Purbalingga (ANTARA) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Purbalingga Johan Arifin mengatakan nilai ekspor Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, pada tahun 2023 mencapai Rp2,71 triliun yang didominasi ekspor rambut dan bulu mata palsu.

"Namun jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya, nilai ekspor tersebut menunjukkan adanya penurunan," kata Johan di Purbalingga, Jumat.

Dalam hal ini, kata dia, nilai ekspor Purbalingga pada tahun 2021 tercatat sebesar Rp3,49 triliun atau meningkat 50,47 persen dari tahun 2020 yang sebesar Rp2,31 triliun.

Sementara pada tahun 2022, lanjut dia, nilai ekspor Purbalingga mencapai Rp6,7 triliun atau naik 91,93 persen dari tahun 2021.

Menurut dia, penurunan nilai ekspor pada tahun 2023 tersebut dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi global.

"Hal ini tidak hanya dialami Purbalingga, kinerja ekspor secara nasional pada tahun 2023 pun mengalami penurunan," katanya.

Menurut dia, hingga saat ini di Purbalingga terdapat 38 perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor, 17 perusahaan di antaranya merupakan penanaman modal asing (PMA) dan 11 perusahaan merupakan penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Kendati mengalami penurunan, dia mengatakan ekspor dari Purbalingga pada tahun 2023 tetap didominasi produk rambut dan bulu mata palsu.

"Dari 38 perusahaan tersebut, 24 perusahaan di antaranya bergerak dalam bidang industri rambut dan palsu," katanya.

Johan mengharapkan kinerja ekspor Purbalingga pada tahun 2024 membaik, sehingga nilai ekspornya dapat kembali meningkat seperti tahun-tahun sebelumnya.

Sebelumnya, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah Purbalingga Mukodam mengharapkan pelemahan rupiah atau penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi saat sekarang berdampak positif terhadap perusahaan-perusahaan eksportir di Purbalingga, sehingga dapat meningkatkan volume ekspor.

Ia mengakui hingga saat ini banyak produk Purbalingga yang telah menembus pasar ekspor, antara lain rambut dan bulu mata palsu, gula kelapa kristal organik, lada, kerajinan sapu glagah, dan kapulaga.

Di sisi lain, kata dia, pekerja-pekerja sejumlah perusahaan rambut dan bulu mata palsu yang selama ini dirumahkan diharapkan dapat kembali dipekerjakan seiring dengan adanya peningkatan aktivitas perusahaan.

"Kami akan mendorong perusahaan-perusahaan eksportir itu untuk meningkatkan volume ekspor dengan adanya penguatan nilai dolar AS ini," katanya di Purbalingga, Jumat (19/4).

Baca juga: Purbalingga harapkan penguatan dolar berdampak pada peningkatan ekspor

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024