Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bersama jajaran forum koordinasi pimpinan daerah (forkompinda) berkeliling sejumlah titik untuk memantau perayaan Tahun Baru 2024 di Kota Semarang, Minggu malam.
Pantauan perayaan pergantian tahun diawali dari Posko Terpadu Tugu Muda, kemudian kawasan Kota Lama Semarang, Gereja Blenduk, dan diakhiri di Lapangan Simpang Lima Semarang.
Di Posko Terpadu Tugu Muda Semarang, Ita, sapaan akrab Hevearita bersama rombongan melihat langsung rekayasa lalu lintas melalui Area Traffic Control System (ATCS) yang ada.
"Di Pos Tugu Muda ini ada inovasi-inovasi terbaru dari Dishub. Di mana ada empat titik dari Dishub bisa memperingatkan masyarakat dalam berkendara bisa tertib berlalu lintas," katanya.
Dari pantauan itu, ia menyampaikan situasi tetap kondusif, dan pada tahun ini Pemerintah Kota Semarang memang tidak menggelar kegiatan atau seremoni perayaan tahun baru.
Perayaan tahun baru di Kota Semarang terpencar di berbagai lokasi, seperti Lapangan Simpang Lima Semarang, Taman Tabanas Gombel, Pantai Marina, dan sejumlah lokasi keramaian lainnya.
Termasuk pula di Bendung Blancir yang berada di perbatasan dengan Kabupaten Demak, masyarakat berkumpul di kawasan itu untuk merayakan pergantian baru dengan pesta kembang api.
Masyarakat yang berkumpul di Bendung Blancir segera bersorak sorai diikuti dengan gemerlap kembang api yang berpendar bergantian di angkasa begitu waktu menunjukkan pukul 00.00 WIB.
Anggota DPRD Kota Semarang Dyah Ratna Harimurti mengapresiasi kemeriahan pesta kembang api di Bendung Blancir yang bisa menjadi destinasi wisata alternatif bagi masyarakat.
"Kebetulan Bendung Blancir ini berbatasan dengan Demak. Ini jadi tradisi tiap tahun ya. Selain tahun baru, ada tradisi juga menjelang Ramadhan dan karnaval takbiran malam Idul Fitri," katanya.
Sosok yang akrab disapa Detty yang kebetulan tinggal dekat lokasi itu mengatakan bahwa pesta kembang api di Bendung Blancir bisa memecah keramaian tahun baru di kawasan pusat kota.
"Jadi, orang tidak harus ke pusat kota untuk merayakan tahun baru. Apalagi, di Bendung Blancir ini jadi tradisi tiap tahun. Kami berharap pemerintah bisa mengembangkan potensi tempat ini," katanya.
Selama ini, katanya menambahkan, masyarakat setempat bergotong royong swadaya untuk menggelar kegiatan keramaian semacam itu, termasuk pesta kembang api menyemarakkan pergantian tahun ini.
Pantauan perayaan pergantian tahun diawali dari Posko Terpadu Tugu Muda, kemudian kawasan Kota Lama Semarang, Gereja Blenduk, dan diakhiri di Lapangan Simpang Lima Semarang.
Di Posko Terpadu Tugu Muda Semarang, Ita, sapaan akrab Hevearita bersama rombongan melihat langsung rekayasa lalu lintas melalui Area Traffic Control System (ATCS) yang ada.
"Di Pos Tugu Muda ini ada inovasi-inovasi terbaru dari Dishub. Di mana ada empat titik dari Dishub bisa memperingatkan masyarakat dalam berkendara bisa tertib berlalu lintas," katanya.
Dari pantauan itu, ia menyampaikan situasi tetap kondusif, dan pada tahun ini Pemerintah Kota Semarang memang tidak menggelar kegiatan atau seremoni perayaan tahun baru.
Perayaan tahun baru di Kota Semarang terpencar di berbagai lokasi, seperti Lapangan Simpang Lima Semarang, Taman Tabanas Gombel, Pantai Marina, dan sejumlah lokasi keramaian lainnya.
Termasuk pula di Bendung Blancir yang berada di perbatasan dengan Kabupaten Demak, masyarakat berkumpul di kawasan itu untuk merayakan pergantian baru dengan pesta kembang api.
Masyarakat yang berkumpul di Bendung Blancir segera bersorak sorai diikuti dengan gemerlap kembang api yang berpendar bergantian di angkasa begitu waktu menunjukkan pukul 00.00 WIB.
Anggota DPRD Kota Semarang Dyah Ratna Harimurti mengapresiasi kemeriahan pesta kembang api di Bendung Blancir yang bisa menjadi destinasi wisata alternatif bagi masyarakat.
"Kebetulan Bendung Blancir ini berbatasan dengan Demak. Ini jadi tradisi tiap tahun ya. Selain tahun baru, ada tradisi juga menjelang Ramadhan dan karnaval takbiran malam Idul Fitri," katanya.
Sosok yang akrab disapa Detty yang kebetulan tinggal dekat lokasi itu mengatakan bahwa pesta kembang api di Bendung Blancir bisa memecah keramaian tahun baru di kawasan pusat kota.
"Jadi, orang tidak harus ke pusat kota untuk merayakan tahun baru. Apalagi, di Bendung Blancir ini jadi tradisi tiap tahun. Kami berharap pemerintah bisa mengembangkan potensi tempat ini," katanya.
Selama ini, katanya menambahkan, masyarakat setempat bergotong royong swadaya untuk menggelar kegiatan keramaian semacam itu, termasuk pesta kembang api menyemarakkan pergantian tahun ini.