Purwokerto (ANTARA) - Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerindra Provinsi Jawa Tengah yang juga Bakal Calon Gubernur (Bacagub) Jateng Sudaryono menyerap aspirasi pedagang pasar tradisional dan masyarakat di Pasar Wage, Purwokerto, Kabupaten Banyumas.
Dalam kegiatan yang digelar pada Jumat pagi, Sudaryono menyapa sejumlah pedagang yang berjualan di lapak sementara maupun di lorong utama Pasar Wage.
Selain berdialog dengan para pedagang, dia juga memborong cabai untuk diberikan kepada sejumlah ibu rumah tangga yang hendak membeli komoditas pertanian itu.
Ditemui di sela kegiatan, Sudaryono mengatakan kunjungan tersebut dilakukan dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI).
"Saya ketua umumnya, saya pembina Papera, Pedagang Pejuang Indonesia Raya. Kita ini memang fokus di advokasi pedagang pasar," katanya.
Menurut dia, Pasar Wage Purwokerto pernah mengalami kebakaran dan pemerintah telah melakukan rehabilitasi.
Ia mengakui kondisi pasar tersebut cukup ramai, tidak bau, dan terlihat cukup baik.
"Kemudian, koperasi yang saya pimpin kebetulan juga menyalurkan dana bergulir, namanya Warung Juang. Di sini jatahnya 1 pasar (sebesar) Rp5juta, jadi hanya 5 orang yang dapat manfaat," kata Direktur Eksekutif Koperasi Garudayaksa Nusantara itu.
Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya akan mencoba untuk meningkatkan kuota dana bergulir tersebut karena para pedagang memang membutuhkan modal dan pemasaran.
Terkait dengan kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat, dia mengakui harga sembako dari hari ke hari selalu mengalami isu kenaikan.
"Sebetulnya (harga) sembako itu, ya naik, ya kadang turun. Sembako itu yang penting bukan naik dan bukan turunnya, tetapi kestabilan harga," katanya.
Ia mengharapkan kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat berada di kisaran harga normalnya agar tidak terlalu memberatkan masyarakat.
"Harga beras, misalnya Rp10 ribu, ya naik-turunnya ya di kisaran itu, jangan sampai dari Rp10 ribu, jadi Rp12 ribu-Rp15 ribu, nah itu yang sangat memberatkan konsumen," jelasnya.
Menurut dia, kenaikan harga sebenarnya lebih banyak dikeluhkan oleh konsumen namun hal itu mengakibatkan daya beli masyarakat berkurang, sehingga omzet pedagang menurun.
Ia mengatakan sejauh ini, pemerintahan Presiden Joko Widodo telah berupaya melakukan stabilisasi terhadap sejumlah kebutuhan pokok masyarakat yang mengalami kenaikan harga, sehingga harganya dapat segera kembali seperti semula.
"Harga telur sempat tinggi, kemudian ada intervensi dari pemerintah, sehingga kembali ke semula," katanya.
Disinggung mengenai maraknya pemasangan baliho sejumlah tokoh yang akan maju sebagai bakal calon gubernur Jateng menjelang Pilkada Serentak 2024, Sudaryono mengatakan sah-sah saja jika orang mau berkorban dan mau menawarkan diri kepada rakyat untuk menjadi seorang pemimpin.
"Jadi, semua punya kans untuk menawarkan diri. Nah, tinggal karena proses demokrasi kita ini 'kan mau tidak mau, suka tidak suka, melalui proses partai politik ya, jadi harus ada gabungan antarpartai politik, ada threshold-nya 20 persen, dan seterusnya, tentu di ujungnya nanti akan ketahuan, siapa sih calonnya, kalau sekarang semua orang saya kira testing the water," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan fatsun politik Partai Gerindra tidak anti dengan partai politik mana pun.
Oleh karena itu, kata dia, Partai Gerindra menjelang pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 di Jateng tetap intens menjalin komunikasi dengan partai koalisi maupun partai nonkoalisi.
Pilkada Serentak 2024 yang akan digelar pada 27 November ditujukan untuk memilih gubernur dan wakil gubernur serta bupati/wali kota dan wakil bupati/wakil wali kota.
Baca juga: Bursa Cagub Jateng, nelayan Jepara pun ikut mengusulkan nama kapolda
Dalam kegiatan yang digelar pada Jumat pagi, Sudaryono menyapa sejumlah pedagang yang berjualan di lapak sementara maupun di lorong utama Pasar Wage.
Selain berdialog dengan para pedagang, dia juga memborong cabai untuk diberikan kepada sejumlah ibu rumah tangga yang hendak membeli komoditas pertanian itu.
Ditemui di sela kegiatan, Sudaryono mengatakan kunjungan tersebut dilakukan dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI).
"Saya ketua umumnya, saya pembina Papera, Pedagang Pejuang Indonesia Raya. Kita ini memang fokus di advokasi pedagang pasar," katanya.
Menurut dia, Pasar Wage Purwokerto pernah mengalami kebakaran dan pemerintah telah melakukan rehabilitasi.
Ia mengakui kondisi pasar tersebut cukup ramai, tidak bau, dan terlihat cukup baik.
"Kemudian, koperasi yang saya pimpin kebetulan juga menyalurkan dana bergulir, namanya Warung Juang. Di sini jatahnya 1 pasar (sebesar) Rp5juta, jadi hanya 5 orang yang dapat manfaat," kata Direktur Eksekutif Koperasi Garudayaksa Nusantara itu.
Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya akan mencoba untuk meningkatkan kuota dana bergulir tersebut karena para pedagang memang membutuhkan modal dan pemasaran.
Terkait dengan kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat, dia mengakui harga sembako dari hari ke hari selalu mengalami isu kenaikan.
"Sebetulnya (harga) sembako itu, ya naik, ya kadang turun. Sembako itu yang penting bukan naik dan bukan turunnya, tetapi kestabilan harga," katanya.
Ia mengharapkan kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat berada di kisaran harga normalnya agar tidak terlalu memberatkan masyarakat.
"Harga beras, misalnya Rp10 ribu, ya naik-turunnya ya di kisaran itu, jangan sampai dari Rp10 ribu, jadi Rp12 ribu-Rp15 ribu, nah itu yang sangat memberatkan konsumen," jelasnya.
Menurut dia, kenaikan harga sebenarnya lebih banyak dikeluhkan oleh konsumen namun hal itu mengakibatkan daya beli masyarakat berkurang, sehingga omzet pedagang menurun.
Ia mengatakan sejauh ini, pemerintahan Presiden Joko Widodo telah berupaya melakukan stabilisasi terhadap sejumlah kebutuhan pokok masyarakat yang mengalami kenaikan harga, sehingga harganya dapat segera kembali seperti semula.
"Harga telur sempat tinggi, kemudian ada intervensi dari pemerintah, sehingga kembali ke semula," katanya.
Disinggung mengenai maraknya pemasangan baliho sejumlah tokoh yang akan maju sebagai bakal calon gubernur Jateng menjelang Pilkada Serentak 2024, Sudaryono mengatakan sah-sah saja jika orang mau berkorban dan mau menawarkan diri kepada rakyat untuk menjadi seorang pemimpin.
"Jadi, semua punya kans untuk menawarkan diri. Nah, tinggal karena proses demokrasi kita ini 'kan mau tidak mau, suka tidak suka, melalui proses partai politik ya, jadi harus ada gabungan antarpartai politik, ada threshold-nya 20 persen, dan seterusnya, tentu di ujungnya nanti akan ketahuan, siapa sih calonnya, kalau sekarang semua orang saya kira testing the water," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan fatsun politik Partai Gerindra tidak anti dengan partai politik mana pun.
Oleh karena itu, kata dia, Partai Gerindra menjelang pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 di Jateng tetap intens menjalin komunikasi dengan partai koalisi maupun partai nonkoalisi.
Pilkada Serentak 2024 yang akan digelar pada 27 November ditujukan untuk memilih gubernur dan wakil gubernur serta bupati/wali kota dan wakil bupati/wakil wali kota.
Baca juga: Bursa Cagub Jateng, nelayan Jepara pun ikut mengusulkan nama kapolda