Kudus (ANTARA) -
Baca juga: Kemenko PMK gandeng Muhammadiyah, jalankan gerakan revolusi mental
Seratusan warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang mengikuti program Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) diharapkan bisa menjadi duta dan wakil untuk menebarkan kebaikan melalui dunia digital.
"Selain itu, praktik-praktik baik dan hal-hal positif buat masyarakat bisa dipotret dan dibuatkan narasinya untuk disebarluaskan sehingga bisa mendominasi dunia positif di media sosial," kata Deputi Peningkatan Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Warsito ditemui usai menghadiri pelatihan positif bermedia sosial di Hotel Griptha Kudus, Minggu.
Apalagi, kata dia, generasi muda sekarang tidak bisa dijauhkan dari dunia digital, karena informasi begitu derasnya sehingga tidak mungkin membendung anak-anak muda sekarang. Setiap menit informasi dengan mudahnya masuk ke rumah melalui gawai yang dipegang generasi muda.
Informasi melalui media sosial tersebut, kata dia, menjadi perhatian pemerintah karena menjadi salah satu faktor yang bisa mempengaruhi karakter jati diri bangsa.
"Kita tidak bisa membuat benteng perlindungan dalam bentuk fisik karena masuk ke kamar melalui gawai atau Hp ke generasi muda Tanah Air," ujarnya.
Upaya yang mungkin dilakukan, yakni dengan membentengi mereka melalui penguatan karakter dan jati diri bangsa.
Hal itu, kata dia, sudah diprogramkan pemerintah melalui program gerakan nasional revolusi mental (GNRM), substansinya untuk menguatkan jati diri dan karakter bangsa.
Untuk menjalankan program tersebut, maka Kementerian PMK menggandeng Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk menjalankannya dengan mengadakan berbagai kegiatan yang berdampak positif untuk masyarakat.
Bentuk kegiatannya, yakni aksi penanaman pohon di lingkungan sekolah Muhammadiyah, pemberian makanan sehat untuk anak-anak, pelatihan positif dalam menggunakan media sosial, hingga pelatihan kewirausahaan untuk takmir masjid yang berlangsung 24-25 Agustus 2024.
"Sementara hari ini (25/8) adalah bagaimana memberikan pelatihan kepada para peserta untuk bijak dalam bermedia sosial. Tidak menebarkan hoaks, dan kata-kata yang disebarkan substansinya juga positif," ujarnya.
Ketua PD Muhammadiyah Kudus Noor Muslikhan setelah pelatihan dua hari, para peserta bisa mengedepankan akhlaqul karimah dalam bermedia sosial. Sedangkan orang tua juga bisa ikut menjadi pengendali anak-anaknya dalam bermedia sosial.
"Saat ini juga ada aplikasi yang bisa mengendalikan aktivitas media sosial generasi muda, sehingga tidak terpengaruh dengan informasi yang negatif dan bijak dalam memanfaatkannya," ujarnya.
Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kudus Zulfa Kurniawan menambahkan peserta pelatihan yang barus saja mengikuti pelatihan juga bisa mengendalikan diri tidak menyebarkan informasi negatif.
"Mereka juga dituntut untuk bisa memulai menyebarkan informasi yang positif agar media sosial dipenuhi dengan informasi yang bermanfaat untuk semua pihak," ujarnya.
Baca juga: Kemenko PMK gandeng Muhammadiyah, jalankan gerakan revolusi mental