Cilacap (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di Jawa Tengah bagian selatan mewaspadai potensi angin kencang seiring dengan peningkatan kecepatan angin yang bertiup di atas permukaan laut selatan Jateng.
"Berdasarkan pengamatan, kecepatan angin maksimum di Jateng selatan khususnya Cilacap berkisar 16-17 knot," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jumat.
Akan tetapi, katanya, jika dilihat dari tekanan udara, di Australia terdapat daerah pusat tekanan tinggi (1.024 milibar), sedangkan di Samudra Pasifik timur laut Filipina terdapat pusat tekanan rendah (1.000 milibar).
Menurut dia, perbedaan tekanan yang signifikan tersebut berdampak terhadap peningkatan kecepatan angin timuran di selatan Jawa.
"Kecepatan angin maksimum diprakirakan bisa mencapai antara 15-30 knot dan berdampak terhadap peningkatan tinggi gelombang laut selatan Jawa Barat, laut selatan Jawa Tengah, dan laut selatan Daerah Istimewa Yogyakarta," katanya.
Ia menyebut tinggi gelombang di laut selatan Jabar hingga DIY berpotensi mencapai kisaran 2,5-4 meter yang masuk kategori tinggi.
Oleh karena itu, dia mengimbau, seluruh pengguna jasa kelautan untuk memperhatikan risiko tinggi gelombang dan kecepatan angin terhadap keselamatan pelayaran.
Disinggung mengenai potensi hujan, dia mengakui, dalam beberapa hari terakhir terjadi hujan dengan intensitas ringan di sejumlah wilayah Jateng bagian selatan.
"Bulan Agustus ini masih musim kemarau, namun ada hujan ringan di beberapa wilayah karena adanya gangguan cuaca Rossby Ekuatorial di Jawa bagian barat, sehingga dalam dua hingga tiga hari ke depan masih ada potensi hujan ringan. Musim hujan diprakirakan baru masuk pada bulan Oktober nanti," kata Teguh.
Baca juga: Prakiraan cuaca Semarang hari ini, cerah berawan
"Berdasarkan pengamatan, kecepatan angin maksimum di Jateng selatan khususnya Cilacap berkisar 16-17 knot," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jumat.
Akan tetapi, katanya, jika dilihat dari tekanan udara, di Australia terdapat daerah pusat tekanan tinggi (1.024 milibar), sedangkan di Samudra Pasifik timur laut Filipina terdapat pusat tekanan rendah (1.000 milibar).
Menurut dia, perbedaan tekanan yang signifikan tersebut berdampak terhadap peningkatan kecepatan angin timuran di selatan Jawa.
"Kecepatan angin maksimum diprakirakan bisa mencapai antara 15-30 knot dan berdampak terhadap peningkatan tinggi gelombang laut selatan Jawa Barat, laut selatan Jawa Tengah, dan laut selatan Daerah Istimewa Yogyakarta," katanya.
Ia menyebut tinggi gelombang di laut selatan Jabar hingga DIY berpotensi mencapai kisaran 2,5-4 meter yang masuk kategori tinggi.
Oleh karena itu, dia mengimbau, seluruh pengguna jasa kelautan untuk memperhatikan risiko tinggi gelombang dan kecepatan angin terhadap keselamatan pelayaran.
Disinggung mengenai potensi hujan, dia mengakui, dalam beberapa hari terakhir terjadi hujan dengan intensitas ringan di sejumlah wilayah Jateng bagian selatan.
"Bulan Agustus ini masih musim kemarau, namun ada hujan ringan di beberapa wilayah karena adanya gangguan cuaca Rossby Ekuatorial di Jawa bagian barat, sehingga dalam dua hingga tiga hari ke depan masih ada potensi hujan ringan. Musim hujan diprakirakan baru masuk pada bulan Oktober nanti," kata Teguh.
Baca juga: Prakiraan cuaca Semarang hari ini, cerah berawan