Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menghadirkan program Kios Sinergi Inflasi Makin Harmonis (Si-Manis) Mart yang dibuka di Pasar Bulu, Semarang, sebagai salah satu upaya menjaga laju inflasi.
"Ini upaya untuk mengendalikan inflasi dan stabilitas harga di pasar," kata Penjabat (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana, saat meresmikan kios Si-Manis Mart, di Pasar Bulu, Semarang, Kamis.
Menurut dia, program Si-Manis Mart merupakan bentuk kolaborasi Pemprov Jateng dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti Satgas Pangan, Bank Indonesia, Bulog, BPS, dan BUMD.
Si-Manis Mart menjual sejumlah komoditas pangan strategis, seperti beras, minyak goreng, gula pasir, telur ayam, bawang merah, bawang putih, hingga cabai dengan harga lebih terjangkau.
Ia menjelaskan bahwa gagasan program itu muncul berdasarkan sejumlah program yang sudah ada sebelumnya, seperti gerakan pasar murah (GPM), operasi pasar, sampai intervensi pangan murah.
"Si-Manis Mart ini akan menjadi program jangka panjang dan menjadi 'pilot project'. Pertama kami buka di Pasar Bulu, berikutnya akan dibuka di Pasar Karangayu Semarang," katanya pula.
Diharapkan, inovasi tersebut dapat segera diimplementasikan di delapan daerah lain yang memiliki indeks harga konsumen (IHK) tinggi, sehingga akan bekerjasama dengan kabupaten/kota lain untuk mewujudkan program serupa.
Selain untuk menjaga inflasi dan stabilitas harga, kata dia, keberadaan Si-Manis juga diharapkan bisa memberi pengaruh kepada para pedagang lain, terutama dalam menerapkan harga pangan agar sesuai harga acuan pemerintah (HAP).
Nana menambahkan bahwa Si-Manis Mart juga memotong rantai distribusi dari produsen ke konsumen, sehingga harga bisa lebih murah, serta menjaga ketersediaan stok barang.
Sebagai informasi, harga bahan pokok yang dijual di Si-Manis Mart, antara lain beras SPHP seharga Rp59.000 per kilogram, beras ceva Rp75.000 per kg, minyak goreng Rp14.000 per liter.
Kemudian, gula pasir dijual Rp17.000 per kg, telur ayam Rp25.000 per kg, bawang merah Rp38.900 per kg, bawang putih Rp38.900 per kg, cabai rawit Rp35.900 per kg, dan cabai keriting Rp55.000 per kg.
"Untuk pembelian kami batasi. Misal, seorang beli beras maksimal 10 kg, cabai, bawang, dan telur dibatasi 2 kg. Kami tidak cari keuntungan dan hanya menjaga stabilitas harga. Makanya waktunya juga kami batasi, kalau harga sudah stabil kita evaluasi lagi," katanya pula.
Baca juga: Kota Semarang masuk nominasi TPID Award
"Ini upaya untuk mengendalikan inflasi dan stabilitas harga di pasar," kata Penjabat (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana, saat meresmikan kios Si-Manis Mart, di Pasar Bulu, Semarang, Kamis.
Menurut dia, program Si-Manis Mart merupakan bentuk kolaborasi Pemprov Jateng dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti Satgas Pangan, Bank Indonesia, Bulog, BPS, dan BUMD.
Si-Manis Mart menjual sejumlah komoditas pangan strategis, seperti beras, minyak goreng, gula pasir, telur ayam, bawang merah, bawang putih, hingga cabai dengan harga lebih terjangkau.
Ia menjelaskan bahwa gagasan program itu muncul berdasarkan sejumlah program yang sudah ada sebelumnya, seperti gerakan pasar murah (GPM), operasi pasar, sampai intervensi pangan murah.
"Si-Manis Mart ini akan menjadi program jangka panjang dan menjadi 'pilot project'. Pertama kami buka di Pasar Bulu, berikutnya akan dibuka di Pasar Karangayu Semarang," katanya pula.
Diharapkan, inovasi tersebut dapat segera diimplementasikan di delapan daerah lain yang memiliki indeks harga konsumen (IHK) tinggi, sehingga akan bekerjasama dengan kabupaten/kota lain untuk mewujudkan program serupa.
Selain untuk menjaga inflasi dan stabilitas harga, kata dia, keberadaan Si-Manis juga diharapkan bisa memberi pengaruh kepada para pedagang lain, terutama dalam menerapkan harga pangan agar sesuai harga acuan pemerintah (HAP).
Nana menambahkan bahwa Si-Manis Mart juga memotong rantai distribusi dari produsen ke konsumen, sehingga harga bisa lebih murah, serta menjaga ketersediaan stok barang.
Sebagai informasi, harga bahan pokok yang dijual di Si-Manis Mart, antara lain beras SPHP seharga Rp59.000 per kilogram, beras ceva Rp75.000 per kg, minyak goreng Rp14.000 per liter.
Kemudian, gula pasir dijual Rp17.000 per kg, telur ayam Rp25.000 per kg, bawang merah Rp38.900 per kg, bawang putih Rp38.900 per kg, cabai rawit Rp35.900 per kg, dan cabai keriting Rp55.000 per kg.
"Untuk pembelian kami batasi. Misal, seorang beli beras maksimal 10 kg, cabai, bawang, dan telur dibatasi 2 kg. Kami tidak cari keuntungan dan hanya menjaga stabilitas harga. Makanya waktunya juga kami batasi, kalau harga sudah stabil kita evaluasi lagi," katanya pula.
Baca juga: Kota Semarang masuk nominasi TPID Award