Semarang (ANTARA) - Perum Bulog Cabang Semarang, Jawa Tengah, terus menggencarkan suplai beras, baik jenis medium maupun premium di pasar tradisional hingga pasar ritel modern untuk menjaga stabilitas harga komoditas tersebut di pasaran.
Pimpinan Perum Bulog Cabang Semarang Rendy Ardiansyah, di Semarang, Minggu, mengatakan bahwa penyaluran beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) adalah salah satu upaya intervensi dari pemerintah dalam pengendalian harga beras di pasaran.
Meski harga beras sudah relatif turun, kata dia, Bulog tetap menyalurkan beras di pasaran, dan sampai saat ini telah melakukan penyaluran beras jenis SPHP total sebanyak 1.800 ton.
Sedangkan untuk beras premium sampai bulan April kami telah menggelontorkan sebanyak 12.424 ton, ke distributor.
"Ini juga untuk intervensi agar tidak terjadi lonjakan harga beras premium dan hasilnya pada bulan Mei harga cenderung stabil di pasaran," katanya.
Ia berharap program terus berlanjut ke depannya sehingga bisa membuat harga beras terus terjaga dan tidak ada gejolak dengan kenaikan harga.
"Beras SPHP tak hanya disalurkan ke pasar tradisional di Kota Semarang, namun juga menyuplai untuk pasar ritel modern, seperti Indogrosir, Alfamart, Indomaret, Lotte Mart, Aneka Jaya, dan lainnya," katanya.
Tujuannya, kata dia, supaya tidak ada permainan harga dan tidak membuat gejolak di masyarakat dan mudah dipantau oleh Satgas Pangan.
Untuk bantuan pangan beras, kata dia, Bulog juga telah menyalurkan bantuan pangan beras ke masyarakat dengan total 14.863 ton sampai bulan Mei 2024.
"Kami juga menyerap beras dari petani lokal sebagai produsen beras di sekitar wilayah Semarang dengan total sebanyak 14.700 ton yakni di Demak, Grobogan, Kabupaten Ungaran," katanya.
Beras sebanyak itu, terdiri atas beras PSO (Public Service Obligation (PSO) 8.600 ton, dan beras komersial 6.100 ton.
Mengenai stok beras, Rendy menyebutkan bahwa stok beras di Kota Semarang saat ini mencapai total sekitar 22 ribu ton, terdiri atas beras komersial 3.770,05 ton, dan beras CBP (cadangan beras pemerintah) 18.246,42 ton.
Sebelumnya, Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng Ndari Surjaningsih mengakui bahwa beras menyumbang cukup besar dalam konsumsi masyarakat sehingga menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi.
Saat ini, kata dia, harga beras di pasaran memang sudah relatif turun seiring dengan panen raya di berbagai daerah sentra beras, namun tetapi perlu upaya antisipasi.
"Ke depan, peningkatan harga beras masih harus perlu dicermati karena beberapa tantangan, seperti anomali cuaca yang berdampak terhadap produktivitas sektor pertanian," katanya.
Pimpinan Perum Bulog Cabang Semarang Rendy Ardiansyah, di Semarang, Minggu, mengatakan bahwa penyaluran beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) adalah salah satu upaya intervensi dari pemerintah dalam pengendalian harga beras di pasaran.
Meski harga beras sudah relatif turun, kata dia, Bulog tetap menyalurkan beras di pasaran, dan sampai saat ini telah melakukan penyaluran beras jenis SPHP total sebanyak 1.800 ton.
Sedangkan untuk beras premium sampai bulan April kami telah menggelontorkan sebanyak 12.424 ton, ke distributor.
"Ini juga untuk intervensi agar tidak terjadi lonjakan harga beras premium dan hasilnya pada bulan Mei harga cenderung stabil di pasaran," katanya.
Ia berharap program terus berlanjut ke depannya sehingga bisa membuat harga beras terus terjaga dan tidak ada gejolak dengan kenaikan harga.
"Beras SPHP tak hanya disalurkan ke pasar tradisional di Kota Semarang, namun juga menyuplai untuk pasar ritel modern, seperti Indogrosir, Alfamart, Indomaret, Lotte Mart, Aneka Jaya, dan lainnya," katanya.
Tujuannya, kata dia, supaya tidak ada permainan harga dan tidak membuat gejolak di masyarakat dan mudah dipantau oleh Satgas Pangan.
Untuk bantuan pangan beras, kata dia, Bulog juga telah menyalurkan bantuan pangan beras ke masyarakat dengan total 14.863 ton sampai bulan Mei 2024.
"Kami juga menyerap beras dari petani lokal sebagai produsen beras di sekitar wilayah Semarang dengan total sebanyak 14.700 ton yakni di Demak, Grobogan, Kabupaten Ungaran," katanya.
Beras sebanyak itu, terdiri atas beras PSO (Public Service Obligation (PSO) 8.600 ton, dan beras komersial 6.100 ton.
Mengenai stok beras, Rendy menyebutkan bahwa stok beras di Kota Semarang saat ini mencapai total sekitar 22 ribu ton, terdiri atas beras komersial 3.770,05 ton, dan beras CBP (cadangan beras pemerintah) 18.246,42 ton.
Sebelumnya, Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng Ndari Surjaningsih mengakui bahwa beras menyumbang cukup besar dalam konsumsi masyarakat sehingga menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi.
Saat ini, kata dia, harga beras di pasaran memang sudah relatif turun seiring dengan panen raya di berbagai daerah sentra beras, namun tetapi perlu upaya antisipasi.
"Ke depan, peningkatan harga beras masih harus perlu dicermati karena beberapa tantangan, seperti anomali cuaca yang berdampak terhadap produktivitas sektor pertanian," katanya.