Kudus (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menargetkan produksi tanaman padi selama 2024 sebanyak 162.977 ton gabah kering giling (GKG) dengan luas areal tanam 28.083 hektare.
"Sementara luas lahan sawah yang ada di Kabupaten Kudus sebanyak 12.480 hektare yang tersebar di sembilan kecamatan," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Agus Setiawan di Kudus, Kamis.
Untuk luas areal tanaman padi hingga Maret 2024, kata dia, 2.514 hektare, namun karena terjadi banjir terdapat tanaman padi yang puso.
Luas lahan tanaman padi yang puso akibat banjir pada bulan Februari 2024 berkisar 212 hektare.
Ia memastikan lahan tanaman padi yang puso tidak akan mengganggu pencapaian target produksi padi selama setahun.
Pasalnya, kata dia, tanaman padi yang puso diusulkan mendapatkan bantuan benih, sehingga petani bisa kembali menanam tanaman padi. Selain itu, untuk optimalisasi lahan dan penanaman pemkab juga siap memfasilitasi alat dan mesin pertanian.
Terkait dengan ketersediaan pupuk bersubsidi, diakui alokasi yang diterima memang belum sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) tahun ini.
Untuk kebutuhan pupuk bersubsidi sesuai RDKK tahun 2024 untuk urea sebanyak 10.937,7 ton, sedangkan realisasinya untuk sementara baru 52,79 persen. Pupuk NPK Phonska sebanyak 17.162,04 ton, sedangkan realisasinya baru 29,38 persen dan NPK Formula sesuai RDKK sebanyak 9.743 ton, realisasinya baru 13,9 persen.
"Petani tidak perlu khawatir karena di pasaran juga terdapat pupuk non-subsidi yang bisa dibeli untuk memenuhi kekurangan alokasi pupuk subsidi yang ada," ujarnya.
Baca juga: Ribuan hektare sawah di Jateng terancam gagal panen akibat banjir
"Sementara luas lahan sawah yang ada di Kabupaten Kudus sebanyak 12.480 hektare yang tersebar di sembilan kecamatan," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Agus Setiawan di Kudus, Kamis.
Untuk luas areal tanaman padi hingga Maret 2024, kata dia, 2.514 hektare, namun karena terjadi banjir terdapat tanaman padi yang puso.
Luas lahan tanaman padi yang puso akibat banjir pada bulan Februari 2024 berkisar 212 hektare.
Ia memastikan lahan tanaman padi yang puso tidak akan mengganggu pencapaian target produksi padi selama setahun.
Pasalnya, kata dia, tanaman padi yang puso diusulkan mendapatkan bantuan benih, sehingga petani bisa kembali menanam tanaman padi. Selain itu, untuk optimalisasi lahan dan penanaman pemkab juga siap memfasilitasi alat dan mesin pertanian.
Terkait dengan ketersediaan pupuk bersubsidi, diakui alokasi yang diterima memang belum sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) tahun ini.
Untuk kebutuhan pupuk bersubsidi sesuai RDKK tahun 2024 untuk urea sebanyak 10.937,7 ton, sedangkan realisasinya untuk sementara baru 52,79 persen. Pupuk NPK Phonska sebanyak 17.162,04 ton, sedangkan realisasinya baru 29,38 persen dan NPK Formula sesuai RDKK sebanyak 9.743 ton, realisasinya baru 13,9 persen.
"Petani tidak perlu khawatir karena di pasaran juga terdapat pupuk non-subsidi yang bisa dibeli untuk memenuhi kekurangan alokasi pupuk subsidi yang ada," ujarnya.
Baca juga: Ribuan hektare sawah di Jateng terancam gagal panen akibat banjir