Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan pengawasan keamanan pangan secara serentak di 35 kabupaten/kota di Jateng, sebagai salah satu kegiatan dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Ke-79 Provinsi Jateng.

"Dalam rangka Hari Jadi Jateng yang ke-79 tahun ini, kami menggelar pengawasan keamanan pangan di 35 kabupaten/kota," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Jateng Dyah Lukisari di Semarang, Kamis.

Ia menjelaskan langkah pengawasan dilakukan oleh masing-masing dinas terkait di 35 kabupaten/kota dengan menguji sampel pangan segar, baik sayuran maupun nonsayuran.

Uji sampel tersebut, kata dia, dilakukan dengan cara mengambil sampel pangan segar yang beredar di pasar-pasar tradisional di masing-masing kabupaten/kota, kemudian hasilnya dilaporkan secara daring.

Hasilnya, kata dia, ternyata masih ada yang mengandung pestisida dan bahan kimia yang berbahaya jika dikonsumsi.

"Dari 35 kabupaten/kota, masih ditemukan pangan yang mengandung pestisida dan bahan kimia yang lain," katanya.

Dengan temuan itu, ia menegaskan akan mengambil langkah penanganan dengan menggandeng Dinas Ketahanan Pangan kabupaten/kota, yakni melakukan penelusuran di hulu atau produsen.

"Kami akan terus berkoordinasi dengan dinas kabupaten/kota untuk menggalakkan edukasi, sosialisasi, dan tindak lanjut uji laboratorium, untuk mengetahui kuantitatif apakah itu di bawah atau di atas BMR (Basal Metabolic Rate)," katanya.

Tak kalah penting, kata dia, dilakukan penelusuran agar bisa melakukan edukasi di tingkat hulu, sebab mereka mengambil dari pasar dan produsen.

Selain itu, kata dia, sosialisasi dan edukasi penting dilakukan kepada produsen agar bisa memproduksi pangan yang ramah terhadap lingkungan dan membatasi penggunaan pestisida sesuai dengan ketentuan.

Dishanpan Jateng juga akan menggandeng Satuan Tugas (Satgas) Keamanan Pangan agar penanganan dapat dilakukan secara efektif.

"Satgas Keamanan Pangan juga kami gandeng agar nantinya penanganan semakin baik," katanya.

Pada kesempatan itu, Dyah juga menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk berhati-hati mengonsumsi pangan segar.

"Untuk masyarakat yang akan mengonsumsi pangan segar yang ada kandungan pestisida, bisa dibersihkan dulu, ditambah dengan rendaman air garam. Karena itu bisa mengurangi pestisida," katanya.

Deputi Penganekaragaman dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional Aprianto Dwi Nugroho dalam sambutan secara daring kegiatan itu, mengapresiasi Pemprov Jateng yang telah memiliki prestasi yang membanggakan terkait dengan keamanan pangan.

"Jawa Tengah ini tidak lepas dari prestasi keamanan pangan dan selalu mendapat apresiasi di tingkat nasional. Untuk itu, Badan Pangan Nasional terus berkomitmen mendukung program penguatan pangan di Jateng," katanya.

Pada 2024, Bapanas telah mengalokasikan Rp2,8 miliar untuk Provinsi Jateng, dan pada 2023 juga ada mobil keliling untuk memperkuat pengawasan keamanan pangan.

"Dan tahun 2025, kami juga mengusulkan laboratorium senilai Rp12 miliar sehingga kami berharap mampu menambah penguatan keamanan pangan di Provinsi Jawa Tengah," katanya.

Baca juga: Bulog Banyumas segera serap gabah hasil panen petani

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024