Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tipe D Mijen dikebut agar bisa segera beroperasi melayani masyarakat.
"Harus secepatnya ya. Kalau kemarin dari Dinkes menyampaikan belum ada dapurnya, belum ada laundry, tapi saya bilang itu sambil jalan," katanya, di Semarang, Sabtu.
Pembangunan RSUD Mijen telah dimulai sejak 2022, tetapi saat ini sarana dan prasarana belum selesai total sehingga belum bisa dioperasikan untuk melayani kesehatan masyarakat.
Menurut dia, keberadaan RSUD Mijen sangat vital dan dinantikan masyarakat sekitar sehingga pembangunannya harus segera diselesaikan, termasuk akses untuk penyandang difabel.
Ita, sapaan akrab Hevearita mengingatkan bahwa RSUD Mijen harus ramah disabilitas, artinya fasilitas kesehatan yang disediakan harus bisa diakses oleh penyandang difabel.
"Paling penting untuk difabel ya. Karena, apapun namanya rumah sakit itu semua masyarakat akan datang," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.
Selain itu, ia juga meminta Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk selalu mengecek dan memantau proses pembangunan RSUD Mijen agar tidak sembarangan sehingga bisa awet dan tidak mudah rusak.
"Kemudian, masalah terkait saluran air, kemudian talang, dan sanitasi lainnya harus diperhatikan. Karena kalau hujan biar air enggak ke mana-mana. Kemudian, wilayah sekitarnya juga harus diperhatikan," katanya.
Di belakang gedung RS, kata dia, masih banyak rumput yang belum rapi sehingga perlu pembenahan.
"Jika tidak segera dipakai bisa rusak," katanya.
Karena itu, Ita meminta RSUD Mijen untuk bisa segera dibuka layanannya, minimal rawat jalan untuk sementara waktu, mengingat sumber daya manusia (SDM) juga sudah disiapkan dan untuk menjaga bangunan agar terus terawat.
"Harus secepatnya ya. Kalau kemarin dari Dinkes menyampaikan belum ada dapurnya, belum ada laundry, tapi saya bilang itu sambil jalan," katanya, di Semarang, Sabtu.
Pembangunan RSUD Mijen telah dimulai sejak 2022, tetapi saat ini sarana dan prasarana belum selesai total sehingga belum bisa dioperasikan untuk melayani kesehatan masyarakat.
Menurut dia, keberadaan RSUD Mijen sangat vital dan dinantikan masyarakat sekitar sehingga pembangunannya harus segera diselesaikan, termasuk akses untuk penyandang difabel.
Ita, sapaan akrab Hevearita mengingatkan bahwa RSUD Mijen harus ramah disabilitas, artinya fasilitas kesehatan yang disediakan harus bisa diakses oleh penyandang difabel.
"Paling penting untuk difabel ya. Karena, apapun namanya rumah sakit itu semua masyarakat akan datang," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.
Selain itu, ia juga meminta Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk selalu mengecek dan memantau proses pembangunan RSUD Mijen agar tidak sembarangan sehingga bisa awet dan tidak mudah rusak.
"Kemudian, masalah terkait saluran air, kemudian talang, dan sanitasi lainnya harus diperhatikan. Karena kalau hujan biar air enggak ke mana-mana. Kemudian, wilayah sekitarnya juga harus diperhatikan," katanya.
Di belakang gedung RS, kata dia, masih banyak rumput yang belum rapi sehingga perlu pembenahan.
"Jika tidak segera dipakai bisa rusak," katanya.
Karena itu, Ita meminta RSUD Mijen untuk bisa segera dibuka layanannya, minimal rawat jalan untuk sementara waktu, mengingat sumber daya manusia (SDM) juga sudah disiapkan dan untuk menjaga bangunan agar terus terawat.