Semarang (ANTARA) - Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) terus berupaya agar pencak silat bisa masuk dalam cabang olahraga yang ikut dipertandingkan dalam ajang Olimpiade.

Ketua Umum PSHT Dr. Muhammad Taufiq menargetkan pencak silat bisa diakui dunia dengan menjadi salah satu cabang olahraga resmi Olimpiade.

"Untuk Olimpiade belum masuk dan harus kita upayakan," kata Taufiq, usai Pelantikan Pengurus PSHT cabang Kota Semarang di Gedung TBRS Semarang, Minggu (4/2) kemarin.

Diakuinya, pencak silat saat ini memang sudah masuk dalam cabang olahraga untuk SEA Games untuk tingkat Asia Tenggara dan Asian Games untuk tingkat Asia.

"Tinggal satu langkah lagi agar bisa masuk Olimpiade untuk kelas dunia,” imbuhnya.

Menurutnya, PSHT harus terus memperbaiki teknik dan aturan pertandingan agar bisa diakui dunia, sebab setiap cabang olahraga perlu memiliki aturan yang jelas dan aman sehingga bisa dipertandingkan untuk level dunia.

Ia menyebutkan bahwa untuk bisa masuk sebagai cabang olahraga dalam Olimpiade minimal sudah ada 70 negara yang mengembangkan olahraga tersebut.

Sementara untuk olahraga pencak silat, kata Taufiq, hingga saat ini sudah tersebar di 80 negara di dunia.

“Kalau syarat masuk Olimpiade itu harus 70 negara dan kita sudah melampaui tapi bagaimana peraturan untuk kelas dunia ini bisa kita kembangkan dengan baik," katanya.

"Supaya temen-temen di negara lain yang mempelajari pencak silat bisa kita ajak untuk mendorong agar pencak silat bisa dimasukkan dalam Olimpiade sebagai salah satu cabang olahraga resmi," tambahnya.

Lebih lanjut, kata dia, PSHT sebagai salah satu perguruan silat merupakan organisasi yang mencerminkan budaya asli bangsa Indonesia, dan bahkan sudah diakui UNESCO.

Ia berharap PSHT bisa tetap aktif di lingkungan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) dan semakin banyak diminati masyarakat.

"Sebagai organisasi yang dirintis oleh pahlawan perintis kemerdekaan, kami ingin menjaga republik ini dengan sebaik-baiknya," pungkasnya.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024