Solo (ANTARA) - Yayasan Sosial di Solo Jawa Tengah Diwa Foundation menyebutkan, kediaman masa kecil pahlawan Slamet Riyadi perlu perawatan sehingga ke depan bisa menjadi referensi sejarah bagi masyarakat.
Pendiri Diwa Foundation Diah Warih Anjari di Solo Jawa Tengah Minggu, mengaku prihatin dengan kondisi rumah tersebut.
Menurut dia, rumah tersebut seharusnya bisa dirawat secara lebih layak.
"Saya melihatnya secara pribadi prihatin karena kondisinya kurang layak. Kalau berbicara pahlawan nasional ini harusnya diperhatikan, diberi perhatian khusus bagaimana tempat ini layak," katanya.
Dengan demikian, menurut dia lokasi tersebut bisa menjadi salah satu referensi bahwa Solo memiliki pahlawan nasional yang ikut berjuang memerdekakan Indonesia.
Karena itu, ia langsung mendatangi kediaman masa kecil Slamet Riyadi di Jalan Tejonoto I Nomor 3, Kampung Jogosuran RT-01/ RW-05, Kelurahan Danukusuman Kecamatan Serengan Solo Jawa Tengah yang saat ini sudah ditempati oleh keluarganya.
"Nanti kalau ada restu dari masyarakat dan lainnya, kami diberi kesempatan untuk memimpin Solo, ini menjadi prioritas. Tempat ini layak menjadi sebuah tempat yang harusnya menjadi referensi sejarah," katanya.
Bahkan jika memungkinkan, melalui yayasannya ia ingin menjadikan rumah tersebut sebagai museum dan destinasi wisata sejarah.
"Kalau saya setelah melihat langsung ingin banget menjadikan ini sebuah galeri sejarah, tapi kan kita tetap harus melihat status kepemilikannya dulu," katanya.
Sementara itu, salah satu kerabat Slamet Riyadi, Sarjono Catur mengatakan, rumah tersebut saat ini ditempati oleh dua cucu keponakan Slamet.
"Jadi pak Slamet itu dua bersaudara, beliau dan kakak perempuannya. Kakak perempuannya ini merupakan nenek saya," katanya.
Ia mengatakan, rumah dengan luas 1.000 M2 tersebut saat ini dimiliki oleh dua orang, yakni ibu dan paman Sarjono. Namun demikian, yang menempati sehari-hari adalah dua adik Sarjono.
Menurut Sarjono, pihak keluarga sempat menerima bantuan dari beberapa pihak yang sengaja berkunjung di momen-momen istimewa, termasuk saat hari kemerdekaan.
"Dari Kopassus, TNI, RS Slamet Riyadi, Universitas Slamet Riyadi, kalau dari Pemkot Surakarta baru sekali dari Dinas Sosial," katanya.
Bantuan yang diberikan salah satunya mengecat dinding rumah tersebut. Sedangkan dulu pernah perbaikan talang air karena bocor dilakukan oleh keluarga sendiri.
Pendiri Diwa Foundation Diah Warih Anjari di Solo Jawa Tengah Minggu, mengaku prihatin dengan kondisi rumah tersebut.
Menurut dia, rumah tersebut seharusnya bisa dirawat secara lebih layak.
"Saya melihatnya secara pribadi prihatin karena kondisinya kurang layak. Kalau berbicara pahlawan nasional ini harusnya diperhatikan, diberi perhatian khusus bagaimana tempat ini layak," katanya.
Dengan demikian, menurut dia lokasi tersebut bisa menjadi salah satu referensi bahwa Solo memiliki pahlawan nasional yang ikut berjuang memerdekakan Indonesia.
Karena itu, ia langsung mendatangi kediaman masa kecil Slamet Riyadi di Jalan Tejonoto I Nomor 3, Kampung Jogosuran RT-01/ RW-05, Kelurahan Danukusuman Kecamatan Serengan Solo Jawa Tengah yang saat ini sudah ditempati oleh keluarganya.
"Nanti kalau ada restu dari masyarakat dan lainnya, kami diberi kesempatan untuk memimpin Solo, ini menjadi prioritas. Tempat ini layak menjadi sebuah tempat yang harusnya menjadi referensi sejarah," katanya.
Bahkan jika memungkinkan, melalui yayasannya ia ingin menjadikan rumah tersebut sebagai museum dan destinasi wisata sejarah.
"Kalau saya setelah melihat langsung ingin banget menjadikan ini sebuah galeri sejarah, tapi kan kita tetap harus melihat status kepemilikannya dulu," katanya.
Sementara itu, salah satu kerabat Slamet Riyadi, Sarjono Catur mengatakan, rumah tersebut saat ini ditempati oleh dua cucu keponakan Slamet.
"Jadi pak Slamet itu dua bersaudara, beliau dan kakak perempuannya. Kakak perempuannya ini merupakan nenek saya," katanya.
Ia mengatakan, rumah dengan luas 1.000 M2 tersebut saat ini dimiliki oleh dua orang, yakni ibu dan paman Sarjono. Namun demikian, yang menempati sehari-hari adalah dua adik Sarjono.
Menurut Sarjono, pihak keluarga sempat menerima bantuan dari beberapa pihak yang sengaja berkunjung di momen-momen istimewa, termasuk saat hari kemerdekaan.
"Dari Kopassus, TNI, RS Slamet Riyadi, Universitas Slamet Riyadi, kalau dari Pemkot Surakarta baru sekali dari Dinas Sosial," katanya.
Bantuan yang diberikan salah satunya mengecat dinding rumah tersebut. Sedangkan dulu pernah perbaikan talang air karena bocor dilakukan oleh keluarga sendiri.