Cilacap (ANTARA) - Dinas Perhubungan (Dinhub) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menambah jumlah petugas di seluruh dermaga penyeberangan selama arus mudik hingga milir (balik) Lebaran 2024.
"Di Cilacap ada beberapa dermaga, antara lain Sleko, Kalipanas, Kutawaru, Alasmalang, Prenca dan Motean, ini kita tempatkan sejumlah petugas selama angkutan lebaran. Kalau biasanya 1 orang, kita tempatkan menjadi 3 orang pada waktu angkutan lebaran," kata Kepala Dinhub Kabupaten Cilacap Karyanto di Cilacap, Selasa.
Menurut dia, hal itu dilakukan dalam rangka menjaga kelancaran, keamanan, keselamatan dan kenyamanan angkutan penyeberangan selama momentum Lebaran 2024.
Bahkan, kata dia, pihaknya akan membatasi kapasitas angkut kapal penyeberangan atau "compreng" karena selama lebaran biasa terjadi peningkatan jumlah penumpang.
"Biasanya ramai untuk daerah yang memang lalu lintasnya harus melalui perairan," katanya.
Secara keseluruhan, kata dia, jumlah angkutan penyeberangan di Kabupaten Cilacap mencapai 68 unit.
Terkait dengan layanan angkutan darat selama momentum lebaran di Cilacap, dia mengatakan hal itu dilayani oleh Terminal Majenang, Terminal Karangpucung, Terminal Sidareja, Terminal Kawunganten, Terminal Adipala, dan Terminal Kroya di samping Terminal Tipe A Cilacap yang dikelola Kementerian Perhubungan.
"Jumlah petugas di terminal juga kami tambah. Kemudian saat arus balik, armada bus di terminal-terminal ini akan kami lakukan ramp check untuk memastikan laik jalan, dan khusus di Terminal Karangpucung dilakukan tes narkoba dan tes kesehatan untuk pengemudi," katanya.
Ia mengatakan ketersediaan armada di Clacap terdiri atas angkutan antarkota antarprovinsi (AKAP) sebanyak 25 unit, angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP) 25 unit, angkutan kota/pedesaan 90 unit, angkutan pariwisata sebagai cadangan 25 unit, angkutan antarjemput 10 unit, dan angkutan kawasan tertentu berupa bajaj sebanyak 70 unit.
Lebih lanjut, Karyanto mengatakan, pihaknya mewaspadai kemungkinan terjadinya kemacetan pada arus mudik hingga milir di enam titik krusial, yakni Simpang Tugu Sampang yang merupakan pertemuan pemudik dari arah Yogyakarta, Jakarta, Bandung dan Cilacap.
Menurut dia, titik krusial berikutnya di perlintasan sebidang barat Stasiun Kroya akibat adanya peningkatan jumlah kereta api yang melintas, selanjutnya Simpang Terminal Adipala, Simpang Canthelan, dan Simpang Jeruklegi.
"Di titik-titik krusial tersebut akan ditempatkan petugas dari Dinhub, Polri, dan TNI terutama yang di Sampang," katanya.
Disinggung mengenai jumlah pemudik yang melalui Jalur Lintas Selatan Selatan (JLSS) yang sekarang dikenal dengan Jalur Pantai Selatan (Pansela) Jateng, dia memperkirakan volumenya mengalami peningkatan dari Lebaran 2023 karena kondisi jalan yang menghubungkan wilayah Kabupaten Cilacap dan Kebumen sudah halus.
Dengan demikian, pemudik dari arah Cilacap maupun Pangandaran, Jawa Barat, yang hendak menuju Yogyakarta diperkirakan memilih lewat Jalur Pansela Jateng, sehingga tidak perlu memutar lewat Jalur Selatan Jateng.
Dalam hal ini, pemudik dari arah Jawa Barat yang hendak ke Yogyakarta melalui Jalur Pansela Jateng bisa masuk melalui Kalipucang, Pangandaran, menuju Rawaapu, Cilacap.
Selanjutnya menyusuri ruas Rawaapu-Kedungreja-Bantarsari-Kawunganten-Jeruklegi-Cilacap-Adipala-Widarapayung-Jetis-Ayah/Kebumen.
"Meskipun belum semua orang tahu keberadaan jalur tersebut, jumlah pemudik yang melintasi jalur Pansela diperkirakan meningkat dibanding tahun lalu," kata Karyanto.
"Di Cilacap ada beberapa dermaga, antara lain Sleko, Kalipanas, Kutawaru, Alasmalang, Prenca dan Motean, ini kita tempatkan sejumlah petugas selama angkutan lebaran. Kalau biasanya 1 orang, kita tempatkan menjadi 3 orang pada waktu angkutan lebaran," kata Kepala Dinhub Kabupaten Cilacap Karyanto di Cilacap, Selasa.
Menurut dia, hal itu dilakukan dalam rangka menjaga kelancaran, keamanan, keselamatan dan kenyamanan angkutan penyeberangan selama momentum Lebaran 2024.
Bahkan, kata dia, pihaknya akan membatasi kapasitas angkut kapal penyeberangan atau "compreng" karena selama lebaran biasa terjadi peningkatan jumlah penumpang.
"Biasanya ramai untuk daerah yang memang lalu lintasnya harus melalui perairan," katanya.
Secara keseluruhan, kata dia, jumlah angkutan penyeberangan di Kabupaten Cilacap mencapai 68 unit.
Terkait dengan layanan angkutan darat selama momentum lebaran di Cilacap, dia mengatakan hal itu dilayani oleh Terminal Majenang, Terminal Karangpucung, Terminal Sidareja, Terminal Kawunganten, Terminal Adipala, dan Terminal Kroya di samping Terminal Tipe A Cilacap yang dikelola Kementerian Perhubungan.
"Jumlah petugas di terminal juga kami tambah. Kemudian saat arus balik, armada bus di terminal-terminal ini akan kami lakukan ramp check untuk memastikan laik jalan, dan khusus di Terminal Karangpucung dilakukan tes narkoba dan tes kesehatan untuk pengemudi," katanya.
Ia mengatakan ketersediaan armada di Clacap terdiri atas angkutan antarkota antarprovinsi (AKAP) sebanyak 25 unit, angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP) 25 unit, angkutan kota/pedesaan 90 unit, angkutan pariwisata sebagai cadangan 25 unit, angkutan antarjemput 10 unit, dan angkutan kawasan tertentu berupa bajaj sebanyak 70 unit.
Lebih lanjut, Karyanto mengatakan, pihaknya mewaspadai kemungkinan terjadinya kemacetan pada arus mudik hingga milir di enam titik krusial, yakni Simpang Tugu Sampang yang merupakan pertemuan pemudik dari arah Yogyakarta, Jakarta, Bandung dan Cilacap.
Menurut dia, titik krusial berikutnya di perlintasan sebidang barat Stasiun Kroya akibat adanya peningkatan jumlah kereta api yang melintas, selanjutnya Simpang Terminal Adipala, Simpang Canthelan, dan Simpang Jeruklegi.
"Di titik-titik krusial tersebut akan ditempatkan petugas dari Dinhub, Polri, dan TNI terutama yang di Sampang," katanya.
Disinggung mengenai jumlah pemudik yang melalui Jalur Lintas Selatan Selatan (JLSS) yang sekarang dikenal dengan Jalur Pantai Selatan (Pansela) Jateng, dia memperkirakan volumenya mengalami peningkatan dari Lebaran 2023 karena kondisi jalan yang menghubungkan wilayah Kabupaten Cilacap dan Kebumen sudah halus.
Dengan demikian, pemudik dari arah Cilacap maupun Pangandaran, Jawa Barat, yang hendak menuju Yogyakarta diperkirakan memilih lewat Jalur Pansela Jateng, sehingga tidak perlu memutar lewat Jalur Selatan Jateng.
Dalam hal ini, pemudik dari arah Jawa Barat yang hendak ke Yogyakarta melalui Jalur Pansela Jateng bisa masuk melalui Kalipucang, Pangandaran, menuju Rawaapu, Cilacap.
Selanjutnya menyusuri ruas Rawaapu-Kedungreja-Bantarsari-Kawunganten-Jeruklegi-Cilacap-Adipala-Widarapayung-Jetis-Ayah/Kebumen.
"Meskipun belum semua orang tahu keberadaan jalur tersebut, jumlah pemudik yang melintasi jalur Pansela diperkirakan meningkat dibanding tahun lalu," kata Karyanto.