Semarang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Jawa Tengah selama bulan Juni 2024 mengalami inflasi sebesar 2,22 persen (Y on Y), turun dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 2,66 persen.
Inspektur Utama BPS Dadang Hardiwan dalam keterangan di Semarang, Jateng, Senin, mengatakan kelompok makanan, minuman dan tembakau memberi andil terbesar terhadap inflasi di Juni 2024.
"Kelompok makanan, minuman dan tembakau memberi andil sebesar 4,48 persen terhadap inflasi," katanya.
Adapun kenaikan harga berbagai komoditas yang memicu terjadinya inflasi antara lain beras, emas perhiasan, Sigaret Kretek Mesin (SKM), cabai merah serta gula.
Ia mengatakan dari sembilan daerah tempat dilakukan survei indeks harga konsumen, seluruhnya mengalami inflasi.
"Inflasi tertinggi di Kabupaten Rembang yang mencapai 2,80 persen," katanya.
Sementara Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menyampaikan apresiasi kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang telah bekerja keras untuk mengendalikan inflasi di provinsi ini.
Ia meminta TPID tidak lalai dalam melakukan pemantauan agar inflasi tidak kembali naik.
"Inflasi kita masih dalam rentang target yang ditetapkan. Menjadi tantangan agar ke depan bisa lebih baik," katanya.
Nana mengingatkan salah satu tantangan yang harus diantisipasi yakni kenaikan harga besar saat penghujung musim panen.
"Potensi kenaikan harga besar di penghujung panen raya ini harus diantisipasi," katanya.
Baca juga: BI: Waspadai tantangan inflasi di tengah ketidakpastian global
Inspektur Utama BPS Dadang Hardiwan dalam keterangan di Semarang, Jateng, Senin, mengatakan kelompok makanan, minuman dan tembakau memberi andil terbesar terhadap inflasi di Juni 2024.
"Kelompok makanan, minuman dan tembakau memberi andil sebesar 4,48 persen terhadap inflasi," katanya.
Adapun kenaikan harga berbagai komoditas yang memicu terjadinya inflasi antara lain beras, emas perhiasan, Sigaret Kretek Mesin (SKM), cabai merah serta gula.
Ia mengatakan dari sembilan daerah tempat dilakukan survei indeks harga konsumen, seluruhnya mengalami inflasi.
"Inflasi tertinggi di Kabupaten Rembang yang mencapai 2,80 persen," katanya.
Sementara Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menyampaikan apresiasi kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang telah bekerja keras untuk mengendalikan inflasi di provinsi ini.
Ia meminta TPID tidak lalai dalam melakukan pemantauan agar inflasi tidak kembali naik.
"Inflasi kita masih dalam rentang target yang ditetapkan. Menjadi tantangan agar ke depan bisa lebih baik," katanya.
Nana mengingatkan salah satu tantangan yang harus diantisipasi yakni kenaikan harga besar saat penghujung musim panen.
"Potensi kenaikan harga besar di penghujung panen raya ini harus diantisipasi," katanya.
Baca juga: BI: Waspadai tantangan inflasi di tengah ketidakpastian global