Banyumas (ANTARA) - Jambore MCC LKSA Ke-3 Panti Asuhan Muhammadiyah dan 'Aisyiyah se-Jawa Tengah resmi dibuka di Bumi Perkemahan Wana Wisata Palawi, Baturraden, Kabupaten Banyumas, Selasa (25/6).
Ketua Panitia Jambore H. Sismanan, S.Pd., M.Pd. menekankan pentingnya jambore tersebut sebagai ajang silaturahmi dan peningkatan kapasitas bagi anak-anak panti asuhan.
"Jambore ini bukan hanya tentang rekreasi, juga tentang membangun karakter dan memberikan pengalaman edukatif bagi anak-anak asuh kita," ujarnya.
Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyumas M. Djohar A.S., M.Pd. mengapresiasi partisipasi aktif dari seluruh panti asuhan yang terlibat.
"Kegiatan ini menunjukkan komitmen kita dalam memberikan yang terbaik bagi generasi muda, terutama mereka yang berada di bawah naungan panti asuhan," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Assoc. Prof. Dr. Jebul Suroso, juga menyampaikan pandangannya tentang pentingnya peran panti asuhan dalam pendidikan dan pengembangan anak-anak.
"Panti asuhan Muhammadiyah dan 'Aisyiyah telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk karakter dan masa depan anak-anak yang lebih baik. Kami di UMP mendukung penuh kegiatan seperti jambore ini," ungkapnya.
Sejarah Panti Asuhan Muhammadiyah
Pada tahun 1619, panti asuhan sudah resmi didirikan dengan sistem pengasuhan filosofi Kristiani pengasuhan anak yatim piatu, bertempat di Balai Kota (Studhuis), yang kini menjadi Museum Sejarah Jakarta.
Pada tahun 1832 didirikan panti asuhan The English Orphan Asylum oleh Mr. Rev Walter Medhurst yang berlokasi di Gereja Inggris, Jalan Parapatan, Jakarta Pusat.
Pada tahun 1921, Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta dahulu namanya Hoofbestuur mendirikan panti asuhan yang menyantuni anak yatim, piatu, yatim piatu, dan anak duafa baik putra maupun putri. Panti Asuhan Yatim (PAY) tersebut didirikan pada masa Muhammadiyah di bawah kepemimpinan K.H. Ahmad Dahlan.
Tahun 1928, pada masa Muhammadiyah di bawah kepemimpinan K.H. Ibrahim, Panti Asuhan Yatim di lingkungan Muhammadiyah dipisah menjadi dua, yaitu PAY yang khusus menyantuni dan mengasuh anak yatim, piatu, dan anak duafa khusus putra, serta kedua PAY yang khusus menyantuni dan mengasuh anak yatim, piatu, dan anak duafa khusus putri. (tgr)
Baca juga: Dua masjid UMP laksanakan penyembelihan kurban 25 sapi-kambing
Baca juga: Rektor UMP ajak jamaah jadi insan kamil di tengah godaan duniawi
Baca juga: Yaya wakili wisuda mendiang anak semata wayang di UMP
Ketua Panitia Jambore H. Sismanan, S.Pd., M.Pd. menekankan pentingnya jambore tersebut sebagai ajang silaturahmi dan peningkatan kapasitas bagi anak-anak panti asuhan.
"Jambore ini bukan hanya tentang rekreasi, juga tentang membangun karakter dan memberikan pengalaman edukatif bagi anak-anak asuh kita," ujarnya.
Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyumas M. Djohar A.S., M.Pd. mengapresiasi partisipasi aktif dari seluruh panti asuhan yang terlibat.
"Kegiatan ini menunjukkan komitmen kita dalam memberikan yang terbaik bagi generasi muda, terutama mereka yang berada di bawah naungan panti asuhan," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Assoc. Prof. Dr. Jebul Suroso, juga menyampaikan pandangannya tentang pentingnya peran panti asuhan dalam pendidikan dan pengembangan anak-anak.
"Panti asuhan Muhammadiyah dan 'Aisyiyah telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk karakter dan masa depan anak-anak yang lebih baik. Kami di UMP mendukung penuh kegiatan seperti jambore ini," ungkapnya.
Sejarah Panti Asuhan Muhammadiyah
Pada tahun 1619, panti asuhan sudah resmi didirikan dengan sistem pengasuhan filosofi Kristiani pengasuhan anak yatim piatu, bertempat di Balai Kota (Studhuis), yang kini menjadi Museum Sejarah Jakarta.
Pada tahun 1832 didirikan panti asuhan The English Orphan Asylum oleh Mr. Rev Walter Medhurst yang berlokasi di Gereja Inggris, Jalan Parapatan, Jakarta Pusat.
Pada tahun 1921, Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta dahulu namanya Hoofbestuur mendirikan panti asuhan yang menyantuni anak yatim, piatu, yatim piatu, dan anak duafa baik putra maupun putri. Panti Asuhan Yatim (PAY) tersebut didirikan pada masa Muhammadiyah di bawah kepemimpinan K.H. Ahmad Dahlan.
Tahun 1928, pada masa Muhammadiyah di bawah kepemimpinan K.H. Ibrahim, Panti Asuhan Yatim di lingkungan Muhammadiyah dipisah menjadi dua, yaitu PAY yang khusus menyantuni dan mengasuh anak yatim, piatu, dan anak duafa khusus putra, serta kedua PAY yang khusus menyantuni dan mengasuh anak yatim, piatu, dan anak duafa khusus putri. (tgr)
Baca juga: Dua masjid UMP laksanakan penyembelihan kurban 25 sapi-kambing
Baca juga: Rektor UMP ajak jamaah jadi insan kamil di tengah godaan duniawi
Baca juga: Yaya wakili wisuda mendiang anak semata wayang di UMP