Semarang (ANTARA) - Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang menyerukan pentingnya penyelenggaraan Pemilihan Umum 2024 secara jujur dan adil sesuai dengan amanat perundang-undangan.
Seruan itu termuat sembilan poin seruan moral yang disampaikan Rektor Unissula Prof. Gunarto didampingi seluruh wakil rektor dan Presiden BEM Unissula di Semarang, Senin, menyikapi Pemilu 2024.
"Menyerukan pentingnya pelaksanaan pemilu secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil sebagai bagian penting penguatan demokrasi, berbangsa, dan bernegara," katanya, menyampaikan seruan.
Dalam poin kesembilan, Rektor juga memberikan semangat kepada seluruh penyelenggara pemilu untuk bisa melaksanakan Pemilu 2024 dengan jujur dan adil.
"Menyemangati KPU agar bisa melaksanakan pemilu secara jujur dan adil sesuai dengan mandat UU Pemilu. Menyemangati profesionalisme Bawaslu, TNI, dan Polri untuk melakukan pengawalan pemilu secara netral dan tanpa memihak salah satu paslon," katanya.
Prof. Gunarto yakin masih banyak orang di lembaga penyelenggara pemilu, seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang berintegritas.
"Banyak teman di KPU, Bawaslu, dan DKPP yang masih memiliki integritas dan hati nurani," kata Guru Besar Fakultas Hukum Unissula itu.
Gunarto mengenang ketika menjadi ketua panwaslu pada zaman Presiden RI Habibie, sebagai pemilu pertama pada era reformasi yang saat itu seluruh penyelenggara pemilu benar-benar mengedepankan integritas.
"Ketika itu, lebih mengedepankan martabat dan kehormatan kita untuk menjaga Indonesia tetap bermartabat maka panwas punya integritas. Banyak yang idealisme di seluruh Indonesia, pasti ada," katanya.
Masyarakat, kata dia, harus mengembangkan nilai-nilai kritis dalam menyikapi segala sesuatu, termasuk program dan kebijakan pemerintah agar benar-benar bisa mewujudkan bangsa yang maju, sejahtera, dan adil.
Ia juga menyerukan agar semua mahasiswa dan civitas academica mengawal proses demokrasi dengan mengawasi secara ketat pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara di wilayah masing-masing.
Selain itu, Gunarto mengingatkan pentingnya menyuarakan gerakan menyadarkan keluarga, saudara, tetangga, dan masyarakat untuk berpegang teguh pada akal budi dan hati nurani dalam memilih pemimpin Indonesia ke depan.
Negara, pemerintah, beserta aparaturnya, kata dia, harus hadir dan memberikan rasa aman sebagai pengayom, penjaga, dan fasilitator pelaksanaan demokrasi berintegritas dan bermartabat.
"Menyerukan pentingnya komitmen masyarakat menyambut Pemilu 2024 agar kondusif, aman, dan bermartabat serta menghindari perpecahan," tegasnya.
Seruan itu termuat sembilan poin seruan moral yang disampaikan Rektor Unissula Prof. Gunarto didampingi seluruh wakil rektor dan Presiden BEM Unissula di Semarang, Senin, menyikapi Pemilu 2024.
"Menyerukan pentingnya pelaksanaan pemilu secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil sebagai bagian penting penguatan demokrasi, berbangsa, dan bernegara," katanya, menyampaikan seruan.
Dalam poin kesembilan, Rektor juga memberikan semangat kepada seluruh penyelenggara pemilu untuk bisa melaksanakan Pemilu 2024 dengan jujur dan adil.
"Menyemangati KPU agar bisa melaksanakan pemilu secara jujur dan adil sesuai dengan mandat UU Pemilu. Menyemangati profesionalisme Bawaslu, TNI, dan Polri untuk melakukan pengawalan pemilu secara netral dan tanpa memihak salah satu paslon," katanya.
Prof. Gunarto yakin masih banyak orang di lembaga penyelenggara pemilu, seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang berintegritas.
"Banyak teman di KPU, Bawaslu, dan DKPP yang masih memiliki integritas dan hati nurani," kata Guru Besar Fakultas Hukum Unissula itu.
Gunarto mengenang ketika menjadi ketua panwaslu pada zaman Presiden RI Habibie, sebagai pemilu pertama pada era reformasi yang saat itu seluruh penyelenggara pemilu benar-benar mengedepankan integritas.
"Ketika itu, lebih mengedepankan martabat dan kehormatan kita untuk menjaga Indonesia tetap bermartabat maka panwas punya integritas. Banyak yang idealisme di seluruh Indonesia, pasti ada," katanya.
Masyarakat, kata dia, harus mengembangkan nilai-nilai kritis dalam menyikapi segala sesuatu, termasuk program dan kebijakan pemerintah agar benar-benar bisa mewujudkan bangsa yang maju, sejahtera, dan adil.
Ia juga menyerukan agar semua mahasiswa dan civitas academica mengawal proses demokrasi dengan mengawasi secara ketat pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara di wilayah masing-masing.
Selain itu, Gunarto mengingatkan pentingnya menyuarakan gerakan menyadarkan keluarga, saudara, tetangga, dan masyarakat untuk berpegang teguh pada akal budi dan hati nurani dalam memilih pemimpin Indonesia ke depan.
Negara, pemerintah, beserta aparaturnya, kata dia, harus hadir dan memberikan rasa aman sebagai pengayom, penjaga, dan fasilitator pelaksanaan demokrasi berintegritas dan bermartabat.
"Menyerukan pentingnya komitmen masyarakat menyambut Pemilu 2024 agar kondusif, aman, dan bermartabat serta menghindari perpecahan," tegasnya.