Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk secara intens memantau pergerakan harga komoditas strategis menjelang Ramadhan 1445 Hijriah.
"Ini menjadi satu kewaspadaan juga bagi kabupaten atau kota," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, seusai High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah Semester I/2024 di Semarang, Jawa Tengah, Rabu.
Diakuinya, peningkatan inflasi di seluruh daerah, termasuk Kota Semarang dipicu kenaikan harga sejumlah komoditas, terutama beras, cabai, dan bawang putih.
Saat ini, orang nomor satu di Kota Semarang tersebut mengingatkan potensi kenaikan harga minyak goreng perlu diwaspadai.
Karena itu, ia telah memerintahkan OPD terkait untuk terus aktif berperan dan melaporkan upaya-upaya dalam menjaga stabilitas ekonomi di Kota Semarang.
Ia mencontohkan Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Perdagangan agar lebih intens melakukan monitoring harga bahan pokok di pasar, kemudian Dinas Pekerjaan Umum (DPU) untuk selalu memantau ketersediaan air bagi para petani.
Dari pantauannya lewat Lumbung Pangan Kota Semarang (Lumpang Semar), kata dia, stok beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog masih tersedia di pasaran.
Beberapa harga komoditas, kata dia, sudah mulai turun, tetapi tidak boleh membuat lengah karena tingkat konsumsi masyarakat Kota Semarang masih sangat tinggi.
Ita memastikan sejumlah upaya menekan inflasi akan dilakukan Pemerintah Kota Semarang, antara lain melalui pengendalian harga bahan pokok dengan kegiatan Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman).
"Kemudian 'monitoring' harga bahan pokok di pasaran. Dan yang pasti kami harus sigap. Seumpama kurang, maka kami koordinasi dengan Pemprov Jateng untuk suplai seperti tadi," katanya.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menyebutkan inflasi di Jateng periode Februari 2024 sebesar 0,57 persen, atau mengalami kenaikan, tetapi masih di bawah target nasional.
Nana memastikan telah menyiapkan langkah-langkah dalam menangani kenaikan inflasi dan berharap semua pihak bisa terlibat dalam penurunan angka inflasi.
"Langkah-langkah yang sudah dilakukan dari pusat bersama daerah adalah menggelontorkan beras Bulog SPHP. Dan ini di Jateng sudah berjalan baik, ditambah langkah kami untuk beras cadangan, terus memberikan bantuan kepada masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan Bulog," katanya.
Baca juga: Wali Kota Semarang: Partisipasi pemilih pemilu capai 85 persen
"Ini menjadi satu kewaspadaan juga bagi kabupaten atau kota," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, seusai High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah Semester I/2024 di Semarang, Jawa Tengah, Rabu.
Diakuinya, peningkatan inflasi di seluruh daerah, termasuk Kota Semarang dipicu kenaikan harga sejumlah komoditas, terutama beras, cabai, dan bawang putih.
Saat ini, orang nomor satu di Kota Semarang tersebut mengingatkan potensi kenaikan harga minyak goreng perlu diwaspadai.
Karena itu, ia telah memerintahkan OPD terkait untuk terus aktif berperan dan melaporkan upaya-upaya dalam menjaga stabilitas ekonomi di Kota Semarang.
Ia mencontohkan Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Perdagangan agar lebih intens melakukan monitoring harga bahan pokok di pasar, kemudian Dinas Pekerjaan Umum (DPU) untuk selalu memantau ketersediaan air bagi para petani.
Dari pantauannya lewat Lumbung Pangan Kota Semarang (Lumpang Semar), kata dia, stok beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog masih tersedia di pasaran.
Beberapa harga komoditas, kata dia, sudah mulai turun, tetapi tidak boleh membuat lengah karena tingkat konsumsi masyarakat Kota Semarang masih sangat tinggi.
Ita memastikan sejumlah upaya menekan inflasi akan dilakukan Pemerintah Kota Semarang, antara lain melalui pengendalian harga bahan pokok dengan kegiatan Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman).
"Kemudian 'monitoring' harga bahan pokok di pasaran. Dan yang pasti kami harus sigap. Seumpama kurang, maka kami koordinasi dengan Pemprov Jateng untuk suplai seperti tadi," katanya.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menyebutkan inflasi di Jateng periode Februari 2024 sebesar 0,57 persen, atau mengalami kenaikan, tetapi masih di bawah target nasional.
Nana memastikan telah menyiapkan langkah-langkah dalam menangani kenaikan inflasi dan berharap semua pihak bisa terlibat dalam penurunan angka inflasi.
"Langkah-langkah yang sudah dilakukan dari pusat bersama daerah adalah menggelontorkan beras Bulog SPHP. Dan ini di Jateng sudah berjalan baik, ditambah langkah kami untuk beras cadangan, terus memberikan bantuan kepada masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan Bulog," katanya.
Baca juga: Wali Kota Semarang: Partisipasi pemilih pemilu capai 85 persen