Semarang (ANTARA) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah mendukung Kementerian Kesehatan menginvestigasi dugaan perundungan yang terjadi di Program Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
"Dukungan kami agar masalah ini bisa terselesaikan dengan baik," kata Ketua IDI Jawa Tengah Telogo Wismo Agung Durmanto di Semarang, Kamis.
Sebelumnya diberitakan mahasiswi Program Studi Anastesi Fakultas Kedokteran Undip Semarang, AR, meninggal dunia diduga akibat bunuh diri pada Senin (12/8) di indekosnya di Jalan Lempongsari, Kota Semarang.
Kementerian Kesehatan melalui Ditjen Pelayanan Kesehatan melalui surat Nomor TK.02.02/D/44137/2024 telah memerintahkan penghentian sementara Program Studi Anastesi Undip Semarang di RSUP Kariadi Semarang.
Dalam surat tersebut dijelaskan alasan penghentian sementara akibat dugaan perundungan yang memicu bunuh diri salah seorang mahasiswi program studi tersebut berinisial AR.
Penghentian sementara itu berkaitan dengan investigasi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan atas peristiwa tersebut.
Menurut Telogo, terdapat potensi peristiwa semacam itu terjadi kembali di kemudian hari. "Jangan sampai ada lagi peserta PPDS yang meninggal karena kelelahan atau sakit," katanya.
Ia sendiri mengakui adanya tambahan informasi di luar jam kuliah yang penting untuk diketahui oleh dokter peserta pendidikan spesialisasi itu.
"Kalau ada kasus menarik, bisa jadi diundang untuk tambahan ilmu, namun bukan merupakan tambahan jam kerja," katanya.
"Dukungan kami agar masalah ini bisa terselesaikan dengan baik," kata Ketua IDI Jawa Tengah Telogo Wismo Agung Durmanto di Semarang, Kamis.
Sebelumnya diberitakan mahasiswi Program Studi Anastesi Fakultas Kedokteran Undip Semarang, AR, meninggal dunia diduga akibat bunuh diri pada Senin (12/8) di indekosnya di Jalan Lempongsari, Kota Semarang.
Kementerian Kesehatan melalui Ditjen Pelayanan Kesehatan melalui surat Nomor TK.02.02/D/44137/2024 telah memerintahkan penghentian sementara Program Studi Anastesi Undip Semarang di RSUP Kariadi Semarang.
Dalam surat tersebut dijelaskan alasan penghentian sementara akibat dugaan perundungan yang memicu bunuh diri salah seorang mahasiswi program studi tersebut berinisial AR.
Penghentian sementara itu berkaitan dengan investigasi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan atas peristiwa tersebut.
Menurut Telogo, terdapat potensi peristiwa semacam itu terjadi kembali di kemudian hari. "Jangan sampai ada lagi peserta PPDS yang meninggal karena kelelahan atau sakit," katanya.
Ia sendiri mengakui adanya tambahan informasi di luar jam kuliah yang penting untuk diketahui oleh dokter peserta pendidikan spesialisasi itu.
"Kalau ada kasus menarik, bisa jadi diundang untuk tambahan ilmu, namun bukan merupakan tambahan jam kerja," katanya.