Kudus (ANTARA) - "Festival Kali Gelis" yang digelar oleh Pemerintah Desa Langgardalem, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menggandeng banyak pihak juga menggelar aksi bersih-bersih aliran Sungai Gelis sebagai upaya menjaga aliran sungai tetap bersih dan mencegah banjir, Minggu.
"Saya merasa senang menjadi bagian relawan ikut bersih-bersih Sungai Gelis ini, bersama para relawan dan dukungan BPBD Kudus, sehingga kegiatan bersih-bersih aliran sungai ini bisa lebih cepat selesai," kata Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Kabupaten Kudus Jadmiko Muhardi Setiyanto saat menghadiri dan membuka kegiatan bersih-bersih Sungai Gelis di Kudus.
Apalagi, kata dia, dengan aliran sungai yang bebas sampah juga bermanfaat untuk mencegah terjadinya banjir serta aliran sungai juga nyaman dilihat karena bebas sampah.
Jadmiko juga terjun langsung ke sungai dan ikut serta dengan mengambil sampah di sungai bersama para relawan dan panitia Festival Kali Gelis.
Ratusan relawan BPBD Kudus yang terdiri dari berbagai unsur ormas dan komunitas pecinta lingkungan dengan semangat dan kerelaan turun langsung ke sungai untuk membersihkan Kawasan Sungai Gelis termasuk di area tanggul sungai.
Kepala Desa Langgardalem Muhammad Khoirul Amin bersama para warga Langgardalem yang tinggal di tepi sungai juga turut serta pada kegiatan bersih-bersih sungai.
"Kegiatan bersih-bersih ini menjadi bagian dari kegiatan 'Festival Kali Gelis' yang digelar tepat di tepi Sungai Gelis yang diselenggarakan sejak dua hari lalu, yang dibuka pada hari Jumat (31/5). Harapannya bersih-bersih sungai ini bisa meningkatkan kesadaran warga untuk ikut menjaga kebersihan sungai dan tidak membuang sampah di sungai karena berpotensi menimbulkan banjir ketika sampah menumpuk dan menyumbat aliran airnya," ujarnya.
Festival Kali Gelis, kata dia, merupakan kegiatan tahunan dari kegiatan "Kretek Pulang ke Rumah", karena Kota Kudus terkenal dengan sebutan kota kretek, menjadi tempat tujuan berkumpulnya para petani tembakau, pengusaha rokok, dan para pecinta tembakau.
Ia mengungkapkan, kegiatan tersebut diinisiasi oleh komunitas Republik Tembakau Akar Rumput (RTAR), bersama dirinya maupun warga Desa Langgardalem serta Bea Cukai Kudus, sebagai upaya melestarikan sejarah kretek yang memang berasal dari Kudus, agar masyarakat di luar Kudus dan khususnya masyarakat Kudus lebih memahami tentang sejarah kretek dari Kudus.
Ketua Panitia Festival Kali Gelis Sakhron Farokhi menyampaikan peserta yang hadir di Festival Kali Gelis tahun 2024 ini bukan hanya dari Kudus, tetapi juga dari luar kota Kudus seperti dari Jakarta, Bandung, Semarang, Magelang, Temanggung, Solo, Malang, Surabaya, Situbondo, dan daerah lainnya.
Kegiatannya bukan hanya pameran tembakau dan sigaret, tetapi juga ada sarasehan tentang sejarah kretek kudus, sosialisasi cukai, lelang barang terkait sejarah kretek, dan juga hiburan dari para pemusik di Kudus.
Baca juga: "Festival Kali Gelis", upaya Kudus kembangkan wisata sejarah kretek
"Saya merasa senang menjadi bagian relawan ikut bersih-bersih Sungai Gelis ini, bersama para relawan dan dukungan BPBD Kudus, sehingga kegiatan bersih-bersih aliran sungai ini bisa lebih cepat selesai," kata Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Kabupaten Kudus Jadmiko Muhardi Setiyanto saat menghadiri dan membuka kegiatan bersih-bersih Sungai Gelis di Kudus.
Apalagi, kata dia, dengan aliran sungai yang bebas sampah juga bermanfaat untuk mencegah terjadinya banjir serta aliran sungai juga nyaman dilihat karena bebas sampah.
Jadmiko juga terjun langsung ke sungai dan ikut serta dengan mengambil sampah di sungai bersama para relawan dan panitia Festival Kali Gelis.
Ratusan relawan BPBD Kudus yang terdiri dari berbagai unsur ormas dan komunitas pecinta lingkungan dengan semangat dan kerelaan turun langsung ke sungai untuk membersihkan Kawasan Sungai Gelis termasuk di area tanggul sungai.
Kepala Desa Langgardalem Muhammad Khoirul Amin bersama para warga Langgardalem yang tinggal di tepi sungai juga turut serta pada kegiatan bersih-bersih sungai.
"Kegiatan bersih-bersih ini menjadi bagian dari kegiatan 'Festival Kali Gelis' yang digelar tepat di tepi Sungai Gelis yang diselenggarakan sejak dua hari lalu, yang dibuka pada hari Jumat (31/5). Harapannya bersih-bersih sungai ini bisa meningkatkan kesadaran warga untuk ikut menjaga kebersihan sungai dan tidak membuang sampah di sungai karena berpotensi menimbulkan banjir ketika sampah menumpuk dan menyumbat aliran airnya," ujarnya.
Festival Kali Gelis, kata dia, merupakan kegiatan tahunan dari kegiatan "Kretek Pulang ke Rumah", karena Kota Kudus terkenal dengan sebutan kota kretek, menjadi tempat tujuan berkumpulnya para petani tembakau, pengusaha rokok, dan para pecinta tembakau.
Ia mengungkapkan, kegiatan tersebut diinisiasi oleh komunitas Republik Tembakau Akar Rumput (RTAR), bersama dirinya maupun warga Desa Langgardalem serta Bea Cukai Kudus, sebagai upaya melestarikan sejarah kretek yang memang berasal dari Kudus, agar masyarakat di luar Kudus dan khususnya masyarakat Kudus lebih memahami tentang sejarah kretek dari Kudus.
Ketua Panitia Festival Kali Gelis Sakhron Farokhi menyampaikan peserta yang hadir di Festival Kali Gelis tahun 2024 ini bukan hanya dari Kudus, tetapi juga dari luar kota Kudus seperti dari Jakarta, Bandung, Semarang, Magelang, Temanggung, Solo, Malang, Surabaya, Situbondo, dan daerah lainnya.
Kegiatannya bukan hanya pameran tembakau dan sigaret, tetapi juga ada sarasehan tentang sejarah kretek kudus, sosialisasi cukai, lelang barang terkait sejarah kretek, dan juga hiburan dari para pemusik di Kudus.
Baca juga: "Festival Kali Gelis", upaya Kudus kembangkan wisata sejarah kretek