Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mencatat nilai realisasi penerimaan retribusi dari sektor perikanan selama 2023 mencapai Rp3,29 miliar atau sekitar 92 persen dari target setahun.
"Ya, realisasi sektor perikanan 2023 sebesar Rp3,29 miliar sehingga hampir mendekati target yang ditetapkan Rp3,65 miliar," kata Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang Windu Suriadji di Batang, Senin.
Menurut dia, penerimaan retribusi sektor perikanan mengalami sedikit penurunan karena sejumlah faktor seperti permintaan ekspor ikan turun yang berimbas pada harga ikan juga ikut turun.
Padahal di sisi lain, kata dia, pasokan ikan melimpah namun tidak terserap sepenuhnya.
Ia yang didampingi Kepala Bidang Usaha dan Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan Hermanto mengatakan bahwa turunnya harga jual ikan sudah terjadi sejak Oktober 2023 hingga Januari 2024 ini.
"Penyebabnya, ya tadi itu, stok ikan melimpah sedangkan permintaan minim sehingga mengakibatkan target retribusi tidak tercapai," katanya.
Dikatakan, dengan melimpah pasokan ikan juga menyebabkan sejumlah harga ikan, khususnya untuk bahan fillet seperti ikan kuniran dan ikan belong yang semula mencapai Rp12 ribu per kilogram turun menjadi Rp3 ribu per kilogram.
Namun demikian, kata dia, ada sejumlah harga ikan tetap stabil seperti kakap Rp50 ribu per kilogram, cumi Rp50 ribu-60 ribu per kilogram, dan ikan tongkol Rp22 ribu per kilogram.
"Meski target 2023 belum tercapai, kami optimistis target retribusi sektor perikanan pada 2024 yang ditetapkan Rp3,7 miliar dapat tercapai," katanya.
"Ya, realisasi sektor perikanan 2023 sebesar Rp3,29 miliar sehingga hampir mendekati target yang ditetapkan Rp3,65 miliar," kata Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang Windu Suriadji di Batang, Senin.
Menurut dia, penerimaan retribusi sektor perikanan mengalami sedikit penurunan karena sejumlah faktor seperti permintaan ekspor ikan turun yang berimbas pada harga ikan juga ikut turun.
Padahal di sisi lain, kata dia, pasokan ikan melimpah namun tidak terserap sepenuhnya.
Ia yang didampingi Kepala Bidang Usaha dan Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan Hermanto mengatakan bahwa turunnya harga jual ikan sudah terjadi sejak Oktober 2023 hingga Januari 2024 ini.
"Penyebabnya, ya tadi itu, stok ikan melimpah sedangkan permintaan minim sehingga mengakibatkan target retribusi tidak tercapai," katanya.
Dikatakan, dengan melimpah pasokan ikan juga menyebabkan sejumlah harga ikan, khususnya untuk bahan fillet seperti ikan kuniran dan ikan belong yang semula mencapai Rp12 ribu per kilogram turun menjadi Rp3 ribu per kilogram.
Namun demikian, kata dia, ada sejumlah harga ikan tetap stabil seperti kakap Rp50 ribu per kilogram, cumi Rp50 ribu-60 ribu per kilogram, dan ikan tongkol Rp22 ribu per kilogram.
"Meski target 2023 belum tercapai, kami optimistis target retribusi sektor perikanan pada 2024 yang ditetapkan Rp3,7 miliar dapat tercapai," katanya.