Purwokerto (ANTARA) - Perum Bulog Cabang Banyumas mengoptimalkan kegiatan stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) untuk mengendalikan lonjakan harga beras di Kabupaten Banyumas dan sekitarnya yang saat ini mencapai kisaran Rp16.000-Rp17.000 per kilogram.

"SPHP kita optimalkan di seluruh jaringan termasuk jaringan internal, pasar tradisional, maupun pasar modern. Ini kita dropping semua untuk memasok ketersediaan di pasar-pasar dan seluruh jaringan," kata Pimpinan Cabang Perum Bulog Banyumas Rasiwan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.

Ia mengatakan sejak 1 Januari hingga saat ini, Bulog Banyumas telah menggelontorkan lebih dari 2.000 ton beras SPHP di wilayah eks Keresidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan kembali menggelontorkan bantuan pangan di wilayah eks Keresidenan Banyumas untuk alokasi Februari mulai Senin (19/2).

Menurut dia, semua itu dilakukan untuk mengendalikan harga beras di pasaran yang cenderung melonjak dalam beberapa pekan terakhir.

Terkait dengan ketersediaan beras di gudang Bulog Banyumas, dia mengakui jika hingga saat ini masih tersedia sekitar 3.300 ton dan masih terus bertambah karena ada pergeseran dari Semarang dan Jakarta untuk memasok di wilayah eks Keresidenan Banyumas.

"Pergeseran stok dalam waktu dekat yang masih dalam posisi berjalan sekitar 3.000 ton," katanya.

Disinggung mengenai target pengadaan pangan pada 2024, dia mengatakan hal itu sebesar 30.000 ton setara beras.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya sudah mulai merancang perangkat kerja untuk memenuhi target pengadaan pangan tersebut agar siap melakukan penyerapan ketika memasuki masa panen raya yang diperkirakan akan berlangsung pada bulan April.

Dalam hal ini, lanjut dia, pihaknya membuat demonstrasi plot (demplot) penyerapan di sentra-sentra produksi terutama Kabupaten Cilacap dan Banyumas yang wilayahnya luas.

"Jadi, kami membentuk tim untuk melakukan penyerapan," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan tim tersebut terdiri atas 10 gabungan kelompok tani (gapoktan), satu mitra kerja yang memiliki peralatan lengkap dan sarana prasarananya mendukung, satu orang penyuluh pertanian lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian setempat, serta satu petugas Bulog untuk memeriksa kualitas.

Dengan demikian, kata dia, tim tersebut akan bergerak ke wilayah yang panen untuk memproses gabah atau beras hasil panen petani yang akan masuk ke Bulog.

Bahkan, lanjut dia, pihaknya telah beraudiensi dengan Penjabat Bupati Cilacap terkait dengan rencana tersebut mengingat Kabupaten Cilacap merupakan salah satu lumbung pangan Provinsi Jawa Tengah.

Rasiwan mengaku jika sistem penyerapan tersebut merupakan inisiasinya karena dia berada di daerah produksi padi.

Menurut dia, hal itu sebagai bentuk ikhtiar untuk jemput bola karena saat ini produksi menurun, kebutuhan meningkat, serta pertarungan harga antarkabupaten maupun antarprovinsi dan antarpulau cukup tinggi.

"Jadi saya berusaha menjadi tuan rumah yang baik. Jadi, jangan sampai kita tuan rumah itu hanya menonton, tapi kita harus benar-benar menguasai wilayah, kemudian kalau wilayah ini surplus, untuk keluar ya silakan, tapi kita bisa menyerap dulu," katanya.

Baca juga: Bulog Tegal salurkan bantuan pangan pada 82.936 KPM di Batang

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024