Semarang (ANTARA) - Para tokoh agama dari berbagai negara yang hadir dalam Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2024 berharap perhelatan itu merumuskan tindakan konkret dalam mengatasi krisis kemanusiaan.
Pada hari kedua perhelatan AICIS ke-23 di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Jumat, ada temu para pemuka atau pemimpin lembaga keagamaan yang menyampaikan berbagai pemikiran dan membahas solusi atas serangkaian persoalan kontemporer dari perspektif keagamaan.
Salah satu tokoh agama dari Indonesia, Elga J. Sarapung menyampaikan bahwa satu hal yang menjadi garis besar untuk dilakukan usai AICIS 2024 ini adalah aksi konkret dan tak hanya berkutat pada pemikiran dan teori.
Diungkapkannya, sampai saat ini masih terjadi kasus kelompok-kelompok yang mengambil cara untuk memperoleh kedamaian dengan cara kekerasan.
"Orientasinya adalah kepada 'action', tidak hanya berkutat di pembicaraan. Semua umat agama, pemimpin agama tidak hanya sebatas hanya sampai teori, konsep, tapi benar-benar melakukan sesuatu yang konkret, praktik," katanya.
Phra Dr. Anilman Dhammasakiyo sebagai tokoh agama dari Thailand mengingatkan pula pentingnya bahasan-bahasan tentang upaya mengatasi krisis kemanusiaan di forum AICIS 2024 disampaikan kepada generasi penerus dengan gamblang.
"Bagaimana ide-ide dan pesan-pesan cemerlang di forum ini untuk disampaikan kepada para generasi muda hari ini," katanya.
Sebab, Anilman menilai para generasi muda saat inilah yang nantinya akan memegang masa depan dan pelaku yang akan melahirkan budaya.
Selain itu, ada pula perspektif lain terkait bagaimana melahirkan rasa kemanusiaan dan keadilan diterapkan, sebagaimana disampaikan tokoh agama Buddha dari Kamboja Venerable Dr. Yon Seng Yeath.
"Kedamaian mutlak bisa dimulai dari hal kecil yaitu di lingkup keluarga. Dari perspektif agama Buddha, segala hal-hal itu dimulai dari hal kecil. Jika kita tidak bisa memulai dengan hal yang kecil, maka tidak akan bisa melahirkan hal yang besar," katanya.
"Religious Leaders Summit" atau pertemuan para pemuka atau pemimpin lembaga keagamaan akan menjadi ajang berbagi perspektif dan wawasan berbasis pengalaman dalam merespons isu-isu kemanusiaan dan kedamaian.
Ada 12 tokoh yang menjadi pembicara dalam satu upaya kerja sama mencari solusi penyelesaian krisis kemanusiaan untuk kedamaian dunia dan kehidupan yang lebih baik untuk semua manusia.
"Seluruh pemuka agama punya ide besar untuk upaya menghilangkan krisis kemanusiaan. Pemuka agama nantinya akan menyampaikan ke umatnya masing masing," kata Abdul Ghofur Maimoen, mewakili Ketua Umum PBNU saat konferensi pers usai Religious Leaders Summit.
Adapun AICIS 2024 dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI Saiful Rahmat Dasuki, Kamis (1/2/2024) malam di Auditorium II Kampus 3 UIN Walisongo Semarang.
AICIS 2024 digelar pada 1-4 Februari oleh Kementerian Agama sebagai ajang mempertemukan ratusan intelektual internasional muslim untuk merumuskan solusi dari berbagai permasalahan kemanusiaan global.
Pada tahun ini, AICIS mengangkat tema "Redefining The Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Rights Issues" untuk mencapai kedamaian, keadilan, dan saling menghormati antarsesama.
Baca juga: AICIS 2024 bahas peran strategis Indonesia atasi konflik Gaza
Pada hari kedua perhelatan AICIS ke-23 di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Jumat, ada temu para pemuka atau pemimpin lembaga keagamaan yang menyampaikan berbagai pemikiran dan membahas solusi atas serangkaian persoalan kontemporer dari perspektif keagamaan.
Salah satu tokoh agama dari Indonesia, Elga J. Sarapung menyampaikan bahwa satu hal yang menjadi garis besar untuk dilakukan usai AICIS 2024 ini adalah aksi konkret dan tak hanya berkutat pada pemikiran dan teori.
Diungkapkannya, sampai saat ini masih terjadi kasus kelompok-kelompok yang mengambil cara untuk memperoleh kedamaian dengan cara kekerasan.
"Orientasinya adalah kepada 'action', tidak hanya berkutat di pembicaraan. Semua umat agama, pemimpin agama tidak hanya sebatas hanya sampai teori, konsep, tapi benar-benar melakukan sesuatu yang konkret, praktik," katanya.
Phra Dr. Anilman Dhammasakiyo sebagai tokoh agama dari Thailand mengingatkan pula pentingnya bahasan-bahasan tentang upaya mengatasi krisis kemanusiaan di forum AICIS 2024 disampaikan kepada generasi penerus dengan gamblang.
"Bagaimana ide-ide dan pesan-pesan cemerlang di forum ini untuk disampaikan kepada para generasi muda hari ini," katanya.
Sebab, Anilman menilai para generasi muda saat inilah yang nantinya akan memegang masa depan dan pelaku yang akan melahirkan budaya.
Selain itu, ada pula perspektif lain terkait bagaimana melahirkan rasa kemanusiaan dan keadilan diterapkan, sebagaimana disampaikan tokoh agama Buddha dari Kamboja Venerable Dr. Yon Seng Yeath.
"Kedamaian mutlak bisa dimulai dari hal kecil yaitu di lingkup keluarga. Dari perspektif agama Buddha, segala hal-hal itu dimulai dari hal kecil. Jika kita tidak bisa memulai dengan hal yang kecil, maka tidak akan bisa melahirkan hal yang besar," katanya.
"Religious Leaders Summit" atau pertemuan para pemuka atau pemimpin lembaga keagamaan akan menjadi ajang berbagi perspektif dan wawasan berbasis pengalaman dalam merespons isu-isu kemanusiaan dan kedamaian.
Ada 12 tokoh yang menjadi pembicara dalam satu upaya kerja sama mencari solusi penyelesaian krisis kemanusiaan untuk kedamaian dunia dan kehidupan yang lebih baik untuk semua manusia.
"Seluruh pemuka agama punya ide besar untuk upaya menghilangkan krisis kemanusiaan. Pemuka agama nantinya akan menyampaikan ke umatnya masing masing," kata Abdul Ghofur Maimoen, mewakili Ketua Umum PBNU saat konferensi pers usai Religious Leaders Summit.
Adapun AICIS 2024 dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI Saiful Rahmat Dasuki, Kamis (1/2/2024) malam di Auditorium II Kampus 3 UIN Walisongo Semarang.
AICIS 2024 digelar pada 1-4 Februari oleh Kementerian Agama sebagai ajang mempertemukan ratusan intelektual internasional muslim untuk merumuskan solusi dari berbagai permasalahan kemanusiaan global.
Pada tahun ini, AICIS mengangkat tema "Redefining The Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Rights Issues" untuk mencapai kedamaian, keadilan, dan saling menghormati antarsesama.
Baca juga: AICIS 2024 bahas peran strategis Indonesia atasi konflik Gaza