Kudus (ANTARA) -
Seribuan petani yang tergabung dalam Aliansi Petani Maju Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, memberikan dukungannya kepada pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.
Dalam deklarasinya di Gedung Graha Yudha Reksa Desa Kirig, Kecamatan Mejobo, Minggu, sekitar 1.500 petani menyatakan kesiapannya memenangkan Prabowo-Gibran dalam sekali putaran.
"Targetnya satu putaran dalam Pemilu 2024. Maka, di Kudus ditargetkan bisa meraih dukungan 60 persen karena banyak yang menjadi garda depan," kata Sekretaris Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Kabupaten Kudus Mawahib Afkar.
Menurut dia, target dukungan sebanyak itu merupakan target realistis karena semua partai politik koalisi sudah bergerak di tengah masyarakat untuk memenangkan pasangan calon nomor urut 2 tersebut.
Bahkan, kata dia, di Kabupaten Kudus banyak jajaran pengurus parpol koalisi yang menjadi nakhoda sehingga siap bekerja keras memenangkan pasangan Prabowo-Gibran.
Dukungan tidak hanya dari kelompok petani karena sebelumnya juga mengalir dukungan dari perwakilan buruh. Selain itu, juga ada dukungan dari kelompok guru swasta maupun organisasi kemasyarakatan lainnya.
Adanya dukungan petani terhadap Prabowo-Gibran karena Prabowo sudah belasan tahun menjadi bagian dari organisasi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sehingga ketika nanti dipercaya memimpin negeri ini, kata dia, akan memperjuangkan hak-hak petani serta mencarikan penyelesaian atas sejumlah masalah yang terjadi.
Sementara itu, sosok Gibran merupakan sebagai simbol kaum milenial dan pengusaha sehingga mengetahui kebutuhan pengusaha dan tingkat ketahanan pangan. Bisa pula mengangkat kaum pemuda bergerak di berbagai bidang dengan dukungan digitalisasi, termasuk di bidang pertanian.
"Tentunya pemuda jangan malu bertani karena bekerja di sektor pertanian merupakan pekerjaan mulai. Masyarakat makan apa jika tidak ada generasi penerus yang bekerja di sektor pertanian?" ujarnya.
Siswoto, perwakilan petani asal Undaan, siap memenangkan Prabowo-Gibran karena program kerja mereka juga terkait langsung dengan petani dan ketersediaan pupuk yang memberikan kesempatan petani penggarap juga mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi.
Program lainnya terkait dengan perawatan saluran irigasi yang memang dibutuhkan petani agar persoalan saluran irigasi setiap musim tanam bisa terpenuhi. Pada musim hujan, lanjut dia, juga tidak terjadi banjir karena ada perhatian soal aliran sungai.
"Kami juga menginginkan adanya penyelesaian permasalahan pascapanen, terutama kestabilan harga jual gabah agar petani tidak merugi," ujarnya.