Semarang (ANTARA) - Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin mengakui telah menerima banyak laporan mengenai ketidaknetralan aparatur sipil negara (ASN) dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan relawan.

"Saya menyampaikan karena selama ini banyak 'curhatan', laporan, 'Pak Sekda, lurahe njenengan', entah ke (pasangan calon) 1, 2, 3. Tidak kemudian ke satu partai atau paslon ya," katanya, di Semarang, Rabu.

Hal tersebut disampaikannya menanggapi videonya di akun Instagram pribadinya, @iswaraminuddin soal pernyataannya mengenai ketidaknetralan ASN di Pemkot Semarang menjelang pemilu yang viral.

Dalam video berdurasi sekitar satu menit yang diberi judul "Camat-Lurah Hati-Hati" tersebut, Iswar menyampaikan memiliki data ASN yang tidak netral, mulai dari camat hingga lurah.

"Saya sudah mendapatkan data tentang ketidaknetralan aparatur kita di lingkungan pemerintah, mulai dari camat sampai lurah. Saya sudah mendapatkan data dari 16 kecamatan dan 177 kelurahan," katanya.

Di akhir videonya, Iswar meminta pelanggaran netralitas ASN yang selama ini terjadi untuk dihentikan karena sudah diketahui dan jangan sampai berlanjut ke penindakan hukum yang lebih berat.

Berkaitan dengan videonya itu, ia mengatakan bahwa apa yang disampaikannya lebih sebagai bentuk peringatan kepada para ASN untuk tetap menjaga netralitas seiring dengan semakin dekatnya pemilu.

"Dari semua laporan ke saya mungkin tidak ada yang melaporkan ke Bawaslu. Tapi, saya sebagai pejabat berwenang sesuai UU ASN memberikan 'warning' kepada ASN karena banyaknya laporan," katanya.

"Bukan laporan tertulis tetapi 'by' WA (WhatsApp), 'by' telepon, macam-macam. Dari semua, (relawan) pasangan calon, relawan partai," katanya.

"Sehingga agar kemudian dapat tersampaikan, masyarakat tahu bahwa kita netral, saya sampaikan hal tersebut di sebuah acara," lanjutnya.

Artinya, Iswar sekaligus ingin menegaskan kepada jajaran ASN di lingkup Pemkot Semarang agar tidak bermain-main dengan netralitas karena ranah pelanggarannya adalah pidana.

"Macam-macam (pelanggaran, red.) yang dilaporkan, banyak. Saya enggak bisa ngitung," katanya.
 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024