Solo (ANTARA) - Metropolitan Photos of Demetrias berkesempatan mengunjungi Gereja Ortodoks Solo, Jawa Tengah, untuk menyapa umat kepercayaan tersebut.
Episkop Daniel di sela kunjungan di Gereja orthodox Indonesia Parokia Tritunggal Mahakudus Solo, Jawa Tengah, Jumat, mengatakan kunjungan tersebut agar Metropolitan Photos of Demetrias bisa mengetahui secara langsung umat yang ada di Solo.
"Sebetulnya rencana beliau tidak di Solo tapi ke Salatiga. Namun, saya mampirkan ke sini dulu biar adil," katanya.
Ia mengatakan keberadaan Gereja Ortodoks Indonesia di Solo Baru ada satu, sedangkan di Kabupaten Boyolali dan Salatiga masing-masing juga ada satu.
"Dan kami punya komunitas di Semarang," katanya.
Ia mengatakan Metropolitan Photos of Demetrias senang dengan bentuk gereja yang terlihat sangat lokal dan mengusung budaya Jawa. Menurut dia, keberadaan gereja dengan bentuk tersebut tidak banyak di Indonesia.
"Karena Gereja Ortodoks kalau di tempat aslinya seperti masjid," katanya.
Menurut dia, dengan keberadaan Gereja Ortodoks di beberapa tempat, masyarakat umum menjadi tahu keberadaan penganut Ortodoks di sekitar mereka.
"Sekarang pelan-pelan orang mulai tahu, selama ini tahunya kan Kristen Protestan dan Katolik. Bahkan waktu Gusdur masih hidup, beliau berharap keberadaan Ortodoks bisa menjembatani umat Islam dengan Kristen," katanya.
Pada kunjungannya tersebut, Metropolitan Photos of Demetrias mengatakan Ortodoks meyakini kebebasan individu.
Ia berharap ke depan ada Gereja Ortodoks yang bagus di Indonesia dan bisa membentuk biarawan-biarawan yang akhirnya bisa menjadi Romo.
"Mereka akan belajar bagaimana Ortodoks dan belajar secara akhlak. Jadi ini tidak hanya dipelajari di universitas tapi juga kehidupan," katanya.
Sementara itu, Romo Alexios Setir Cahyadi mengatakan gereja tersebut sudah ada sejak tahun 1996. Meski demikian, komunitas penganut Ortodoks ada sejak tahun 1991.
"Tahun ini kami resmi dapat izin dari negara," katanya.*
Episkop Daniel di sela kunjungan di Gereja orthodox Indonesia Parokia Tritunggal Mahakudus Solo, Jawa Tengah, Jumat, mengatakan kunjungan tersebut agar Metropolitan Photos of Demetrias bisa mengetahui secara langsung umat yang ada di Solo.
"Sebetulnya rencana beliau tidak di Solo tapi ke Salatiga. Namun, saya mampirkan ke sini dulu biar adil," katanya.
Ia mengatakan keberadaan Gereja Ortodoks Indonesia di Solo Baru ada satu, sedangkan di Kabupaten Boyolali dan Salatiga masing-masing juga ada satu.
"Dan kami punya komunitas di Semarang," katanya.
Ia mengatakan Metropolitan Photos of Demetrias senang dengan bentuk gereja yang terlihat sangat lokal dan mengusung budaya Jawa. Menurut dia, keberadaan gereja dengan bentuk tersebut tidak banyak di Indonesia.
"Karena Gereja Ortodoks kalau di tempat aslinya seperti masjid," katanya.
Menurut dia, dengan keberadaan Gereja Ortodoks di beberapa tempat, masyarakat umum menjadi tahu keberadaan penganut Ortodoks di sekitar mereka.
"Sekarang pelan-pelan orang mulai tahu, selama ini tahunya kan Kristen Protestan dan Katolik. Bahkan waktu Gusdur masih hidup, beliau berharap keberadaan Ortodoks bisa menjembatani umat Islam dengan Kristen," katanya.
Pada kunjungannya tersebut, Metropolitan Photos of Demetrias mengatakan Ortodoks meyakini kebebasan individu.
Ia berharap ke depan ada Gereja Ortodoks yang bagus di Indonesia dan bisa membentuk biarawan-biarawan yang akhirnya bisa menjadi Romo.
"Mereka akan belajar bagaimana Ortodoks dan belajar secara akhlak. Jadi ini tidak hanya dipelajari di universitas tapi juga kehidupan," katanya.
Sementara itu, Romo Alexios Setir Cahyadi mengatakan gereja tersebut sudah ada sejak tahun 1996. Meski demikian, komunitas penganut Ortodoks ada sejak tahun 1991.
"Tahun ini kami resmi dapat izin dari negara," katanya.*