Kudus (ANTARA) - Sejumlah pengusaha konveksi maupun penyedia jasa jahit di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai menerima pesanan pakaian seragam sekolah dari berbagai daerah menjelang tahun ajaran baru sekolah 2024/2025.
Azzam, salah satu pengusaha konveksi di Kudus, Jumat, mengakui pesanan mulai diterima sejak libur sekolah, baik dari sekolah di Kabupaten Kudus maupun luar daerah.
"Pesanannya mulai dari seragam untuk siswa sekolah dasar (SD), SMP, hingga SMA. Sedangkan yang terbanyak saat ini dari sekolah tingkat SD serta pesanan dari para pedagang pakaian," ujarnya.
Untuk jumlah pesanan, kata dia, disesuaikan dengan jumlah murid yang diterima, sedangkan harga jualnya juga menyesuaikan ukuran seragam.
Harga jual seragam setiap setelnya, yakni baju dan celana berkisar hingga Rp80.000.
Ia mengakui pesanan seragam sekolah tidak hanya dari lokal Kudus, melainkan ada yang berasal dari luar daerah sehingga pengerjaannya harus ekstra agar bisa memenuhi target waktu karena sebelum masuk sekolah pesanan harus sudah dikirim.
Hal senada juga diungkapkan pengusaha konveksi lainnya, Abdul Rouf asal Desa Padurenan, Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus, bahwa dirinya mulai menerima pesanan cukup banyak.
"Mulai dari seragam sekolah untuk MAN, MTs, serta seragam dari kampus di Yogyakarta, Mataram dan Pontianak," ujarnya.
Untuk memenuhi pesanan seragam sekolah tersebut, kata dia, dirinya mempekerjakan 60 karyawan, sebanyak 35 karyawan di antaranya tenaga menjahit.
Setiap harinya, kata dia, tempat usahanya mampu memproduksi 15 setelan baju seragam.
Usman, penyedia jasa jahit dari Desa Undaan juga menerima banyak pesanan untuk dibuatkan seragam sekolah.
"Bahkan, saat ini sudah tidak bisa menerima jahitan lagi karena sudah penuh," ujarnya.
Pesanan seragam sekolah yang sudah diterima, kata dia, harus diselesaikan akhir Juli 2024 karena bertepatan dengan awal masuk sekolah.
Azzam, salah satu pengusaha konveksi di Kudus, Jumat, mengakui pesanan mulai diterima sejak libur sekolah, baik dari sekolah di Kabupaten Kudus maupun luar daerah.
"Pesanannya mulai dari seragam untuk siswa sekolah dasar (SD), SMP, hingga SMA. Sedangkan yang terbanyak saat ini dari sekolah tingkat SD serta pesanan dari para pedagang pakaian," ujarnya.
Untuk jumlah pesanan, kata dia, disesuaikan dengan jumlah murid yang diterima, sedangkan harga jualnya juga menyesuaikan ukuran seragam.
Harga jual seragam setiap setelnya, yakni baju dan celana berkisar hingga Rp80.000.
Ia mengakui pesanan seragam sekolah tidak hanya dari lokal Kudus, melainkan ada yang berasal dari luar daerah sehingga pengerjaannya harus ekstra agar bisa memenuhi target waktu karena sebelum masuk sekolah pesanan harus sudah dikirim.
Hal senada juga diungkapkan pengusaha konveksi lainnya, Abdul Rouf asal Desa Padurenan, Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus, bahwa dirinya mulai menerima pesanan cukup banyak.
"Mulai dari seragam sekolah untuk MAN, MTs, serta seragam dari kampus di Yogyakarta, Mataram dan Pontianak," ujarnya.
Untuk memenuhi pesanan seragam sekolah tersebut, kata dia, dirinya mempekerjakan 60 karyawan, sebanyak 35 karyawan di antaranya tenaga menjahit.
Setiap harinya, kata dia, tempat usahanya mampu memproduksi 15 setelan baju seragam.
Usman, penyedia jasa jahit dari Desa Undaan juga menerima banyak pesanan untuk dibuatkan seragam sekolah.
"Bahkan, saat ini sudah tidak bisa menerima jahitan lagi karena sudah penuh," ujarnya.
Pesanan seragam sekolah yang sudah diterima, kata dia, harus diselesaikan akhir Juli 2024 karena bertepatan dengan awal masuk sekolah.