Solo (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengenalkan krida bahasa ke anak-anak Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Panti Asuhan Keluarga Yatim Aisyiyah Bekonang, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
"Pada program krida kebahasaan bertajuk Janitra ini saya kenalkan kepada anak-anak panti asuhan berupa buku cerita wayang anak," kata mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS Angela Gysca Ariella di Solo, Jawa Tengah, Rabu.
Ia berharap melalui buku yang disusunnya untuk memenuhi Pemilihan Duta Bahasa Jawa Tengah 2024 tersebut, anak dapat mempelajari penggunaan Bahasa Indonesia dan Jawa yang baik dan benar.
"Selain itu, melalui ceritanya, saya juga ingin mematahkan stigma negatif terhadap anak broken home, terutama dalam hal pendidikan, sehingga ke depan tidak ada lagi masyarakat yang memandang rendah pendidikan anak yang ditinggalkan orang tuanya," katanya.
Selain dari sisi kebahasaan, melalui buku tersebut sekaligus diperlihatkan wujud asli dari sebuah wayang yang menjadi maskot buku.
Ia berharap melalui pendekatan pendidikan yang mengutamakan pengembangan literasi seperti program Janitra dapat membantu menyelesaikan permasalahan literasi bagi anak-anak dengan keluarga tidak utuh dengan cara holistik.
"Termasuk juga memperkenalkan serta melestarikan budaya dan Bahasa Jawa," katanya.
Menurut dia, program tersebut tidak hanya menarik minat anak-anak untuk berliterasi, tetapi juga membantu mereka dalam melestarikan bahasa daerah, khususnya Bahasa Jawa.
Terkait hal itu, Ketua Panti Asuhan Wartini mengaku senang dengan upaya yang dilakukan oleh Angela.
"Saya lihat anak-anak senang mendengarkan cerita wayang yang dibawakan. Apalagi, anak-anak ini banyak yang tidak bisa berbahasa Jawa, semoga setelahnya bisa menerapkan bahasa Jawa yang baik dalam sehari-hari," katanya.
Baca juga: Pemkab Kebumen sambangi UNS bahas pengembangan kampus
"Pada program krida kebahasaan bertajuk Janitra ini saya kenalkan kepada anak-anak panti asuhan berupa buku cerita wayang anak," kata mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS Angela Gysca Ariella di Solo, Jawa Tengah, Rabu.
Ia berharap melalui buku yang disusunnya untuk memenuhi Pemilihan Duta Bahasa Jawa Tengah 2024 tersebut, anak dapat mempelajari penggunaan Bahasa Indonesia dan Jawa yang baik dan benar.
"Selain itu, melalui ceritanya, saya juga ingin mematahkan stigma negatif terhadap anak broken home, terutama dalam hal pendidikan, sehingga ke depan tidak ada lagi masyarakat yang memandang rendah pendidikan anak yang ditinggalkan orang tuanya," katanya.
Selain dari sisi kebahasaan, melalui buku tersebut sekaligus diperlihatkan wujud asli dari sebuah wayang yang menjadi maskot buku.
Ia berharap melalui pendekatan pendidikan yang mengutamakan pengembangan literasi seperti program Janitra dapat membantu menyelesaikan permasalahan literasi bagi anak-anak dengan keluarga tidak utuh dengan cara holistik.
"Termasuk juga memperkenalkan serta melestarikan budaya dan Bahasa Jawa," katanya.
Menurut dia, program tersebut tidak hanya menarik minat anak-anak untuk berliterasi, tetapi juga membantu mereka dalam melestarikan bahasa daerah, khususnya Bahasa Jawa.
Terkait hal itu, Ketua Panti Asuhan Wartini mengaku senang dengan upaya yang dilakukan oleh Angela.
"Saya lihat anak-anak senang mendengarkan cerita wayang yang dibawakan. Apalagi, anak-anak ini banyak yang tidak bisa berbahasa Jawa, semoga setelahnya bisa menerapkan bahasa Jawa yang baik dalam sehari-hari," katanya.
Baca juga: Pemkab Kebumen sambangi UNS bahas pengembangan kampus