Semarang (ANTARA) - Dirlantas Polda Jawa Tengah Kombes Pol.Sonny Irawan meminta jajarannya jangan sampai menimbulkan hal-hal kontra produktif dan selalu menjaga kepercayaan masyarakat kepada kepolisian dalam melaksanakan Operasi Patuh Candi 2024.
"Kedepankan 'soft power', lebih humanis, lebih banyak kegiatan edukatif," kata Sonny saat apel pasukan Operasi Patuh Candi 2024 di Semarang, Senin.
Menurut dia, penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas selama Operasi Patuh dilakukan dengan menggunakan ETLE atau tilang elektronik.
Saat ini, lanjut dia, sudah terpasang 19 kamera ETLE di berbagai wilayah di Jawa Tengah serta sekitar 800 kamera "mobile handheld"
Adapun tilang manual, menurut dia, hanya dilakukan terhadap pelanggaran yang menimbulkan fatalitas.
Ia menjelaskan berbagai aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari aktivitas lalu lintas jalan raya.
"Kadang kita berkendara sudah benar, ada yang belum benar. Pengendara yang sudah tertib ini kadang menjadi korban dari perilaku kurang tertib," katanya.
Oleh karena itu, ia berharap melalui Operasi Patuh Candi 2024 tersebut kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas dapat tumbuh.
"Secara perlahan masyarakat diajak untuk tertib lalu lintas, sehingga angka kecelakaan dan fatalitas lalu lintas bisa ditekan," katanya.
Operasi Patuh Candi 2024 yang akan dimulai pada 15 hingga 28 Juli menyasar pelanggaran berkendara tanpa helm, mengemudi tanpa sabuk keselamatan, melanggar marka jalan, melawan arah, berboncengan tiga, hingga kendaraan yang melebihi kapasitas dan dimensi.
Baca juga: Operasi Patuh Candi fokus edukasi tertib berlalu lintas
"Kedepankan 'soft power', lebih humanis, lebih banyak kegiatan edukatif," kata Sonny saat apel pasukan Operasi Patuh Candi 2024 di Semarang, Senin.
Menurut dia, penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas selama Operasi Patuh dilakukan dengan menggunakan ETLE atau tilang elektronik.
Saat ini, lanjut dia, sudah terpasang 19 kamera ETLE di berbagai wilayah di Jawa Tengah serta sekitar 800 kamera "mobile handheld"
Adapun tilang manual, menurut dia, hanya dilakukan terhadap pelanggaran yang menimbulkan fatalitas.
Ia menjelaskan berbagai aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari aktivitas lalu lintas jalan raya.
"Kadang kita berkendara sudah benar, ada yang belum benar. Pengendara yang sudah tertib ini kadang menjadi korban dari perilaku kurang tertib," katanya.
Oleh karena itu, ia berharap melalui Operasi Patuh Candi 2024 tersebut kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas dapat tumbuh.
"Secara perlahan masyarakat diajak untuk tertib lalu lintas, sehingga angka kecelakaan dan fatalitas lalu lintas bisa ditekan," katanya.
Operasi Patuh Candi 2024 yang akan dimulai pada 15 hingga 28 Juli menyasar pelanggaran berkendara tanpa helm, mengemudi tanpa sabuk keselamatan, melanggar marka jalan, melawan arah, berboncengan tiga, hingga kendaraan yang melebihi kapasitas dan dimensi.
Baca juga: Operasi Patuh Candi fokus edukasi tertib berlalu lintas