Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengakui bahwa peningkatan sumber daya manusia (SDM), baik kualitas maupun kuantitas menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan pada 2024.
"Bagi kami, Pemkot Semarang, PR pada 2024 itu SDM. Di samping infrastruktur, itu pasti ada, kemudian pendidikan dan kesehatan," katanya di Semarang, Senin.
Menurut dia, kuantitas SDM di jajaran Pemkot Semarang dari tahun ke tahun semakin berkurang dengan adanya pegawai negeri sipil (PNS) yang pensiun, sedangkan rekrutmen tidak diselenggarakan setiap tahun.
Meskipun ada SDM baru, kata dia, kompetensinya tentu tidak bisa disamakan dengan mereka yang sudah lama berkecimpung di bidang pekerjaannya sehingga perlu dilakukan peningkatan kompetensi.
"Orang-orang dengan kompetensi yang sudah ada semakin berkurang, sementara orang baru kan enggak bisa segera menggantikan mereka yang sudah kompeten," kata Ita, sapaan akrab Hevearita.
Apalagi, kata dia, saat ini perekrutan SDM baru kebanyakan untuk jalur Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dengan kompetensi yang terbatas, seperti kesehatan dan pendidikan.
"(Rekrutmen) CPNS setahun sekali, dulu malah sempet enggak ada. Sekarang yang banyak PPPK, dan lebih banyak tenaga kesehatan dan pendidikan," kata Wali Kota Semarang perempuan pertama itu.
Di sisi lain, kata dia, Pemkot Semarang banyak membutuhkan tenaga teknis, misalnya ahli lansekap, arsitek, hingga ahli pembangunan jalan dan jembatan untuk pembangunan infrastruktur.
Karena itu, diakuinya, butuh strategi dan perencanaan matang yang akan dikoordinasikan dengan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Semarang untuk mengatasi potensi kekurangan SDM.
"Ini kan (pejabat) eselon 2 dan 3 banyak yang sudah pensiun. Semakin lama SDM kan semakin berkurang. Makanya, harus ada manajemen, seperti apa perencanaannya," katanya.
Baca juga: Wali Kota Semarang keliling pantau perayaan tahun baru
"Bagi kami, Pemkot Semarang, PR pada 2024 itu SDM. Di samping infrastruktur, itu pasti ada, kemudian pendidikan dan kesehatan," katanya di Semarang, Senin.
Menurut dia, kuantitas SDM di jajaran Pemkot Semarang dari tahun ke tahun semakin berkurang dengan adanya pegawai negeri sipil (PNS) yang pensiun, sedangkan rekrutmen tidak diselenggarakan setiap tahun.
Meskipun ada SDM baru, kata dia, kompetensinya tentu tidak bisa disamakan dengan mereka yang sudah lama berkecimpung di bidang pekerjaannya sehingga perlu dilakukan peningkatan kompetensi.
"Orang-orang dengan kompetensi yang sudah ada semakin berkurang, sementara orang baru kan enggak bisa segera menggantikan mereka yang sudah kompeten," kata Ita, sapaan akrab Hevearita.
Apalagi, kata dia, saat ini perekrutan SDM baru kebanyakan untuk jalur Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dengan kompetensi yang terbatas, seperti kesehatan dan pendidikan.
"(Rekrutmen) CPNS setahun sekali, dulu malah sempet enggak ada. Sekarang yang banyak PPPK, dan lebih banyak tenaga kesehatan dan pendidikan," kata Wali Kota Semarang perempuan pertama itu.
Di sisi lain, kata dia, Pemkot Semarang banyak membutuhkan tenaga teknis, misalnya ahli lansekap, arsitek, hingga ahli pembangunan jalan dan jembatan untuk pembangunan infrastruktur.
Karena itu, diakuinya, butuh strategi dan perencanaan matang yang akan dikoordinasikan dengan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Semarang untuk mengatasi potensi kekurangan SDM.
"Ini kan (pejabat) eselon 2 dan 3 banyak yang sudah pensiun. Semakin lama SDM kan semakin berkurang. Makanya, harus ada manajemen, seperti apa perencanaannya," katanya.
Baca juga: Wali Kota Semarang keliling pantau perayaan tahun baru