Kudus (ANTARA) -
Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus, Jawa Tengah, sebagai salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Kudus ikut turun ke lapangan membantu percepatan penurunan kasus stunting atau tengkes dengan memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
 
"RS Mardi Rahayu sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan tidak ingin di desa terdekat ada kasus tengkes. Untuk itulah, sebagai wujud dukungan terhadap pemerintah kami melakukan aksi upaya percepatan penurunan angka tengkes," kata Direktur Utama RS Mardi Rahayu Pujianto di sela-sela sosialisasi dan edukasi tengkes di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus, Senin.
 
Ia mengungkapkan tema yang diambil "Jangan Sampai Ibu Glowing Tapi Anak Stunting" dengan harapan bisa menggugah kesadaran orang tua untuk peduli terhadap anak.
 
Harapannya, kata dia, ibu juga memperhatikan gizi dan tumbuh kembang anak.
 
"Kegiatan ini merupakan respons kami sesudah peluncuran program Si Cantik (Aksi Cegah Anak Stunting dengan Intervensi Kolaboratif) dari Pemkab Kudus pada Juni 2024," ujarnya.
 
Apalagi, kata dia, pemerintah telah menetapkan pada tahun 2024 target prevalensi tengkes harus mencapai 14 persen. Sedangkan di Kabupaten Kudus pada tahun 2023 angkanya masih cukup tinggi, yakni 15,7 persen.
 
Hal tersebut menunjukkan diperlukan upaya intensif dalam menurunkan angka prevalensi stunting setidaknya 1,7 persen agar mencapai target 14 persen pada tahun ini.
 
Ia menjelaskan tengkes merupakan perawakan pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut usia yang kurang dari dua standar deviasi pada kurva pertumbuhan WHO, disebabkan kekurangan gizi kronik yang berhubungan dengan status sosioekonomi rendah, asupan nutrisi dan kesehatan ibu yang buruk, riwayat sakit berulang dan praktik pemberian makan pada bayi dan anak yang tidak tepat.
 
"Anak stunting juga berisiko mudah terjangkit penyakit dan cenderung mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh. Dalam jangka panjang dapat menyebabkan kegagalan seorang anak mencapai potensi kecerdasan dan kemampuan fisik sehingga mempengaruhi kapasitas kerja dan status sosial ekonomi di masa depan," ujarnya.
 
Selain memberikan edukasi, RS Mardi Rahayu juga memberikan 60 boks makanan tinggi protein untuk 60 anak balita ditambah susu UHT dan juga diserahkan bantuan 50 unit kursi untuk warga RT 01 RW 02 Desa Jati Wetan untuk menunjang kepentingan warga setempat.
 
Lutfi Indah, warga Desa Jati Wetan yang memiliki balita mengaku senang karena baru kali ini ada edukasi terhadap orang tua yang memiliki balita.
 
"Tentunya banyak informasi yang diperoleh, sehingga kesadaran orang tua untuk memperhatikan asupan gizi anak dan tumbuh kembang juga semakin meningkat. Harapannya kasus tengkes tidak terjadi di desa kami," ujarnya.
 
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Andini Aridewi menyambut positif kegiatan RS Mardi Rahayu karena merupakan salah satu wujud implementasi strategi Si Cantik, dengan melibatkan semua unsur untuk berkolaborasi mendukung upaya pencegahan termasuk penanganan tengkes.
 
Untuk jumlah kasus tengkes saat ini, katanya, sebanyak 2.367 kasus. Sedangkan akhir tahun diharapkan bisa turun menjadi 14 persen.*

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024