Semarang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah mencatat bahwa bawang merah menjadi komoditas yang berperan paling dalam terhadap penurunan tekanan inflasi seiring sejumlah daerah yang panen raya.

"Komoditas bawang merah mengalami penurunan harga seiring dengan sejumlah daerah sentra yang mulai memasuki masa panen," kata Pelaksana Harian Kepala Perwakilan BI Jateng Nita Rachmenia, di Semarang, Selasa.

Panen raya terjadi di daerah sentra penghasil bawang merah, baik yang ada di Jateng, seperti Kabupaten Brebes dan Kendal, maupun di luar Jateng, antara lain Kabupaten Nganjuk, Cirebon, dan Bojonegoro.

Setelah bawang merah, kata dia, penurunan tekanan inflasi juga dipengaruhi penurunan harga komoditas daging ayam ras dan telur ayam seiring dengan turunnya harga jagung yang menjadi komponen utama bahan pakan ternak.

Penurunan harga lebih lanjut juga terjadi pada tomat seiring dengan ketercukupan pasokan di Jateng dan komoditas bawang putih dengan meningkatnya impor bawang putih dari China yang mulai membanjiri pasar.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, realisasi impor bawang putih per Mei 2024 yaitu sebanyak 133.690 ton atau 38,27% dari Persetujuan Impor (PI) yang telah diterbitkan dengan volume 342.127 ton.

Di sisi lain, penurunan inflasi dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau itu tertahan oleh kenaikan harga beberapa komoditas lainnya seperti cabai rawit yang tercatat naik didorong oleh kenaikan permintaan masyarakat pada momentum Idul Adha.

Harga sigaret kretek mesin (SKM) juga turut mencatatkan kenaikan harga yang menjadi strategi produsen rokok sebagai respon atas kenaikan Cukai Hasil Tembakau (CHT) sebesar 10 persen pada awal 2024.

Nita memastikan BI Jateng bersama dengan para pemangku kepentingan di daerah yang tergabung dalam Forum TPID Provinsi Jateng dan kabupaten/kota akan terus berkoordinasi dan bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi.

Program pengendalian inflasi mengacu pada koridor 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Stok, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif) yang dilaksanakan melalui program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Pada Juni 2024, kata dia, gabungan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jateng mengalami deflasi sebesar 0,28 persen (month to month) atau lebih dalam dari deflasi nasional sebesar 0,08 persen (mtm).

Secara tahunan, inflasi gabungan kota di Jateng tercatat sebesar 2,22 persen (year on year) yang juga lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 2,51 persen (yoy) dan berada di rentang sasaran target inflasi 2,5 persen kurang lebih 1 persen.

Nita menyebutkan seluruh kota pantauan inflasi di Jateng secara spasial mengalami deflasi, dengan paling dalam di Kabupaten Wonogiri yang pada periode laporan mencatatkan deflasi sebesar 0,41 persen (mtm).

 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024