Kendal (ANTARA) - Bagaimana pemahaman kita tentang matematika dan numerasi? Apakah keduanya sama?

Kemampuan matematika dasar mencakup keterampilan memahami bilangan, operasi bilangan, perbandingan bilangan, pola bilangan, dan soal cerita. Berbeda dengan definisi literasi numerasi, yang menjelaskan bahwa keterampilan ini digunakan untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari dengan menggunakan berbagai macam angka dan simbol yang terkait dengan matematika dasar.

Dengan kata lain, numerasi lebih menekankan pada pemahaman dan pemecahan masalah sehari-hari. Hal ini mengandung konsekuensi bahwa anak tidak hanya mengolah bilangan atau operasi hitung, tetapi juga harus memahami makna dalam konteks pembelajaran yang disampaikan melalui realita kehidupan yang dekat dengan peserta didik.

Untuk meluruskan hal tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal melalui Tim Komunitas Belajar (Kombel) Cakra mengadakan Workshop Inovasi Media dan Metode Pembelajaran Numerasi Berbasis Lesson Study.

Tim Cakra merupakan salah satu komunitas belajar di Platform Merdeka Mengajar (PMM) Kabupaten Kendal yang berfokus pada peningkatan capaian numerasi di jenjang SD. Pada tahun 2024 ini, Tim Cakra Kendal menyelenggarakan rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran numerasi domain bilangan melalui penggunaan media digital dan nondigital dengan dukungan proyek fasda perubahan 2.0 Tanoto Foundation.

Kegiatan awal dari Tim Cakra ini adalah mengadakan lokakarya atau workshop di Gedung PGRI Kabupaten Kendal dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dan pemahaman mengenai pengajaran numerasi, Sabtu, 27 Juli 2024.

Sasaran program Cakra kali ini adalah Komunitas Belajar (Kombel) Gugus di Kecamatan Cepiring dan Pegandon. Selain itu, ditambah juga peserta dari Kombel Madrasah Ibtidaiyah (MI) di bawah binaan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kendal.

Setelah mendapatkan lokakarya tentang numerasi dan media pembelajaran, peserta akan mempraktekkan materi di kelas bersama teman sejawat. Dalam kelompok lesson study, peserta merancang pembelajaran bersama-sama (tahap PLAN). Lalu salah satu peserta mempraktekkan pembelajaran dan rekan sejawat lain mengamati (tahap Do). Kemudian hasilnya direfleksikan bersama-sama (tahap See).

Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar, Ninik Chaeroni, S.Pd., M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan, “Capaian rapor pendidikan terkait numerasi masih perlu ditingkatkan. Penting bagi guru untuk terus berinovasi dan memahami konsep numerasi yang lebih luas.”

Sebagai narasumber, Tyas Pudjiastuti, S.Pd., M.Pd., yang juga merupakan Fasilitator Daerah Literasi Numerasi Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Tengah, memberikan pemahaman yang mendalam tentang konsep numerasi.

Ia menjelaskan numerasi bukan hanya sebatas matematika, melainkan kemampuan yang lebih kompleks dalam menerapkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu peserta, Nur Kamidah, M.Pd., dari SDN Pakuncen, Kecamatan Pegandon, mengaku bahwa workshop ini sangat bermanfaat. “Setelah mengikuti materi ini, saya jadi lebih paham tentang konsep numerasi yang sebenarnya. Ternyata numerasi itu lebih luas dari yang saya kira,” ujarnya.

Ulfatun Nadhifah, ketua Tim Cakra, berujar bahwa lokakarya tersebut menjadi awalan untuk kegiatan selanjutnya. Akan ada pendampingan praktik di sekolah dengan metode dan media yang akan dihasilkan oleh masing-masing peserta. Selain itu, ilmu yang didapatkan akan diseminasikan oleh peserta di gugus pada tiap kecamatan.

Penulis: Fasilitator Guru Penggerak & Fasilitator Tanoto Foundation

Pewarta : Muhchamad Haris Tarmidi, M.Pd.*)
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024