Semarang (ANTARA) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah menyalurkan setidaknya 33 ton beras pada penyelenggaraan Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak untuk kedua kalinya yang berlangsung di lima kabupaten/kota.
"Kami baru saja membuka kegiatan, yakni GPM serentak yang dilakukan di lima daerah, yakni Kota Semarang, Kota Tegal, Banyumas, Cilacap, dan Surakarta," kata Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana, saat membuka GPM serentak di Semarnag, Jumat.
Menurut dia, GPM tersebut merupakan yang kedua kalinya digelar Pemerintah Provinsi Jateng bersama Bank Indonesia, Bulog, dan pemerintah kabupaten/kota, setelah GPM serentak pertama pada 8 Maret lalu.
Pada GPM serentak pertama yang berlangsung di lima titik, yaitu Kota Semarang, Kota Surakarta, Kabupaten Batang, Kabupaten Cilacap, dan Kabupaten Banyumas digelontorkan beras di masyarakat sebanyak 24 ton.
"Terkait GPM serentak, ini yang kedua. Pertama, kami laksanakan 8 Maret 2024. Kami lihat ini lebih efektif karena dilaksanakan secara serentak," kata mantan Kapolda Metro Jaya itu.
Nana menyebutkan Pemprov Jateng sejak Januari 2024 hingga saat ini telah melaksanakan GPM sebanyak 99 kali, dan ditargetkan terlaksana sebanyak 130 kali hingga Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.
"Semua ini dalam rangka menjaga keterjangkauan masyarakat untuk membeli bapokting (barang kebutuhan pokok dan barang penting), menjaga stabilisasi harga, dan kestabilan inflasi," katanya.
Inflasi Jateng pada Februari 2024, kata dia, secara tahunan 2,98 persen (year on year) atau naik sebesar 0,29 persen dari Januari 2024, dan secara bulanan (month to month) sebesar 0,57 persen.
"Ini suatu hal yang wajar karena semua provinsi menjelang puasa dan hari raya ada kenaikan (inflasi). Tapi, (kenaikan, red.) masih wajar di sasaran target pemerintah sebesar 2,5 persen plus minus 1 persen," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Provinsi Jateng Rahmat Dwisaputra berharap GPM serentak itu bisa membantu masyarakat memenuhi kebutuhan dan menjaga tingkat inflasi di wilayah tersebut.
Pada GPM serentak itu, kata dia, BI juga menggelar program "Cukup Scan QRIS Rp5.000 Dapatkan Pedasnya Cabai", yakni membeli cabai sebanyak seperempat kilogram seharga Rp5.000 menggunakan QRIS.
"Ini merupakan salah satu partisipasi BI dalam GPM serentak dengan tebus murah QRIS Rp5.000 bekerja sama dengan PMI. Jadi, uang pembelian Rp5.000 itu disumbangkan ke PMI," katanya.
Pada kesempatan itu, BI Jateng sekaligus menyampaikan bantuan kepada masyarakat terdampak bencana banjir di Kota Semarang yang diterima secara simbolis oleh Wali Kota Semarang.
"Kami baru saja membuka kegiatan, yakni GPM serentak yang dilakukan di lima daerah, yakni Kota Semarang, Kota Tegal, Banyumas, Cilacap, dan Surakarta," kata Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana, saat membuka GPM serentak di Semarnag, Jumat.
Menurut dia, GPM tersebut merupakan yang kedua kalinya digelar Pemerintah Provinsi Jateng bersama Bank Indonesia, Bulog, dan pemerintah kabupaten/kota, setelah GPM serentak pertama pada 8 Maret lalu.
Pada GPM serentak pertama yang berlangsung di lima titik, yaitu Kota Semarang, Kota Surakarta, Kabupaten Batang, Kabupaten Cilacap, dan Kabupaten Banyumas digelontorkan beras di masyarakat sebanyak 24 ton.
"Terkait GPM serentak, ini yang kedua. Pertama, kami laksanakan 8 Maret 2024. Kami lihat ini lebih efektif karena dilaksanakan secara serentak," kata mantan Kapolda Metro Jaya itu.
Nana menyebutkan Pemprov Jateng sejak Januari 2024 hingga saat ini telah melaksanakan GPM sebanyak 99 kali, dan ditargetkan terlaksana sebanyak 130 kali hingga Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.
"Semua ini dalam rangka menjaga keterjangkauan masyarakat untuk membeli bapokting (barang kebutuhan pokok dan barang penting), menjaga stabilisasi harga, dan kestabilan inflasi," katanya.
Inflasi Jateng pada Februari 2024, kata dia, secara tahunan 2,98 persen (year on year) atau naik sebesar 0,29 persen dari Januari 2024, dan secara bulanan (month to month) sebesar 0,57 persen.
"Ini suatu hal yang wajar karena semua provinsi menjelang puasa dan hari raya ada kenaikan (inflasi). Tapi, (kenaikan, red.) masih wajar di sasaran target pemerintah sebesar 2,5 persen plus minus 1 persen," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Provinsi Jateng Rahmat Dwisaputra berharap GPM serentak itu bisa membantu masyarakat memenuhi kebutuhan dan menjaga tingkat inflasi di wilayah tersebut.
Pada GPM serentak itu, kata dia, BI juga menggelar program "Cukup Scan QRIS Rp5.000 Dapatkan Pedasnya Cabai", yakni membeli cabai sebanyak seperempat kilogram seharga Rp5.000 menggunakan QRIS.
"Ini merupakan salah satu partisipasi BI dalam GPM serentak dengan tebus murah QRIS Rp5.000 bekerja sama dengan PMI. Jadi, uang pembelian Rp5.000 itu disumbangkan ke PMI," katanya.
Pada kesempatan itu, BI Jateng sekaligus menyampaikan bantuan kepada masyarakat terdampak bencana banjir di Kota Semarang yang diterima secara simbolis oleh Wali Kota Semarang.