Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang, Jawa Tengah, terus menggencarkan gerakan perbaikan gizi pada masyarakat sebagai upaya menurunkan kasus stunting di daerah itu.
Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki di Batang, Senin, mengatakan pihaknya masih fokus dalam peningkatan gizi pada ibu hamil dan balita sebagai upaya menurunkan kasus stunting di daerah itu.
"Ya, kami terus gencarkan gerakan perbaikan gizi pada warga, khususnya ibu hamil dan balita, dengan bersinergi melibatkan banyak pihak agar kasus stunting turun," katanya.
Berdasar hasil survei elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi berbasis Masyarakat (e-PPGBM), kata dia, kasus stunting pada 2023 di wilayah itu berada di angka 14 persen.
"Oleh karena itu kami menargetkan kasus stunting supaya bisa turun lagi hingga di bawah angka 10 persen," katanya.
Upaya penurunan angka stunting melalui perbaikan gizi, lanjutnya, tidak hanya diintensifkan oleh pemerintah daerah (pemda) saja, namun dapat bersinergi dengan banyak pihak. "Termasuk Forkopimda, pihak swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan, hingga publikasi dari berbagai platform media," katanya.
Ketua Panitia Peringatan Hari Gizi Nasional Kabupaten Batang Riza Zakiyah mengatakan semangat penurunan angka stunting terus digencarkan oleh DPC Persatuan Ahli Gizi (Persagi) dengan mengajak para ibu dan balita gemar mengonsumsi makanan bergizi.
Kemudian sebagai aksi nyata, pihaknya memberikan layanan konseling dan pengukuran tinggi badan untuk mengetahui tumbuh kembang balita.
"Oleh karena itu dalam rangkaian memperingati Hari Gizi Nasional 2024 kami mengambil tema 'Makanan pendamping ASI kaya akan protein hewani' yang diharapkan nantinya dapat memperbaiki gizi anak agar terhindar dari bahaya stunting," kata Riza Zakiyah.
Baca juga: PKK Kota Magelang: Program Ceting Emas upaya atasi stunting
Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki di Batang, Senin, mengatakan pihaknya masih fokus dalam peningkatan gizi pada ibu hamil dan balita sebagai upaya menurunkan kasus stunting di daerah itu.
"Ya, kami terus gencarkan gerakan perbaikan gizi pada warga, khususnya ibu hamil dan balita, dengan bersinergi melibatkan banyak pihak agar kasus stunting turun," katanya.
Berdasar hasil survei elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi berbasis Masyarakat (e-PPGBM), kata dia, kasus stunting pada 2023 di wilayah itu berada di angka 14 persen.
"Oleh karena itu kami menargetkan kasus stunting supaya bisa turun lagi hingga di bawah angka 10 persen," katanya.
Upaya penurunan angka stunting melalui perbaikan gizi, lanjutnya, tidak hanya diintensifkan oleh pemerintah daerah (pemda) saja, namun dapat bersinergi dengan banyak pihak. "Termasuk Forkopimda, pihak swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan, hingga publikasi dari berbagai platform media," katanya.
Ketua Panitia Peringatan Hari Gizi Nasional Kabupaten Batang Riza Zakiyah mengatakan semangat penurunan angka stunting terus digencarkan oleh DPC Persatuan Ahli Gizi (Persagi) dengan mengajak para ibu dan balita gemar mengonsumsi makanan bergizi.
Kemudian sebagai aksi nyata, pihaknya memberikan layanan konseling dan pengukuran tinggi badan untuk mengetahui tumbuh kembang balita.
"Oleh karena itu dalam rangkaian memperingati Hari Gizi Nasional 2024 kami mengambil tema 'Makanan pendamping ASI kaya akan protein hewani' yang diharapkan nantinya dapat memperbaiki gizi anak agar terhindar dari bahaya stunting," kata Riza Zakiyah.
Baca juga: PKK Kota Magelang: Program Ceting Emas upaya atasi stunting