Purwokerto (ANTARA) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto Christoveny optimistis harga beras di wilayah eks Keresidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara (Banyumas Raya) segera turun.
"Harga beras sebenarnya sejak tahun 2023 naik, tapi 'kan akan panen raya di bulan April ini. Jadi insyaallah harga beras akan turun," kata Christoveny di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.
Bahkan saat sekarang, kata dia, ada beberapa daerah di Banyumas Raya yang telah memasuki masa panen padi, sehingga dalam waktu dekat akan menunjukkan tren penurunan harga beras
Oleh karena itu, dia mengharapkan luasan tanaman padi yang dipanen makin banyak, sehingga akan berdampak terhadap penurunan harga beras di pasaran.
"Dengan adanya panen, stoknya akan meningkat. Sesuai hukum pasar, pasokannya meningkat, harganya akan normal," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap Mlati Asih Budiarti mengatakan luas panen padi di Cilacap pada bulan Maret diprediksi mencapai kisaran 6.000 hektare yang tersebar di Kecamatan Kesugihan, Adipala, Kroya, Binangun dan Nusawungu.
Sementara pada bulan April yang merupakan masa panen rasa, kata dia, luasan panennya diperkirakan mencapai kisaran 35.000 hektare dan pada bulan Mei sekitar 16.000 hektare.
"Luasan panen tersebut merupakan hasil pertanaman musim tanam pertama yang mundur akibat kekeringan dan El Nino. Khusus untuk Kecamatan Maos dan Sampang saat ini sedang memasuki musim tanam kedua dengan masa panen diperkirakan berlangsung pada bulan Juni-Juli," katanya
Ia mengakui musim tanam tahun 2023-2024 agak kacau karena berlangsung mundur meskipun pada akhirnya masa panen berkelanjutan.
Bahkan, kata dia, petani yang saat sekarang memasuki masa panen masih bisa menikmati harga yang bagus khususnya untuk gabah kering panen (GKP).
"Harga GKP saat ini masih berkisar Rp7.300-Rp7.400 per kilogram, sedangkan untuk GKG (Gabah Kering Giling) sekitar Rp8.300 per kilogram. Memang di satu sisi, petani masih bisa menikmati harga yang bagus, namun di sisi lain terutama yang bukan petani agak kesulitan karena harus berhadapan dengan harga beras yang masih tinggi," katanya.
"Harga beras sebenarnya sejak tahun 2023 naik, tapi 'kan akan panen raya di bulan April ini. Jadi insyaallah harga beras akan turun," kata Christoveny di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.
Bahkan saat sekarang, kata dia, ada beberapa daerah di Banyumas Raya yang telah memasuki masa panen padi, sehingga dalam waktu dekat akan menunjukkan tren penurunan harga beras
Oleh karena itu, dia mengharapkan luasan tanaman padi yang dipanen makin banyak, sehingga akan berdampak terhadap penurunan harga beras di pasaran.
"Dengan adanya panen, stoknya akan meningkat. Sesuai hukum pasar, pasokannya meningkat, harganya akan normal," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap Mlati Asih Budiarti mengatakan luas panen padi di Cilacap pada bulan Maret diprediksi mencapai kisaran 6.000 hektare yang tersebar di Kecamatan Kesugihan, Adipala, Kroya, Binangun dan Nusawungu.
Sementara pada bulan April yang merupakan masa panen rasa, kata dia, luasan panennya diperkirakan mencapai kisaran 35.000 hektare dan pada bulan Mei sekitar 16.000 hektare.
"Luasan panen tersebut merupakan hasil pertanaman musim tanam pertama yang mundur akibat kekeringan dan El Nino. Khusus untuk Kecamatan Maos dan Sampang saat ini sedang memasuki musim tanam kedua dengan masa panen diperkirakan berlangsung pada bulan Juni-Juli," katanya
Ia mengakui musim tanam tahun 2023-2024 agak kacau karena berlangsung mundur meskipun pada akhirnya masa panen berkelanjutan.
Bahkan, kata dia, petani yang saat sekarang memasuki masa panen masih bisa menikmati harga yang bagus khususnya untuk gabah kering panen (GKP).
"Harga GKP saat ini masih berkisar Rp7.300-Rp7.400 per kilogram, sedangkan untuk GKG (Gabah Kering Giling) sekitar Rp8.300 per kilogram. Memang di satu sisi, petani masih bisa menikmati harga yang bagus, namun di sisi lain terutama yang bukan petani agak kesulitan karena harus berhadapan dengan harga beras yang masih tinggi," katanya.