Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, memberikan pemahaman tanda-tanda kusta pada masyarakat meski penyakit tersebut tidak mudah menular pada manusia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa penyakit kusta disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh manusia.
"Meski penyakit ini tidak mudah menular namun masyarakat kami minta lebih aware dengan penyakit kusta. Penularan penyakit ini bisa terjadi ketika pasien kontak erat yang lama dengan orang lain," katanya.
Menurut dia, perkembangan kuman penyakit kusta ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan, khususnya di wilayah dengan kondisi lembab serta sering terjadi banjir dan rob.
Penyakit kusta, kata dia, memiliki dua jenis yaitu kusta kering dan kusta basah.
Dikatakan, gejala awal yang akan dialami oleh penderita kusta seperti kelainan kulit berupa bercak putih seperti panu maupun kemerahan yang kurang atau mati rasa, tidak ditumbuhi bulu, tidak mengeluarkan keringat, tidak gatal, serta tidak sakit sehingga penderita seringkali tidak merasa terganggu.
Gejala selanjutnya, kata dia, penyakit kusta akan ditandai adanya kecacatan pada mata yang tidak bisa menutup bahkan sampai buta, pada telapak tangan dan kaki akan terasa mati rasa, serta jari tangan dan kaki keriting putus-putus.
"Penyakit ini bisa ditularkan melalui udara seperti batuk. Akan tetapi, proses penularan cukup lama atau butuh waktu 2-5 tahun," katanya.
Ia yang didampingi Pengelola Program Kusta Indayah Dewi Tunggal mengatakan selain itu, kontak erat minimal berada di dalam ruangan yang sama tiga bulan berturut-turut atau minimal 20 jam per minggu.
"Jadi kalau baru sekali ketemu, kontak dengan penderita belum tentu akan tertular. Penyakit kusta ini bukan disebabkan oleh kutukan, guna-guna, keturunan, dan makanan namun oleh kuman kusta sehingga masyarakat wajib melakukan pengobatan sejak dini dan secara tuntas," katanya.
Baca juga: Pemkot Pekalongan mendeteksi dini kusta secara rutin
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa penyakit kusta disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh manusia.
"Meski penyakit ini tidak mudah menular namun masyarakat kami minta lebih aware dengan penyakit kusta. Penularan penyakit ini bisa terjadi ketika pasien kontak erat yang lama dengan orang lain," katanya.
Menurut dia, perkembangan kuman penyakit kusta ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan, khususnya di wilayah dengan kondisi lembab serta sering terjadi banjir dan rob.
Penyakit kusta, kata dia, memiliki dua jenis yaitu kusta kering dan kusta basah.
Dikatakan, gejala awal yang akan dialami oleh penderita kusta seperti kelainan kulit berupa bercak putih seperti panu maupun kemerahan yang kurang atau mati rasa, tidak ditumbuhi bulu, tidak mengeluarkan keringat, tidak gatal, serta tidak sakit sehingga penderita seringkali tidak merasa terganggu.
Gejala selanjutnya, kata dia, penyakit kusta akan ditandai adanya kecacatan pada mata yang tidak bisa menutup bahkan sampai buta, pada telapak tangan dan kaki akan terasa mati rasa, serta jari tangan dan kaki keriting putus-putus.
"Penyakit ini bisa ditularkan melalui udara seperti batuk. Akan tetapi, proses penularan cukup lama atau butuh waktu 2-5 tahun," katanya.
Ia yang didampingi Pengelola Program Kusta Indayah Dewi Tunggal mengatakan selain itu, kontak erat minimal berada di dalam ruangan yang sama tiga bulan berturut-turut atau minimal 20 jam per minggu.
"Jadi kalau baru sekali ketemu, kontak dengan penderita belum tentu akan tertular. Penyakit kusta ini bukan disebabkan oleh kutukan, guna-guna, keturunan, dan makanan namun oleh kuman kusta sehingga masyarakat wajib melakukan pengobatan sejak dini dan secara tuntas," katanya.
Baca juga: Pemkot Pekalongan mendeteksi dini kusta secara rutin