Semarang (ANTARA) - Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menargetkan tingkat partisipasi pemilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 mencapai 82 persen.
"Target saya ketika Pemilu lalu sebanyak 80 persen, Alhamdulillah bisa tercapai 82,5 persen. Pilkada ini kita tingkatkan," katanya saat Rapat Desk Pilkada dan Kondusifitas Wilayah, di Semarang, Selasa.
"Karena pilkada ini masyarakat akan memilih bupati/wali kota dan gubernur-nya, sehingga kami harapkan minimal 82 persen," harapnya.
Ia memastikan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, serta penyelenggara pemilu sudah siap mengawal penyelenggaraan Pilkada Jateng 2024 agar berjalan dengan aman, lancar, dan kondusif.
Diakuinya, rapat tersebut digelar jauh hari sebelum tahapan pendaftaran peserta pilkada supaya pemerintah kabupaten/kota menyiapkan segala sesuatunya dalam menghadapi pilkada.
"Ini merupakan pilkada serentak pertama se-Indonesia sehingga kesiapan perlu betul-betul dioptimalkan," ujar mantan Kapolda Metro Jaya itu.
Ia menyebutkan setidaknya ada empat indikator kesuksesan pilkada, yakni partisipasi masyarakat yang tinggi, kondusivitas wilayah, penyelenggaraan tahapan pilkada terlaksana dengan baik, dan pelaksanaan pemerintahan tetap berjalan baik.
Dalam penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024, ia berharap lebih mengedepankan upaya-upaya pencegahan daripada penindakan.
Menurut dia, langkah pencegahan bisa dilakukan dengan meningkatkan sosialisasi, edukasi, maupun komunikasi.
"Pencegahan lebih baik dari pada penindakan, makanya seluruh forkomimda, KPU dan Bawaslu harus kompak dan sinergi," ucapnya.
Perhelatan pilkada, kata dia, cenderung lebih rawan dibandingkan dengan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) karena pasangan calonnya akan berkompetisi dalam satu kabupaten/kota.
Oleh karena itu, kata Nana, perlu dilakukan antisipasi-antisipasi, di antaranya dengan membangun komunikasi baik dengan partai politik, tim sukses, maupun masyarakat.
Baca juga: Pemkab Pati pastikan kesiapan menggelar Pilkada 2024
"Target saya ketika Pemilu lalu sebanyak 80 persen, Alhamdulillah bisa tercapai 82,5 persen. Pilkada ini kita tingkatkan," katanya saat Rapat Desk Pilkada dan Kondusifitas Wilayah, di Semarang, Selasa.
"Karena pilkada ini masyarakat akan memilih bupati/wali kota dan gubernur-nya, sehingga kami harapkan minimal 82 persen," harapnya.
Ia memastikan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, serta penyelenggara pemilu sudah siap mengawal penyelenggaraan Pilkada Jateng 2024 agar berjalan dengan aman, lancar, dan kondusif.
Diakuinya, rapat tersebut digelar jauh hari sebelum tahapan pendaftaran peserta pilkada supaya pemerintah kabupaten/kota menyiapkan segala sesuatunya dalam menghadapi pilkada.
"Ini merupakan pilkada serentak pertama se-Indonesia sehingga kesiapan perlu betul-betul dioptimalkan," ujar mantan Kapolda Metro Jaya itu.
Ia menyebutkan setidaknya ada empat indikator kesuksesan pilkada, yakni partisipasi masyarakat yang tinggi, kondusivitas wilayah, penyelenggaraan tahapan pilkada terlaksana dengan baik, dan pelaksanaan pemerintahan tetap berjalan baik.
Dalam penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024, ia berharap lebih mengedepankan upaya-upaya pencegahan daripada penindakan.
Menurut dia, langkah pencegahan bisa dilakukan dengan meningkatkan sosialisasi, edukasi, maupun komunikasi.
"Pencegahan lebih baik dari pada penindakan, makanya seluruh forkomimda, KPU dan Bawaslu harus kompak dan sinergi," ucapnya.
Perhelatan pilkada, kata dia, cenderung lebih rawan dibandingkan dengan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) karena pasangan calonnya akan berkompetisi dalam satu kabupaten/kota.
Oleh karena itu, kata Nana, perlu dilakukan antisipasi-antisipasi, di antaranya dengan membangun komunikasi baik dengan partai politik, tim sukses, maupun masyarakat.
Baca juga: Pemkab Pati pastikan kesiapan menggelar Pilkada 2024