djarum Kudus, Jawa Tengah, masih cukup tinggi karena jumlah pendaftar untuk audisi di Kabupaten Kudus mencapai 1.966 pendaftar.
"Jumlah peserta audisi yang mencapai 1.966 pendaftar itu, berasal dari berbagai daerah di Tanah Air," kata Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation yang juga Ketua PB Djarum Yoppy Rosimin saat jumpa pers Audisi Umum PB Djarum 2024 di GOR Djarum Jati, Kudus, Rabu.
Di antaranya, kata dia, ada yang berasal dari Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi, Bali, dan Papua.
Ia mencatat jumlah pendaftar masih didominasi dari Jawa Tengah yang mencapai 1.242 pendaftar. Sedangkan dari Jawa Timur sebanyak 203 pendaftar, dari Jawa Barat ada 188 peserta, Sumatera 63 peserta, Kalimantan 53 peserta, Sulawesi 32 peserta, Papua 19 peserta, dan Bali sembilan peserta.
"Kami juga mengapresiasi tingginya animo peserta mulai dari Sumatera hingga Papua yang melonjak drastis di bandingkan tahun lalu. Tren positif ini menunjukkan bahwa nyata api generasi atlet bulu tangkis Indonesia masih terus berkobar," ujarnya.
Yoppy menambahkan setiap tahunnya, audisi umum selalu berinovasi demi mendapatkan atlet terbaik. Salah satu perbedaannya kategori usia karena tahun sebelumnya hanya menyasar U-11 dan U-13, sedangkan tahun ini skema tersebut dibuat lebih spesifik dan membidik tiga kategori usia, yakni U-11, KU11 dan KU12.
Hal itu, kata dia, bertujuan agar para peserta bisa bertemu lawan yang sepadan berdasarkan usia dan dengan kualitas teknik bermain maupun mental yang setara.
"Pengelompokan usia ini memang tidak familier untuk proses seleksi atlet bulutangkis pada umumnya. Tetapi, kami selalu menjadi pionir. Bukan berarti ingin berbeda dari yang lain, tetapi kami mempertimbangkan keadilan serta hasil diskusi bersama peserta maupun pelatih," ujarnya.
Dengan terobosan tersebut, kata dia, para peserta bisa bertanding dengan lawan seusia dan kualitas yang tak jauh berbeda.
Sementara itu, Ketua Tim Pencari Bakat Audisi Umum PB Djarum 2024 Sigit Budiarto menambahkan bahwa selain kategori usia, inovasi lain adalah skema di fase skrining.
Pada audisi umum tahun lalu, kata dia, peserta diberi kesempatan 5-10 menit untuk mencuri perhatian tim pencari bakat maupun legenda bulu tangkis agar bisa lolos ke babak turnamen. Sedangkan tahun ini fase skrining mengadopsi pertandingan dengan sistem gugur satu game hingga poin ke-21 sehingga peserta yang menang berhak melaju ke babak turnamen.
"Dengan skema ini, peserta harus punya persiapan matang, memiliki daya juang tinggi, kemampuan yang mumpuni, dan totalitas ketika bertanding. Karena kemenangan akan menjadi penentu mereka melangkah ke fase berikutnya atau tidak," ujarnya.
Selain melibatkan tim pencari bakat yang diisi oleh jajaran pelatih PB Djarum, sejumlah legenda bulu tangkis Indonesia juga turut serta memantau bakat para peserta Audisi Umum PB Djarum 2024. Di antaranya Liliyana Natsir, Tontowi Ahmad, Maria Kristin, Richard Mainaky, Marlev Mainaky, Hariyanto Arbi, Debby Susanto, Susy Susanti, Ivana Lee, Chafidz Yusuf, Liem Swie King, Lius Pongoh, dan Kevin Sanjaya.
"Jumlah peserta audisi yang mencapai 1.966 pendaftar itu, berasal dari berbagai daerah di Tanah Air," kata Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation yang juga Ketua PB Djarum Yoppy Rosimin saat jumpa pers Audisi Umum PB Djarum 2024 di GOR Djarum Jati, Kudus, Rabu.
Di antaranya, kata dia, ada yang berasal dari Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi, Bali, dan Papua.
Ia mencatat jumlah pendaftar masih didominasi dari Jawa Tengah yang mencapai 1.242 pendaftar. Sedangkan dari Jawa Timur sebanyak 203 pendaftar, dari Jawa Barat ada 188 peserta, Sumatera 63 peserta, Kalimantan 53 peserta, Sulawesi 32 peserta, Papua 19 peserta, dan Bali sembilan peserta.
"Kami juga mengapresiasi tingginya animo peserta mulai dari Sumatera hingga Papua yang melonjak drastis di bandingkan tahun lalu. Tren positif ini menunjukkan bahwa nyata api generasi atlet bulu tangkis Indonesia masih terus berkobar," ujarnya.
Yoppy menambahkan setiap tahunnya, audisi umum selalu berinovasi demi mendapatkan atlet terbaik. Salah satu perbedaannya kategori usia karena tahun sebelumnya hanya menyasar U-11 dan U-13, sedangkan tahun ini skema tersebut dibuat lebih spesifik dan membidik tiga kategori usia, yakni U-11, KU11 dan KU12.
Hal itu, kata dia, bertujuan agar para peserta bisa bertemu lawan yang sepadan berdasarkan usia dan dengan kualitas teknik bermain maupun mental yang setara.
"Pengelompokan usia ini memang tidak familier untuk proses seleksi atlet bulutangkis pada umumnya. Tetapi, kami selalu menjadi pionir. Bukan berarti ingin berbeda dari yang lain, tetapi kami mempertimbangkan keadilan serta hasil diskusi bersama peserta maupun pelatih," ujarnya.
Dengan terobosan tersebut, kata dia, para peserta bisa bertanding dengan lawan seusia dan kualitas yang tak jauh berbeda.
Sementara itu, Ketua Tim Pencari Bakat Audisi Umum PB Djarum 2024 Sigit Budiarto menambahkan bahwa selain kategori usia, inovasi lain adalah skema di fase skrining.
Pada audisi umum tahun lalu, kata dia, peserta diberi kesempatan 5-10 menit untuk mencuri perhatian tim pencari bakat maupun legenda bulu tangkis agar bisa lolos ke babak turnamen. Sedangkan tahun ini fase skrining mengadopsi pertandingan dengan sistem gugur satu game hingga poin ke-21 sehingga peserta yang menang berhak melaju ke babak turnamen.
"Dengan skema ini, peserta harus punya persiapan matang, memiliki daya juang tinggi, kemampuan yang mumpuni, dan totalitas ketika bertanding. Karena kemenangan akan menjadi penentu mereka melangkah ke fase berikutnya atau tidak," ujarnya.
Selain melibatkan tim pencari bakat yang diisi oleh jajaran pelatih PB Djarum, sejumlah legenda bulu tangkis Indonesia juga turut serta memantau bakat para peserta Audisi Umum PB Djarum 2024. Di antaranya Liliyana Natsir, Tontowi Ahmad, Maria Kristin, Richard Mainaky, Marlev Mainaky, Hariyanto Arbi, Debby Susanto, Susy Susanti, Ivana Lee, Chafidz Yusuf, Liem Swie King, Lius Pongoh, dan Kevin Sanjaya.