Solo (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menambah jumlah sekolah menengah atas (SMA) di Kota Solo untuk mempermudah siswa yang mendaftar melalui jalur zonasi.
Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana pada peresmian SMAN 9 Surakarta dan peluncuran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri dan SMK Negeri Provinsi Jawa Tengah Tahun Ajaran 2024/2025 di Solo Jawa Tengah Senin mengatakan, lahan yang digunakan oleh SMAN 9 merupakan hibah dari Pemkot Surakarta.
"Sekolah tingkat SMA sangat dibutuhkan karena saat ini kami menggunakan sistem zonasi, sehingga untuk yang selama ini di Kecamatan Pasarkliwon tidak ada sekolah, dengan keberadaan SMAN 9 tentu jadi kebahagiaan orang tua dan siswa," katanya.
Ia mengatakan, sekolah tersebut sebetulnya mulai beroperasi sejak setahun lalu, yakni sejak tahun ajaran 2023-2024.
Meski demikian, diakuinya, pembangunan sekolah belum selesai dilakukan karena jumlah kelas masih terbatas.
"Untuk tahun ajaran 2024-2025 akan kami anggarkan lagi. Lantai satu dan dua belum tuntas, ada penambahan kelas juga. Nanti kami akan koordinasikan dengan wali kota Surakarta," katanya.
Sementara itu, di Kota Solo masih ada kawasan yang belum memiliki SMA/SMK, yakni di Kecamatan Laweyan.
"Kalau ada lahannya akan kami coba akomodasi penambahan SMAN lain. Ini sudah dilakukan di beberapa kabupaten/kota di Jawa Tengah. Makin banyak kami bangun SMAN maka akan makin baik bagi masyarakat," katanya.
Mengenai PPDB, dikatakannya, akan dilaksanakan mulai tanggal 6 Juni, selanjutnya pada tanggal 11-24 Juni rencananya dilakukan verifikasi berkas.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa menyambut baik keberadaan sekolah tersebut.
"Ini baru tahun pertama, kelas X. Perjuangan mulai dari Pak Jokowi sampai hari ini untuk menempatkan sekolah sesuai dengan zonasi akhirnya terlaksana di Kecamatan Pasarkliwon. Masih kurang satu lagi di Kecamatan Laweyan," katanya.
Ia mengatakan, pada tahun ajaran depan juga akan ada tambahan dua rombongan belajar khusus olahraga.
"Harapannya tahun depan ada penambahan rombel khusus KKO -kelas khusus olahraga-, kami juga berjuang lewat CSR. Kalau APBD fisiknya, maka kami akan melengkapi kelengkapannya," katanya.
Baca juga: DPRD Semarang : Filosofi zona sekolah seperti toko modern
Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana pada peresmian SMAN 9 Surakarta dan peluncuran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri dan SMK Negeri Provinsi Jawa Tengah Tahun Ajaran 2024/2025 di Solo Jawa Tengah Senin mengatakan, lahan yang digunakan oleh SMAN 9 merupakan hibah dari Pemkot Surakarta.
"Sekolah tingkat SMA sangat dibutuhkan karena saat ini kami menggunakan sistem zonasi, sehingga untuk yang selama ini di Kecamatan Pasarkliwon tidak ada sekolah, dengan keberadaan SMAN 9 tentu jadi kebahagiaan orang tua dan siswa," katanya.
Ia mengatakan, sekolah tersebut sebetulnya mulai beroperasi sejak setahun lalu, yakni sejak tahun ajaran 2023-2024.
Meski demikian, diakuinya, pembangunan sekolah belum selesai dilakukan karena jumlah kelas masih terbatas.
"Untuk tahun ajaran 2024-2025 akan kami anggarkan lagi. Lantai satu dan dua belum tuntas, ada penambahan kelas juga. Nanti kami akan koordinasikan dengan wali kota Surakarta," katanya.
Sementara itu, di Kota Solo masih ada kawasan yang belum memiliki SMA/SMK, yakni di Kecamatan Laweyan.
"Kalau ada lahannya akan kami coba akomodasi penambahan SMAN lain. Ini sudah dilakukan di beberapa kabupaten/kota di Jawa Tengah. Makin banyak kami bangun SMAN maka akan makin baik bagi masyarakat," katanya.
Mengenai PPDB, dikatakannya, akan dilaksanakan mulai tanggal 6 Juni, selanjutnya pada tanggal 11-24 Juni rencananya dilakukan verifikasi berkas.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa menyambut baik keberadaan sekolah tersebut.
"Ini baru tahun pertama, kelas X. Perjuangan mulai dari Pak Jokowi sampai hari ini untuk menempatkan sekolah sesuai dengan zonasi akhirnya terlaksana di Kecamatan Pasarkliwon. Masih kurang satu lagi di Kecamatan Laweyan," katanya.
Ia mengatakan, pada tahun ajaran depan juga akan ada tambahan dua rombongan belajar khusus olahraga.
"Harapannya tahun depan ada penambahan rombel khusus KKO -kelas khusus olahraga-, kami juga berjuang lewat CSR. Kalau APBD fisiknya, maka kami akan melengkapi kelengkapannya," katanya.
Baca juga: DPRD Semarang : Filosofi zona sekolah seperti toko modern