Purwokerto (ANTARA) - Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menyiagakan personel dan sukarelawan untuk mengantisipasi dampak angin kencang yang terjadi pada Jumat malam.
"Berdasarkan laporan sementara yang kami terima, angin kencang yang terjadi malam ini telah mengakibatkan sebuah pohon tumbang di ruas Jalan Raya Slarang-Adipala tepatnya di sebelah barat jembatan Sungai Serayu," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Bayu Prahara saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Cilacap, Jumat malam.
Pihaknya telah menerjunkan personel BPBD dan sukarelawan untuk menangani pohon tumbang yang melintang di jalan yang masuk jalur pantai selatan (pansela) itu.
Disinggung mengenai kemungkinan angin kencang tersebut telah berdampak terhadap rumah warga maupun fasilitas lainnya, dia mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan kejadian tersebut.
"Semoga situasi tetap aman dan terkendali, tidak sampai berdampak terhadap rumah-rumah warga," katanya.
Baca juga: Pemkot Semarang siapkan skema penanganan dampak longsor
Kendati demikian, dia mengakui angin kencang yang terjadi sejak dua hari terakhir telah berdampak terhadap puluhan rumah di dua desa, yakni Desa Tritih Wetan, Kecamatan Jeruklegi, dan Desa Karangpakis, Kecamatan Nusawungu.
Terkait dengan kejadian tersebut, Bayu mengatakan BPBD Kabupaten Cilacap pada Jumat (19/1) siang telah memberikan bantuan kepada warga yang terdampak bencana angin kencang.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap Budi Setyawan mengatakan bencana angin kencang yang terjadi pada hari Kamis (18/1) mengakibatkan 14 rumah di Desa Karangpakis mengalami kerusakan.
"Sedangkan di Tritih Wetan ada 8 rumah warga yang mengalami kerusakan," katanya.
Dalam pesan WhatsApp yang diterima ANTARA, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan kecepatan angin di Cilacap pada Jumat (19/1) malam tercatat mencapai 32 knot atau setara 59,264 kilometer per jam.
"Angin kencang tersebut merupakan dampak dari siklon tropis Anggrek yang terpantau di Samudra Hindia barat daya Bengkulu dan bibit siklon tropis 99S di daratan Australia bagian utara," katanya.
Baca juga: Petugas evakuasi keluarga terdampak tebing longsor di Banyumas
Baca juga: BPBD Kudus sosialisasikan Perbup Kajian Risiko Bencana
"Berdasarkan laporan sementara yang kami terima, angin kencang yang terjadi malam ini telah mengakibatkan sebuah pohon tumbang di ruas Jalan Raya Slarang-Adipala tepatnya di sebelah barat jembatan Sungai Serayu," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Bayu Prahara saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Cilacap, Jumat malam.
Pihaknya telah menerjunkan personel BPBD dan sukarelawan untuk menangani pohon tumbang yang melintang di jalan yang masuk jalur pantai selatan (pansela) itu.
Disinggung mengenai kemungkinan angin kencang tersebut telah berdampak terhadap rumah warga maupun fasilitas lainnya, dia mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan kejadian tersebut.
"Semoga situasi tetap aman dan terkendali, tidak sampai berdampak terhadap rumah-rumah warga," katanya.
Baca juga: Pemkot Semarang siapkan skema penanganan dampak longsor
Kendati demikian, dia mengakui angin kencang yang terjadi sejak dua hari terakhir telah berdampak terhadap puluhan rumah di dua desa, yakni Desa Tritih Wetan, Kecamatan Jeruklegi, dan Desa Karangpakis, Kecamatan Nusawungu.
Terkait dengan kejadian tersebut, Bayu mengatakan BPBD Kabupaten Cilacap pada Jumat (19/1) siang telah memberikan bantuan kepada warga yang terdampak bencana angin kencang.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap Budi Setyawan mengatakan bencana angin kencang yang terjadi pada hari Kamis (18/1) mengakibatkan 14 rumah di Desa Karangpakis mengalami kerusakan.
"Sedangkan di Tritih Wetan ada 8 rumah warga yang mengalami kerusakan," katanya.
Dalam pesan WhatsApp yang diterima ANTARA, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan kecepatan angin di Cilacap pada Jumat (19/1) malam tercatat mencapai 32 knot atau setara 59,264 kilometer per jam.
"Angin kencang tersebut merupakan dampak dari siklon tropis Anggrek yang terpantau di Samudra Hindia barat daya Bengkulu dan bibit siklon tropis 99S di daratan Australia bagian utara," katanya.
Baca juga: Petugas evakuasi keluarga terdampak tebing longsor di Banyumas
Baca juga: BPBD Kudus sosialisasikan Perbup Kajian Risiko Bencana