Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah terus menggiatkan budaya sadar bencana sejak dini kepada siswa sekolah sebagai upaya melatih kesiapsiagaan dini dan waspada jika terjadi bencana.
Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pekalongan Apriliyanto Dwi Purnomo di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa secara geografis daerah ini tergolong wilayah yang rawan bencana baik yang disiapkan oleh alam maupun ulah manusia.
"Oleh karena itu kami mengajarkan bagaimana cara para siswa untuk berlindung saat terjadi gempa seperti melakukan perlindungan diri di bawah meja, lari ke tempat atau titik kumpul yang lebih aman, dan tidak berada tepat di dekat bangunan yang berpotensi runtuh," katanya.
Ia mengatakan pihaknya sudah melakukan 14 kali sosialisasi dan pelatihan kesiapsiagaan bencana bagi siswa taman kanak-kanak maupun sekolah dasar selama Juli 2024.
Tujuan sosialisasi dan pelatihan itu, kata dia, anak-anak agar lebih mudah menyerap ilmu mitigasi bencana dengan baik.
"Pada kegiatan sosialisasi ini materi terkait penanganan bencana gempa diajarkan melalui edukasi dalam bentuk nyanyian lagu yang berisi pesan-pesan penting dalam menghadapi gempa, evakuasi korban banjir menggunakan perahu SAR, mengasah keberanian anak dengan bermain flying fox," katanya.
Apriliyanto Dwi Purnomo berharap ilmu yang diajarkan tersebut bisa menjadi bekal dan dapat ditularkan kepada orang tuanya.
"Anak-anak diajarkan mengenali gempa bumi, termasuk teknik penyelamatan diri melalui lagu, kemudian dilanjutkan praktik simulasi gempa bumi. Anak-anak juga belajar alat dan sarana dan prasarana yang biasanya digunakan satgas untuk penyelamatan korban," katanya.
Baca juga: Kilang Pertamina Cilacap dan Pemkab Cilacap sepakati kerja sama penanggulangan bencana
Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pekalongan Apriliyanto Dwi Purnomo di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa secara geografis daerah ini tergolong wilayah yang rawan bencana baik yang disiapkan oleh alam maupun ulah manusia.
"Oleh karena itu kami mengajarkan bagaimana cara para siswa untuk berlindung saat terjadi gempa seperti melakukan perlindungan diri di bawah meja, lari ke tempat atau titik kumpul yang lebih aman, dan tidak berada tepat di dekat bangunan yang berpotensi runtuh," katanya.
Ia mengatakan pihaknya sudah melakukan 14 kali sosialisasi dan pelatihan kesiapsiagaan bencana bagi siswa taman kanak-kanak maupun sekolah dasar selama Juli 2024.
Tujuan sosialisasi dan pelatihan itu, kata dia, anak-anak agar lebih mudah menyerap ilmu mitigasi bencana dengan baik.
"Pada kegiatan sosialisasi ini materi terkait penanganan bencana gempa diajarkan melalui edukasi dalam bentuk nyanyian lagu yang berisi pesan-pesan penting dalam menghadapi gempa, evakuasi korban banjir menggunakan perahu SAR, mengasah keberanian anak dengan bermain flying fox," katanya.
Apriliyanto Dwi Purnomo berharap ilmu yang diajarkan tersebut bisa menjadi bekal dan dapat ditularkan kepada orang tuanya.
"Anak-anak diajarkan mengenali gempa bumi, termasuk teknik penyelamatan diri melalui lagu, kemudian dilanjutkan praktik simulasi gempa bumi. Anak-anak juga belajar alat dan sarana dan prasarana yang biasanya digunakan satgas untuk penyelamatan korban," katanya.
Baca juga: Kilang Pertamina Cilacap dan Pemkab Cilacap sepakati kerja sama penanggulangan bencana